Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search
Journal : Jurnal Gear : Energi, Perancangan, Manufaktur

Pembuatan Dan Pengujian Posisi Dudukan Pisau Mesin Chopper Pencacah Batang Jagung Amri Hidayat; Rabiul Aldi Tri Pramudia
Jurnal GEAR (Energi, Perancangan, Manufaktur & Material) Vol 1 No 1 (2023): Edisi 1
Publisher : Program Studi Teknik Mesin Fakultas Rekayasa Sistem Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/gear.v1i1.1979

Abstract

Jagung merupakan salah satu tanaman pangan primer kedua sehabis padi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan ternak sebab hampir keseluruhan bagian tumbuhan ini bisa dimaafatkan, selain sebagai komuditas pangan, juga dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan, batang dan daun tanaman yang muda dapat digunakan untuk pakan ternak kebanyakan peternak skala kecil menggunakan pencacahan secara manual dengan sabit, parang atau alat pertanian lainnya. Mesin pencacah (chopper) merupakan alat (dimensi) yang digunakan untuk membantu pertenakan dalam penyediaan tanaman hijauan yang dirajang menggunakan mesin pencacah bahan yang masih berukuran besar untuk dikecilkan. Pada penelitian ini terfokus pada dudukan mata pisau, jenis mata pisau yang digunakan pada modifikasi mesin chopper pencacah batang jagung yaitu planer terbuat dari material high speed steel (HSS) tipe aisi m2 dengan dimensi panjang 102mm x lebar 29mm x tebal 3mm. Pemilihan jenis mata pisau planer ini dikarenakan jenis mata pisau planer mempunyai ketahanan ketajaman mata pisau lebih tahan lama di bandingkan mata pisau dengan material besi. Kata Kunci: dudukan pisau, mesin chopper, pisau planer Jagung merupakan salah satu tanaman pangan primer kedua sehabis padi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan ternak sebab hampir keseluruhan bagian tumbuhan ini bisa dimaafatkan, selain sebagai komuditas pangan, juga dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan, batang dan daun tanaman yang muda dapat digunakan untuk pakan ternak kebanyakan peternak skala kecil menggunakan pencacahan secara manual dengan sabit, parang atau alat pertanian lainnya. Mesin pencacah (chopper) merupakan alat (dimensi) yang digunakan untuk membantu pertenakan dalam penyediaan tanaman hijauan yang dirajang menggunakan mesin pencacah bahan yang masih berukuran besar untuk dikecilkan. Pada penelitian ini terfokus pada dudukan mata pisau, jenis mata pisau yang digunakan pada modifikasi mesin chopper pencacah batang jagung yaitu planer terbuat dari material high speed steel (HSS) tipe aisi m2 dengan dimensi panjang 102mm x lebar 29mm x tebal 3mm. Pemilihan jenis mata pisau planer ini dikarenakan jenis mata pisau planer mempunyai ketahanan ketajaman mata pisau lebih tahan lama di bandingkan mata pisau dengan material besi.Kata Kunci: dudukan pisau, mesin chopper, pisau planer 
Perancangan mesin pengiris singkong dengan menngunakan metode phal beitz Amri Hidayat; Zulkiflin Bahmid
Jurnal GEAR (Energi, Perancangan, Manufaktur & Material) Vol 1 No 1 (2023): Edisi 1
Publisher : Program Studi Teknik Mesin Fakultas Rekayasa Sistem Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/gear.v1i1.2301

Abstract

Currently, Indonesia is the 4th largest cassava producing country in the world with an average total production of 19-20 million tons. Most of the areas in Indonesia that produce cassava products are only used for daily staples, and actually cassava can also be processed as snacks, for example cassava chips. This study aims to produce a cassava slicing machine design, which can assist in the processing of cassava into snacks, namely cassava chips. The method used in this study is the Pahl Beitz method consisting of 4 types, namely, planning and task explanations are compiling product technical specifications which are the basis forproduct design that can meet the needs of the community, both product concept designs are sought for several product concepts that can meet the requirements in the specification it is usually in the form of a simple sketch or schematic drawing and contains all the existing elements and components, the three design forms at this stage the result of the product concept in the form of a sketch or schematic drawing must be shaped in such a way that the elements together compiling the shape of the product, the four detailed designs, namely the arrangement of product elements, shapes, dimensions, surface smoothness, materials of each product element are determined
PENGARUH VARIASI UKURAN PARTIKEL BATANG JAGUNG TERHADAP KONDUKTIVITAS TERMAL DAN PEREDAMAN SUARA KOMPOSIT PARTIKEL BATANG JAGUNG Hafiz Gunawan Pasaribu; Amri Hidayat; Fadhli Dzil Ikram; Wirya Sarwana
Jurnal GEAR (Energi, Perancangan, Manufaktur & Material) Vol 1 No 2 (2023): Edisi 2
Publisher : Program Studi Teknik Mesin Fakultas Rekayasa Sistem Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/gear.v1i2.3132

