This Author published in this journals
All Journal Jurnal Labora Medika
Nia Salsabila
Program Studi DIV Teknologi Laboratorium Medik, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Gambaran Mikroskopis Jaringan Kulit Normal Mencit Balb/C Setelah Perlakuan Plasma Jet Dengan Pengecatan Hematoxylin Eosin Nia Salsabila; Nasruddin Nasruddin; Tulus Ariyadi; Gela Setya Ayu Putri
Jurnal Labora Medika Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Labora Medika
Publisher : Program Studi Teknologi Laboratorium Medik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.665 KB) | DOI: 10.26714/jlabmed.5.2.2021.57-62

Abstract

Terdapat banyak pilihan pengobatan untuk perbaikan penyembuhan luka. Eksplorasi metode seperti perlakuan terhadap agen teknologi pengobatan plasma untuk terapi medis menghasilkan wawasan baru. Plasma merupakan zat keempat setelah padat, cair dan gas yang mampu menghasilkan Reactive Oxygen and Nitrogen Species (RONS) yang bermanfaat bagi kesehatan jika dosisnya tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh plasma jet pada kulit normal mencit yang rusak akibat pengaruh dosis berlebihan secara histologis dengan pewarnaan hematoxylin eosin (HE). Penelitian menggunakan mencit Balb/c 4 bulan yang dibagi menjadi 3 kelompok jarak paparan. Jarak yang paling berpengaruh pada kulit diperiksa secara mikroskopis untuk mengetahui perbedaan respon inflamasi pada 2 pengamatan yaitu jaringan yang rusak pada kulit dibedah pada hari ke-0 dan hari ke-1. Pada hari ke-0, jaringan kulit mencit dibedah 4 jam setelah terpapar plasma jet (D0) dan hari 2 tikus dibedah 24 jam setelah terkena plasma jet (D1). Hasil penelitian secara visual menyebabkan kerusakan kulit dalam jarak 3 mm. Hasil pengamatan kerusakan mikroskopis menunjukkan bahwa Paired T-test dengan nilai probabilitas 0,238 (P>0,05) berarti kedalaman kerusakan kulit D0 dan D1 tidak berbeda nyata. Kesimpulannya, jarak pancaran plasma 3 mm berpotensi merusak kulit normal, secara mikroskopis kerusakan kulit hanya terjadi pada epidermis, dan kedalaman kerusakan kulit tidak signifikan antara kulit yang dioperasi pada hari ke-0 dan hari-1.