Latar Belakang: Mi kering dan produk olahannya sangat rendah. Oleh karena itu, komposisi protein tinggi, misalnya ikan seperti makarel, harus ditambahkan. Untuk menambah nilai gizi mie basah, ditambahkan juga vitamin alami dari daun kelor. Daun kelor mengandung nutrisi dan vitamin A yang tinggi setara dengan empat kali vitamin A pada wortel. Metode: Formula mie dari penelitian sebelumnya: 450gr tepung terigu, 40gr tepung ikan kembung, 10gr tepung daun kelor, dan satu butir telur ayam mentah. Mie ditimbang masing-masing 100gr, dikukus selama sepuluh menit dalam air mendidih, dan dikeringkan menggunakan cabinet dry selama tiga hari. Kabinet kering sebagai alat pengering memiliki beberapa keistimewaan, seperti suhu tinggi, kelembaban dan kecepatan udara yang dapat diatur, sanitasi dan higienitas yang dapat dikontrol, tidak memerlukan ruang yang luas. Hasil: Prosedur pembuatan makanan kering bergizi adalah: Tahap 1: Pembuatan tepung ikan kembung, tepung daun kelor, dan alat pengering (lemari kering); Tahap 2: Membuat pajangan, membuat mi basah, dan mengeringkannya menggunakan kabinet kering. Mie benar-benar kering pada hari ke-3 dan beratnya 100gr; Tahap 3: Mensosialisasikan cara membuat mie kepada ibu rumah tangga di desa Meukisi. 13 peserta yang hadir mempraktekkan pembuatan mie kering dan mengeringkannya menggunakan cabinet dry; dan Tahap 4: Evaluasi: Mencermati hasil penjemuran, merebus mie kering, dan mengolahnya menjadi makanan ringan. Kesimpulan: Melalui sosialisasi tepung daun kelor dan tepung ikan kembung, mie kering bergizi, dan alat pengering (kabinet kering), kami menyediakan solusi lain untuk pembuatan produk mie yang efisien dan higienis tidak terpengaruh oleh cuaca.