Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Profil Pemecahan Masalah Kreatif Siswa MA Ditinjau dari Tingkat Math Self-Efficacy Widodo, Kukuh; Budiarto, Mega Teguh; Lukito, Agung
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 9, No 1 (2018): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif 9(1)
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v9i1.9850

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan profil pemecahan masalah kreatif siswa MA ditinjau dari tingkat math self-efficacy (MSE). Untuk mencapai tujuan peneliti menggunakan tahapan pemecahan masalah kreatif CPS Versi 6.1 yaitu membangun kesempatan, menggali data, membingkai masalah, membangkitkan ide, mengembangkan solusi, dan membangun penerimaan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari 2 siswa yaitu siswa dengan MSE tinggi dan rendah berdasarkan hasil analisis angket the PISA math self-efficacy scale. Teknik pengumpulan data adalah wawancara berbasis tugas untuk mendapatkan data mengenai pemecahan masalah kreatif siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) subjek dengan MSE tinggi malakukan tahapan membangun kesempatan, menggali data, membingkai masalah, membangkitkan ide (melakukan kefasihan, melakukan fleksibilitas, namun tidak melakukan kebaruan),  mengembangkan solusi, dan membangun penerimaan; dan (2) subjek dengan MSE rendah melakukan tahapan membangun kesempatan, membingkai masalah, membangkitkan ide (melakukan kefasihan, melakukan fleksibilitas, namun tidak melakukan kebaruan), mengembangkan solusi, dan membangun penerimaan, namun tidak menggali data.This study aimed at describing the profile creative problem solving MA students in terms of the level of math self-efficacy (MSE). To achieve objectives use creative problem-solving stage CPS Version 6.1 namely constructing opportunities, exploring data, framing problems, generating ideas, developing solutions, and building acceptance. This research is a descriptive qualitative approach. Subjects consisted of two students with high and low MSE based on the analysis of questionnaires the PISA math self-efficacy scale. The data collection technique is task-based interviews to obtain data on students' CPS. The results showed that (1) subject with high MSE doing constructing opportunities, exploring data, framing the problem, generating ideas (doing fluency, doing flexibility, without making novelty), developing solutions, and building acceptance stage; and (2) subject with low MSE doing constructing opportunities, framing the problem, generating ideas (doing fluency, doing flexibility, without making novelty), developing solutions, and building acceptance stage, without doing exploring data stage.
Profil Pemecahan Masalah Kreatif Siswa MA Ditinjau dari Tingkat Math Self-efficacy Widodo, Kukuh; Budiarto, Mega Teguh; Lukito, Agung
Jurnal Riset Pendidikan dan Inovasi Pembelajaran Matematika (JRPIPM) Vol 1, No 1 (2017): JRPIPM September 2017 Volume 1 Nomor 1
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jrpipm.v1n1.p11-18

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan profil pemecahan masalah kreatif siswa MA ditinjau dari tingkat math self-efficacy (MSE). Untuk mencapai tujuan peneliti menggunakan tahapan pemecahan masalah kreatif CPS Versi 6.1 yaitu membangun kesempatan, menggali data, membingkai masalah, membangkitkan ide, mengembangkan solusi, dan membangun penerimaan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari 2 siswa yaitu siswa dengan MSE tinggi dan rendah berdasarkan hasil analisis angket the PISA math self-efficacy scale. Teknik pengumpulan data adalah wawancara berbasis tugas untuk mendapatkan data mengenai pemecahan masalah kreatif siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) subjek dengan MSE tinggi malakukan tahapan membangun kesempatan, menggali data, membingkai masalah, membangkitkan ide (melakukan kefasihan, melakukan fleksibilitas, namun tidak melakukan kebaruan),? mengembangkan solusi, dan membangun penerimaan; dan (2) subjek dengan MSE rendah melakukan tahapan membangun kesempatan, membingkai masalah, membangkitkan ide (melakukan kefasihan, melakukan fleksibilitas, namun tidak melakukan kebaruan), mengembangkan solusi, dan membangun penerimaan, namun tidak menggali data.
Profil Pemecahan Masalah Kreatif Siswa MA Ditinjau dari Tingkat Math Self-efficacy Widodo, Kukuh; Budiarto, Mega Teguh; Lukito, Agung
Jurnal Riset Pendidikan dan Inovasi Pembelajaran Matematika (JRPIPM) Vol 1, No 1 (2017): JRPIPM September 2017 Volume 1 Nomor 1
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jrpipm.v1n1.p11-18