Abstract

Nowadays, with the advancement of technology, it is possible that new problems arise, especially in the global environmental field. Some of these problems include global warming, noise or sound pollution, and water absorption issues. Global warming is a growing concern experienced and felt by people worldwide, characterized by increasing temperatures and unpredictable weather conditions. Reflecting on these issues, there is a need for a solution to address them. The wise solution is the production of natural-based composites. A composite is a material produced from two or more different substances that have distinct properties, resulting in a new and improved material. One natural material that can be used is corn stalks. The composition of corn cob particles used is 35, 18, and 12 mesh. Research results show that Fraction A (35 mesh) has an average thermal conductivity of 0.1976 W/mK, Fraction B (18 mesh) 0.1911 W/mK, and Fraction C (12 mesh) 1893 W/mK. In sound absorption testing, the highest sound absorption coefficient is found in Fraction A (35 mesh) at 0.352 at a frequency of 1400 Hz, while the lowest sound absorption coefficient is found in Fraction C (12 mesh) at 0.100 at a frequency of 800 Hz. In water absorption testing, Fraction A (35 mesh) has an average absorption rate of 8.56%, Fraction B (18 mesh) 10.67%, and Fraction C (12 mesh) an average of 10.97%.
PENGARUH KOMPOSISI BATANG TEBU, ABU SEKAM PADI DAN RESIN POLYESTER TERHADAP KONDUKTIVITAS TERMAL DAN PENYERAPAN SUARA Ivan Rusdianto; Fadhli Dzil Ikram; Wirya Sarwana; Amri Hidayat
Jurnal GEAR (Energi, Perancangan, Manufaktur & Material) Vol 1 No 2 (2023): Edisi 2
Publisher : Program Studi Teknik Mesin Fakultas Rekayasa Sistem Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/gear.v1i2.3148

Abstract

Untuk membuat rumah semakin nyaman dan terbebas dari panas dan kebisingan perlu dilakukan pemasangan teknologi (panel dinding) yang dapat menyerap panas dan kebisingan itu sendiri. Pembuatan papan partikel ampas tebu dapat diaplikasikan sebagai isolator panas dan juga menunjukkan bahwa nilai konduktivitas termal papan partikel tongkol jagung dipengaruhi oleh ukuran partikel, semakin kecil ukuran partikel semakin besar konduktivitas termal. Tujuan dari penelitian ini untuk Mengetahui pengaruh komposisi batang tebu dan abu sekam padi terhadap konduktivitas termal komposit dan sound absorber komposit partikel dan menggunakan metode eksperimen dengan membuat sampel sesuai dengan komposisi yang telah ditetapkan dan dilakukan uji laboratorium untuk mendapatkan sampel terbaik. Hasil penelitian ini menunjukkan sampel terbaik pada sampel campuran 15% batang tebu, 15% abu sekam padi dan resin poliester 70% sebesar 0,2365 W/mK untuk pengujian konduktivitas thermal dan hasil uji serapan bunyi memiliki nilai koefisien serapan tertinggi pada frekuensi 200-1400 Hz, yaitu sesuai dengan 0,057-0,616 cm.
PENGARUH VARIASI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA TERHADAP KINERJA MESIN PENGERING KERUPUK RUMPUT LAUT Mhd Sunandar Siregar; Mietra Anggara; Aldrin Aldrin; Amri Hidayat
Jurnal GEAR (Energi, Perancangan, Manufaktur & Material) Vol 1 No 2 (2023): Edisi 2
Publisher : Program Studi Teknik Mesin Fakultas Rekayasa Sistem Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/gear.v1i2.3165

Abstract

Kerupuk rumput laut merupakan makanan yang digemari masyarakat Indonesia, karena memiliki rasa yang gurih, renyah dimulut, dan memiliki banyak dampak kesehatan bagi tubuh manusia. Kualitas kerupuk rumput laut sangat dipengaruhi pada proses pengeringan, sebagian besar pengusaha kerupuk rumput laut di Sumbawa masih menggunakan cara tradisional pada sinar matahari yang membutuhkan waktu yang lama. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja mesin pengering kerupuk rumput laut menggunakan bahan bakar gas lpg akibat pengaruh temperatur dan kecepatan udara. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah laju pengeringan, kadar air, efesiensi pengeringan, dan konsumsi bahan bakar. Hasil penelitian ini setelah pengujian didapatkan yaitu, pengujian laju pengeringan yang tertinggi pada temperatur 70oC dan kecepatan 3 m/s dengan nilai 0.99 gr/menit, kadar air kerupuk rumput laut yang memenuhi SNI pada temperatur 70oC dan kecepatan 2 m/s dengan nilai kadar air 10% dan 3 m/s dengan nilai kadar air 8%, efesiensi pengeringan tertinggi pada temeratur 50oC dan temperatur 60oC pada kecepatan 1 m/s, dan konsumsi bahan bakar yang tertinggi pada pemakaian gas lpg pada temperatur 70oC dan kecepatan udara 3 m/s dengan pemakaian bahan bakar 1 kg.
VARIASI 40%, 50% DAN 60% KOMPOSISI BATANG TEBU, ABU SEKAM PADI DAN RESIN POLYESTER TERHADAP KONDUKTIVITAS TERMAL DAN PENYERAPAN SUARA Muhammad Sayid Sabilillah; Fadhli Dzil Ikram; Wirya Sarwana; Amri Hidayat
Jurnal GEAR (Energi, Perancangan, Manufaktur & Material) Vol 1 No 2 (2023): Edisi 2
Publisher : Program Studi Teknik Mesin Fakultas Rekayasa Sistem Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/gear.v1i2.3176

