Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

REKAYASA PROSES DISTILASI EKSTRAKTIF PADA PEMBUATAN PELARUT BERBASIS HIDROKARBON DENGAN MENGGUNAKAN ENTRAINER SULFOLANA Haniif Prasetiawan; Ratna Dewi Kusumaningtyas; Bayu Triwibowo; Dhoni Hartanto; Muhammad Fikri Al Ghifari; Syifa Karimah
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v7i1.6032

Abstract

Pelarut atau solvent merupakan salah satu komponen penting dalam proses kimia pada industri kimia. Salah satu jenis pelarut yang sering digunakan pada industri cat dan pelapis yaitu pelarut berbasis hidrokarbon yang terdiri dari campuran cairan kompleks yang beragam dan mengandung unsur alifatik, alisiklik dan aromatik (C5-C8). Aromatik hidrokarbon merupakan polutan lingkungan yang terkenal bersifat toksik, karsinogenik dan mutagenik sehingga dibutuhkan pelarut berbasis hidrokarbon dengan kandungan aromatik dibawah 1%. Metode pemisahan yang tepat untuk memisahkan komponen aromatik dan nonaromatik yang memiliki titik didih berdekatan adalah distilasi ekstraktif dengan entrainer sulfolana. Pada penelitian ini, sistem distilasi dengan entrainer sulfolana dijalankan menggunakan process simulation software Aspen Plus V.10 dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah sulfolana, feed stage dan jumlah stage terhadap sifat fisis pelarut berbasis hidrokarbon serta analisis energi dan ekonominya. Simulasi ini difokuskan pada variasi rasio sulfolana:crude feed ( 7:1, 7,5:1, 8:1, 8,5:1), variasi feed stage (stage ke-10 sampai ke-35) dan variasi jumlah stage (70,75,80). Hasil penelitian didapatkan kondisi optimum yaitu menggunakan rasio sulfolana:crude feed  8,5:1, feed stage ke-25 dan jumlah stage 80. 
HUBUNGAN PENGETAHUAN ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA PADA LANSIA Dinar Mutiara; Susanti Ratunanda; Muhammad Fikri Al Ghifari; Endry Septiadi
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan (Edisi PIT FK Unjani)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anemia ialah satu kondisi dimana terjadinya penurunan jumlah hemoglobin sehingga terjadi ketidakcukupan jumlah oksigen yang di bawa ke jaringan perifer. Seseorang dikatakan anemia bila konsentrasi hemoglobin <13 g/dL pada pria dewasa serta <12 g/dL pada wanita dewasa berdasarkan WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penurunan fungsi kognitif dapat memungkinkan kurangnya pengetahuan tentang anemia. Menurunnya kemampuan absorbsi besi dapat menyebabkan anemia. Asupan protein yang kurang membuat pengangkutan besi terhambat sehingga dapat terjadi anemia. Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan asupan zat besi dan protein dengan angka kejadian anemia pada lansia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dan pengamatannya secara cross sectional. Pemerolehan sampel diperoleh secara non- probability sampling yakni memakai metode consecutive sampling dan diperoleh 35 sampel. Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin dengan alat hematologi fotometer, isi kuesioner, dan isi lembar food recal 2x24 jam. Didapatkan bahwa 45,71% responden mengalami anemia, mayoritas responden memililiki tingkat pengetahuan kurang terhadap anemia (57,14%). Sebanyak 68,75% responden mempunyai asupan zat besi yang inadekuat dan sejumlah 60% responden memiliki asupan protein inadekuat. Berdasarkan hasil pengujian statistik chi-square terdapat hubungan yang memiliki hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan anemia nilai p = 0,008, ada hubungan yang memiliki hubungan yang bermakna antar asupan zat besi dengan anemia nilai p = 0,027, dan adanya hubungan yang bermakna antara asupan protein dengan anemia dengan nilai p = 0,019. Kesimpulan penelitian ini subjek penelitian yang mengalami anemia kemungkinan dikarenakan pengetahuan yang kurang, asupan zat besi dan proteinnya yang masih belum mencukupi sehingga terjadi anemia. Anemia ialah satu kondisi dimana terjadinya penurunan jumlah hemoglobin sehingga terjadi ketidakcukupan jumlah oksigen yang di bawa ke jaringan perifer. Seseorang dikatakan anemia bila konsentrasi hemoglobin <13 g/dL pada pria dewasa serta <12 g/dL pada wanita dewasa berdasarkan WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penurunan fungsi kognitif dapat memungkinkan kurangnya pengetahuan tentang anemia. Menurunnya kemampuan absorbsi besi dapat menyebabkan anemia. Asupan protein yang kurang membuat pengangkutan besi terhambat sehingga dapat terjadi anemia. Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan asupan zat besi dan protein dengan angka kejadian anemia pada lansia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dan pengamatannya secara cross sectional. Pemerolehan sampel diperoleh secara non- probability sampling yakni memakai metode consecutive sampling dan diperoleh 35 sampel. Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin dengan alat hematologi fotometer, isi kuesioner, dan isi lembar food recal 2x24 jam. Didapatkan bahwa 45,71% responden mengalami anemia, mayoritas responden memililiki tingkat pengetahuan kurang terhadap anemia (57,14%). Sebanyak 68,75% responden mempunyai asupan zat besi yang inadekuat dan sejumlah 60% responden memiliki asupan protein inadekuat. Berdasarkan hasil pengujian statistik chi-square terdapat hubungan yang memiliki hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan anemia nilai p = 0,008, ada hubungan yang memiliki hubungan yang bermakna antar asupan zat besi dengan anemia nilai p = 0,027, dan adanya hubungan yang bermakna antara asupan protein dengan anemia dengan nilai p = 0,019. Kesimpulan penelitian ini subjek penelitian yang mengalami anemia kemungkinan dikarenakan pengetahuan yang kurang, asupan zat besi dan proteinnya yang masih belum mencukupi sehingga terjadi anemia. Kata kunci: anemia, asupan protein, asupan zat besi, pengetahuan DOI : 10.35990/mk.v7n0.p48-59