Joko Aswoyo
Seni Program Magister, Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta, Kota Surakarta, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kostum sebagai Identitas Budaya dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Puti Andam Dewi; Joko Aswoyo
DESKOVI : Art and Design Journal Vol 5, No 1 (2022): JUNI 2022
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v5i1.1770

Abstract

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang disutradarai Sunil Soraya merupakan adaptasi novel yang ditulis oleh Buya Hamka dengan judul yang sama. Kisah tersebut menceritakan mengenai perbedaan budaya yang menghalangi asmara antara Zainuddin (suku Bugis) dan Hayati (suku Minang). Untuk menggambarkan setting tempat dan waktu film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck merepresentasikannya melalui kostum sebagai ciri bahwa cerita terjadi pada masa budaya-budaya pada masyarakat masing-masing daerah masih kental, namun terpengaruh budaya indis. Kostum merupakan penanda yang sangat jelas pada masa tersebut yang dapat membedakan stratifikasi sosial antara bangsawan dengan masyarakat pribumi. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif dan sumber data yang diperoleh dari film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah kostum yang menunjukkan wujud identitas masing-masing budaya yang digambarkan.
Kostum sebagai Identitas Budaya dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Puti Andam Dewi; Joko Aswoyo
DESKOVI : Art and Design Journal Vol. 5 No. 1 (2022): JUNI 2022
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v5i1.1770

Abstract

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang disutradarai Sunil Soraya merupakan adaptasi novel yang ditulis oleh Buya Hamka dengan judul yang sama. Kisah tersebut menceritakan mengenai perbedaan budaya yang menghalangi asmara antara Zainuddin (suku Bugis) dan Hayati (suku Minang). Untuk menggambarkan setting tempat dan waktu film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck merepresentasikannya melalui kostum sebagai ciri bahwa cerita terjadi pada masa budaya-budaya pada masyarakat masing-masing daerah masih kental, namun terpengaruh budaya indis. Kostum merupakan penanda yang sangat jelas pada masa tersebut yang dapat membedakan stratifikasi sosial antara bangsawan dengan masyarakat pribumi. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif dan sumber data yang diperoleh dari film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah kostum yang menunjukkan wujud identitas masing-masing budaya yang digambarkan.