Abstract

Untuk membuat rumah semakin nyaman dan terbebas dari panas dan kebisingan perlu dilakukan pemasangan teknologi (panel dinding) yang dapat menyerap panas dan kebisingan itu sendiri. Pembuatan papan partikel ampas tebu dapat diaplikasikan sebagai isolator panas dan juga menunjukkan bahwa nilai konduktivitas termal papan partikel tongkol jagung dipengaruhi oleh ukuran partikel, semakin kecil ukuran partikel semakin besar konduktivitas termal. Tujuan dari penelitian ini untuk Mengetahui pengaruh komposisi batang tebu dan abu sekam padi terhadap konduktivitas termal komposit dan sound absorber komposit partikel dan menggunakan metode eksperimen dengan membuat sampel sesuai dengan komposisi yang telah ditetapkan dan dilakukan uji laboratorium untuk mendapatkan sampel terbaik. Hasil penelitian ini menunjukkan sampel terbaik pada sampel campuran 20% batang tebu, 20% abu sekam padi dan resin poliester 60% dengan nilai 0,2567 W/mK untuk pengujian konduktivitas thermal dan hasil uji serapan bunyi memiliki nilai koefisien serapan tertinggi pada frekuensi 200-1400 Hz, yaitu sesuai dengan 0,065-0,611 cm.
ANALISIS VARIASI TEMPERATUR, WAKTU DAN PENEMPATAN KERUPUK IKAN TONGKOL TERHADAP PERFORMA ALAT PENGERING TIPE RAK BERBASIS GAS LPG Muh Jefri; Aldrin Aldrin; Mietra Anggara; Amri Hidayat
Jurnal GEAR (Energi, Perancangan, Manufaktur & Material) Vol 1 No 2 (2023): Edisi 2
Publisher : Program Studi Teknik Mesin Fakultas Rekayasa Sistem Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/gear.v1i2.3179

Abstract

Kerupuk ikan merupakan makanan kering yang dibuat dari tepung, daging ikan dan bumbu lainnnya. Sebagian besar UMKM atau industri rumah tangga yang mengolah kerupuk ikan di Kabupaten Sumbawa Proses pengeringan yang digunakan masih menggunakan cara konvensional yakni dilakukan di tempat yang terbuka sehingga mendapatkan sinar matahari secara langsung dan diangin-anginkan Pengeringan dengan cara konvensional dapat mempengaruhi tingkat kebersihan. Oleh karena itu, dilakukan penelitian tentang rancang bagun alat pengering tipe rak berbasis gas lpj. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi waktu, temperatur, dan penempatan rak terhadap laju pengeringan, kadar air kerupuk ikan tongkol dan efesiensi pengeringan. Adapun hasil laju pengeringan tertinggi dihasilkan pada pada perlakuan penempatan rak zig-zag degan waktu 60 menit pada temperatur 70OC sebesar 2,29 gr/menit. Sedangkan laju pengeringan terendah terdapat pada penempatan rak sejajar dengan waktu 120 menit temperatur 60OC sebesar 1,39 gr/menit. Hasil pengujian kadar air kerupuk ikan tongkol dari kedua penempatan rak mencapai standar mutu kerupuk ikan (SNI 01-2713-1999) dengan waktu 120 menit pada temperatur 70OC sebesar 8% dan 7%. Hasil efesiensi pengeringan tertinggi terdapat pada penempatan rak zig-zag dengan waktu 60 menit pada temperatur 70OC sebesar 15,1219%. Sedangkan efesiensi pengeringan terendah terjadi pada penempatan rak sejajar dengan waktu 120 menit pada temperatur 60OC sebesar 5,9346%.
ANALISIS KEKUATAN SAMBUNGAN LAS LISTRIK BUSUR MANUAL (SMAW) PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN VARIASI ARUS AMPERE 120A, 125A DAN 130A Abdul Majid Rahman; Amri Hidayat; Fadhli Dzil Ikram; Aldrin Aldrin
Jurnal GEAR (Energi, Perancangan, Manufaktur & Material) Vol 1 No 2 (2023): Edisi 2
Publisher : Program Studi Teknik Mesin Fakultas Rekayasa Sistem Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/gear.v1i2.3190

