Della Edowati Nama Daz
Program Studi PBS Indonesia STKIP PGRI Jombang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Penggunaan Metode Sas (Struktur Analitik Sintetik) dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Membaca Permulaan Siswa Kelas II SDN Pucangro 2 Gudo Jombang Mindaudah Mindaudah; Della Edowati Nama Daz
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.478 KB) | DOI: 10.31004/jptam.v6i2.4485

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi penggunaan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) untuk mendeskripsikan implementasi metode SAS untuk membaca permulaan dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa sekolah dasar. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Pucangro 2 Gudo Jombang. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif kualitatif. Subjek pada penelitian ini yaitu guru kelas I Sekolah Dasar dan siswa Sekolah Dasar sejumlah 20 siswa. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, dokumentasi, wawancara dan tes. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisi data interaktif, ada tiga hal utama dalam analisis data model interaktif yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan pada pelaksanaan metode SAS pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk melatih keterampilan membaca permulaan ini sudah berjaalan sesuai dengan renacan pembelajaran yang tertuang dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Melihat dari hasil evaluasi pembelajaran yang telah diberikan, hasil menulis siswa sudah cukup baik. Nilai rata-rata kelas yaitu 81,75 dari 13 siswa di kelas II SDN Pucangro 2 Gudo Jombang. nilai terendahnya yiatu 70 dan nilai tertingginya yaitu 90. Berdasarkan KKM yang sudah ditentukan yaitu 75, maka dapat disimpulkan bahwa ada 90% siswa sudah mencapai nilai tuntas atau mencapai nilai KKM, sedangkan 10% siswa masih belum mencapai nilai tuntas atau masih dibawah nilai KKM.