Cahya Agung Nugraha
Prodi Peperangan Asimetris, Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas Pertahanan Republik Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGGUNAAN KEKUATAN BATALYON INFANTERI 315/GARUDA DALAM MENANGGULANGI KELOMPOK SEPARATIS TERORIS DI PAPUA Cahya Agung Nugraha; Triyoga Budi Prasetyo; Anwar Kurniadi
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 9, No 6 (2022): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v9i6.2022.2141-2148

Abstract

Kelompok Separatis Teroris Papua merupakan ancaman asimetris yang dapat memberikan dampak terhadap pertahanan negara di Indonesia. Penggunaan kekuatan Batalyon Infanteri 315/Garuda menjadi salah satu upaya dalam mengahdapi dan menanggulangi permasalahan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis aksi separatisme dan terorisme Papua serta upaya Tentara Nasional Indonesia dalam menanggulanginya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan melakukan pendalaman dari berbagai sumber mengenai pelibatan unsur TNI dalam menanggulangi aksi separatisme dan terorisme di Papua. Teori yang digunakan adalah teori strategi, teori insurjensi, teori pengembangan organisasi dan teori terorisme. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aksi separatisme dan terorisme yang dilakukan oleh KST di Papua sangat menjadi ancaman bagi pertahanan negara karena sasarannya meliputi fasilitas pelayanan publik serta warga sipil. Selanjutnya, penggunaan kekuatan Batalyon Infanteri 315/Garuda merupakan salah satu jalan yang tepat untuk menanggulangi aksi separatisme dan terorisme disana. Selain itu, penggunaan kekuatan Batalyon Infanteri 315/Garuda berorientasi pada langkah pembinaan teritorial guna membangun dukungan masyarakat di Papua. Di sisi lain, dalam menumpas aksi separatisme dan terorisme di Papua diperlukan pengerahan di semua bidang dalam upaya mencegah, menanggulangi dan memberantas ancaman asimetris lainnya. Kerja sama antar kementerian dan lembaga sebagai pembuat kebijakan, TNI dan pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah sebagai pelaksana operasional serta masyarakat sebagai kunci utama pendukung keberhasilan.