Abstract

The strength of the welded joint is greatly influenced by one of the welding parameters, namely the amount of welding current. Determination of the amount of current in metal joining using arc welding. To get a good connection quality, it is necessary to determine the right current. The purpose of this study was to determine the tensile strength and hardness values ??of ASTM A36 low carbon steel after being welded using E 7018 electrodes with several current variations. This research is an experimental study that analyzes the tensile strength and hardness values ??of welding ASTM A36 low carbon steel using variations of three welding currents, namely 120A, 125A and 130A. The specimens used came from a material in the form of low carbon steel ASTM A36 with a thickness of 10 mm which had been welded using an E 7018 electrode. The results of the research that had been carried out showed that the average value of the tensile strength using a current of 120A was 510.49 (N/ mm²). The 125A current is 437.15 (N/mm²), and the 130A current is 258.72 (N/mm²). While the average hardness value of the specimen using a current of 120A is 78.83 HRB, at a current of 125A it is 89.81 HRB, and a current of 130A is 78.90 HRB. The results of welding with the E 7018 electrode have an ideal tensile strength with a welding current of 120A, while the highest hardness value is found at a current of 125A.
ANALISIS PENGARUH KECEPATAN ALIRAN UDARA PANAS DAN WAKTU PENGERINGAN TERHADAP LAJU PENGERINGAN DAN KADAR AIR KERUPUK TAPIOKA MESIN PENGERING OTOMATIS Irfan Maulana; Mietra Anggara; Aldrin; Amri Hidayat
Jurnal GEAR (Energi, Perancangan, Manufaktur & Material) Vol 2 No 1 (2024): Edisi 3
Publisher : Program Studi Teknik Mesin Fakultas Rekayasa Sistem Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/gear.v2i1.3296

Abstract

Kerupuk tapioka merupakan jenis kerupuk yang terbuat dari tepung tapioka yang dihasilkan dari umbi singkong. Pada pembuatan kerupuk tapioka salah satu proses penting yang harus dilakukan adalah proses pengeringan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kecepatan aliran udara panas dan waktu pengeringan terhadap laju pengeringan, dan kadar air kerupuk tapioka pada mesin pengering kerupuk otomatis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental, dengan menguji pengaruhnya terhadap laju pengerigan dan kadar air pada mesin pengering kerupuk. Hasil pengujian menunjukkan bahwa laju pengeringan tertinggi ada pada perlakuan dengan kecepatan 2,5 m/s dengan waktu 150 menit sebesar 1,43 gram/menit. Kemudian pengujian pada kadar air dengan waktu 180 dan 210 menit dengan kecepatan 1, 2, dan 2,5 m/s sudah mencapai kadar air yang sesuai dengan SNI yaitu max 8%. Ditarik kesimpulan bahwa dengan bertambahnya kecepatan udara laju pengeringan semakin meningkat dan semakin lama waktu pengeringan maka kadar air yang dihasilkan semakin menurun. Kata Kunci : Pengering kerupuk, mesin pengering otomatis, laju pengeringan dan kadar air kerupuk tapioka
Perancangan Kursi Kerja Di PT. Rezza Usaha Mandiri dengan Pertimbangan Anthropometri Apandi; Amri Hidayat; Mietra Anggara; Aldrin Aldrin
Jurnal GEAR (Energi, Perancangan, Manufaktur & Material) Vol 1 No 2 (2023): Edisi 2
Publisher : Program Studi Teknik Mesin Fakultas Rekayasa Sistem Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/gear.v1i2.3322

Abstract

The design of this work chair aims to provide optimal comfort and posture support according to the user's anthropometric characteristics. In an effort to create chairs that fit the various dimensions of the human body, anthropometric and target population data were collected and analyzed carefully. The results of this anthropometric analysis become the basis for designing the right chair dimensions. This chair offers easy and intuitive adjustments, such as adjustable seat height, adjustable backrest, and adjustable arms, so that the chair conforms to the most comfortable posture position for the wearer. In addition, this work chair uses ergonomic, high-quality materials, with features such as molded foam to increase comfort and shock absorption. This chair is also designed with an attractive aesthetic appearance, creating a pleasant work environment and supporting productivity. Through this approach, the design of an anthropometry-based work chair is expected to improve user health and comfort, reduce the risk of injury related to wrong sitting position, and increase efficiency and productivity in the work environment. Keywords: Design, Work Chair, Modification