Anemia ialah satu kondisi dimana terjadinya penurunan jumlah hemoglobin sehingga terjadi ketidakcukupan jumlah oksigen yang di bawa ke jaringan perifer. Seseorang dikatakan anemia bila konsentrasi hemoglobin <13 g/dL pada pria dewasa serta <12 g/dL pada wanita dewasa berdasarkan WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penurunan fungsi kognitif dapat memungkinkan kurangnya pengetahuan tentang anemia. Menurunnya kemampuan absorbsi besi dapat menyebabkan anemia. Asupan protein yang kurang membuat pengangkutan besi terhambat sehingga dapat terjadi anemia. Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan asupan zat besi dan protein dengan angka kejadian anemia pada lansia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dan pengamatannya secara cross sectional. Pemerolehan sampel diperoleh secara non- probability sampling yakni memakai metode consecutive sampling dan diperoleh 35 sampel. Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin dengan alat hematologi fotometer, isi kuesioner, dan isi lembar food recal 2x24 jam. Didapatkan bahwa 45,71% responden mengalami anemia, mayoritas responden memililiki tingkat pengetahuan kurang terhadap anemia (57,14%). Sebanyak 68,75% responden mempunyai asupan zat besi yang inadekuat dan sejumlah 60% responden memiliki asupan protein inadekuat. Berdasarkan hasil pengujian statistik chi-square terdapat hubungan yang memiliki hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan anemia nilai p = 0,008, ada hubungan yang memiliki hubungan yang bermakna antar asupan zat besi dengan anemia nilai p = 0,027, dan adanya hubungan yang bermakna antara asupan protein dengan anemia dengan nilai p = 0,019. Kesimpulan penelitian ini subjek penelitian yang mengalami anemia kemungkinan dikarenakan pengetahuan yang kurang, asupan zat besi dan proteinnya yang masih belum mencukupi sehingga terjadi anemia. Anemia ialah satu kondisi dimana terjadinya penurunan jumlah hemoglobin sehingga terjadi ketidakcukupan jumlah oksigen yang di bawa ke jaringan perifer. Seseorang dikatakan anemia bila konsentrasi hemoglobin <13 g/dL pada pria dewasa serta <12 g/dL pada wanita dewasa berdasarkan WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penurunan fungsi kognitif dapat memungkinkan kurangnya pengetahuan tentang anemia. Menurunnya kemampuan absorbsi besi dapat menyebabkan anemia. Asupan protein yang kurang membuat pengangkutan besi terhambat sehingga dapat terjadi anemia. Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan asupan zat besi dan protein dengan angka kejadian anemia pada lansia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dan pengamatannya secara cross sectional. Pemerolehan sampel diperoleh secara non- probability sampling yakni memakai metode consecutive sampling dan diperoleh 35 sampel. Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin dengan alat hematologi fotometer, isi kuesioner, dan isi lembar food recal 2x24 jam. Didapatkan bahwa 45,71% responden mengalami anemia, mayoritas responden memililiki tingkat pengetahuan kurang terhadap anemia (57,14%). Sebanyak 68,75% responden mempunyai asupan zat besi yang inadekuat dan sejumlah 60% responden memiliki asupan protein inadekuat. Berdasarkan hasil pengujian statistik chi-square terdapat hubungan yang memiliki hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan anemia nilai p = 0,008, ada hubungan yang memiliki hubungan yang bermakna antar asupan zat besi dengan anemia nilai p = 0,027, dan adanya hubungan yang bermakna antara asupan protein dengan anemia dengan nilai p = 0,019. Kesimpulan penelitian ini subjek penelitian yang mengalami anemia kemungkinan dikarenakan pengetahuan yang kurang, asupan zat besi dan proteinnya yang masih belum mencukupi sehingga terjadi anemia. Kata kunci: anemia, asupan protein, asupan zat besi, pengetahuan DOI : 10.35990/mk.v7n0.p48-59