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan profil pemecahan masalah kreatif siswa MA ditinjau dari tingkat math self-efficacy (MSE). Untuk mencapai tujuan peneliti menggunakan tahapan pemecahan masalah kreatif CPS Versi 6.1 yaitu membangun kesempatan, menggali data, membingkai masalah, membangkitkan ide, mengembangkan solusi, dan membangun penerimaan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari 2 siswa yaitu siswa dengan MSE tinggi dan rendah berdasarkan hasil analisis angket the PISA math self-efficacy scale. Teknik pengumpulan data adalah wawancara berbasis tugas untuk mendapatkan data mengenai pemecahan masalah kreatif siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) subjek dengan MSE tinggi malakukan tahapan membangun kesempatan, menggali data, membingkai masalah, membangkitkan ide (melakukan kefasihan, melakukan fleksibilitas, namun tidak melakukan kebaruan),  mengembangkan solusi, dan membangun penerimaan; dan (2) subjek dengan MSE rendah melakukan tahapan membangun kesempatan, membingkai masalah, membangkitkan ide (melakukan kefasihan, melakukan fleksibilitas, namun tidak melakukan kebaruan), mengembangkan solusi, dan membangun penerimaan, namun tidak menggali data.
EFEKTIVITAS PASAL 25 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NO. 1 TAHUN 2016 YANG MENGATUR PEMINDAHTANGANAN TANAH DESA (Study Desa Tunjungtirto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang) Kukuh Widodo
Dinamika Vol 27, No 12 (2021): Dinamika: Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.11 KB)

Abstract

ABSTRACTVillage assets as assets belonging to the village community are not only recognized on a legal basis, but to what extent the benefits can be enjoyed by all village communities. However, one of the challenges faced today is not optimal, such as the transfer of village land. This indicates how mixed the implementation carried out by the village government in Maluku is, the transfer of typical village land that does not match what is stated in existing regulations. This writing is motivated by the existence of problems, namely, first, what is the background of the transfer of village land in Tunjungtirto Village, second, what is the procedure for the transfer of village land in Tunjungtirto Village, third, what are the legal consequences of the transfer of village land according to Article 25 Permendagri No. 1 of 2016 which regulates the transfer of village assets. The type of research used in this paper is empirical juridical research. While the approach used is a sociological juridical approach.Keywords: Transfer, Village, Land.ABSTRAKAset desa sebagai aset milik masyarakat desa, tidak hanya sekedar pengakuan dengan pendasaran hukum, akan tetapi sejauh mana manfaatnya bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat desa. Namun salah satu tantangan yang dihadapi saat ini belum maksimal sepertihalnya pemindahtanganan tanah khas desa. Hal ini mengindikasikan betapa campur aduknya pelaksanaan yang dilakukan pemerintah desa dalam Malukan pemindahtanganan tanah khas desa yang tidak sesuai yang dicantumkan dalam peraturan yang ada. Penulisan ini dilatarbelakangi dengan adanya permasalahan yaitu, pertama, apa yang menjadi latar belakang pemindahtanganan atas tanah Desa di Desa Tunjungtirto, kedua, seperti apa prosedur pemindahtanganan atas tanah desa di Desa Tunjungtirto, ketiga, bagaimana akibat hukum pemindahtanganan tanah desa menurut Pasal 25 Permendagri No. 1 Tahun 2016 yang Mengatur Pemindahtanganan Aset Desa. Jenis peneltian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian yuridis empiris. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis sosiologis.Kata Kunci: Pemindahtanganan, Desa, Tanah.
Identification of biotic and abiotic factors coal mine overburden on Warukin rock formation of South Kalimantan Fitriana, Ilma; Novianti, Vivi; H. Marrs, Rob; Widodo, Kukuh; Humami, Dhimas Wildan; Nugroho, Akhmed David
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol. 11 No. 3 (2024)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2024.113.5779

Abstract

Overburden (the dumping of mine tailings and other reject materials) from the Warukin geological formation is one of the potential acid-forming (PAF) of 33.17%. Mining can cause overburden to be exposed and affect biotic and abiotic conditions. The study aimed to analyze the biotic and abiotic factors of three different age overburdens from the Warukin Formation, South Kalimantan. Biotic factor measurements included vegetation sampling using line transect, soil insects using pitfall traps, and microbial using total plate count. Abiotic factor measurements included air temperature and humidity, light intensity, temperature, moisture, and pH of the substrate (n=3), and chemical overburden. Identification of plants and insect species using information from locals, identification books, and websites. Plant species diversity was analyzed using the Shannon-Wiener Index. Dominance species were analyzed using the Important Value Index (IVI). The relation of overburden age on biotic and abiotic factors was analyzed multivariate with Non-Metric Multidimensional Scaling (NMDS). The results showed that there are 102 species of plants and 11 species of soil insects. The numbers of fungi and bacteria are 10-4 CFU g-1 and 10-3 CFU g-1, respectively. Plant species diversity is classified as medium (H'= 2.34; 2.50 and 2.82). Changes in plant composition occurred as the microclimate and substrate nutrition improved. The organic matter increased over time. Humidity and light intensity influence the presence and composition of organisms, while pH values affect the adaptability of plants, insects, and microbes. Heavy metal concentrations have increased due to the physicochemical properties of the Warukin formation overburden.