Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

SUPERVISI PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA GURU SMAN 111, DI PENJARINGAN, BANDENGAN, JAKARTA UTARA Keni Keni; Widya Risnawaty; Lerbin R. Aritonang R; Shirly Gunawan
SABDAMAS Vol 1 No 1 (2019): SABDAMAS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Unika Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.74 KB)

Abstract

Untuk menunjang profesionalitas. seperti yang diatur dalam LampiranPeraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang StandarKualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, para guru diharapkan dapat melakukanPenelitian Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan PKM ini merupakan lanjutan dari kegiatanPKM sebelumnya. Pada kegiatan PKM sebelumnya, para guru hanya diberikanpelatihan mengenai penelitian tindakan kelas. Kegiatan PKM ini diharapkan dapatmemberikan supervisi dan pendampingan kepada guru-guru SMAN 111 untukmelakukan penelitian tindakan kelas. Kegiatan PKM ini dilakukan dalam empattahapan. Tahapan awal dilakukan dalam kelompok besar membahas judul penelitiandan penyusunan proposal Penelitian Tindakan Kelas. Tahap kedua melakukansupervisi untuk penyusunan Bab I (Pendahuluan) dan Bab II (Tinjauan Pustaka).Selanjutnya, tahap ketiga, melakukan supervisi untuk penyusunan Bab III (MetodePenelitian). Tahap akhir adalah pembahasan terhadap ringkasan proposal penelitiantindakan kelas guru SMA Negeri 111. Supervisi pelaksanaan penelitian tindakan kelaspada guru SMA Negeri 111 diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru untukmelakukan penelitian PTK, yang pada akhirnya akan menunjang kenaikan pangkatguru tersebut. Luaran akhir kegiatan PKM ini adalah: (a) modul Pelatihan PenelitianTindakan Kelas; (b) dilakukannya supervisi bertahap dalam pembuatan proposalpenelitian tindakan kelas, (c) dihasilkannya ringkasan proposal penelitian tindakankelas dari guru-guru SMAN 111.
Perbedaan Hasil Belajar Ditinjau dari Gaya Belajar pada Mahasiswa di Fakultas Y, Universitas X, Jakarta Widya Risnawaty; Maria Maria
Provitae: Jurnal Psikologi Pendidikan Vol 6, No 1 (2014): Provitae
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.64 KB) | DOI: 10.24912/provitae.v6i1.229

Abstract

One of indicators to measure successedfrom the learning processis the resultof learning. There are some ways to measurestudent learning outcomes, one of whichis totest the knowledge of students about the material they had learned. In this study, the outcome variableis limited to the knowledge that students have learned about general psychology, scientific writing and philosophy. The literature suggests that there are several factors that may affect the learning outcomes, such as learning styles and curriculum. Learning style is the tendency of a person to use their skills related to sensory areas, when they process certain information. The four main abilities are according to Fleming (2012)is a visual, auditory, reading/writing, and kinesthetic. This study use quantitative method to test the correlation. The study involved two groups of respondents, they are: (a) 172 student from year 2011; and(b) 134 students from year 2012. The results show that there is no significant difference on learning outcomes in terms of learning styles from partisipant.Keywords: learning styles, learning outcomes, studentĀ 
PENERAPAN HORTIKULTURA TERAPI UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY PADA LANSIA Aris Nugraha Silitonga; Monty P. Satiadarma; Widya Risnawaty
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 1, No 2 (2017): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v1i2.928

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat penerapan hortikultura guna meningkatkan self-efficacy pada lansia di panti werdha Y. Lansia merupakan orang dewasa yang telah memasuki umur 60 tahun ke atas. Lansia yang berdaya merupakan lansia yang aktif dalam beraktivitas. Aktivitas yang dapat dilakukan oleh lansia sangatlah beragam. Salah satunya adalah kegiatan bercocok tanam. Kegiatan bercocok tanam yang dilakukan adalah kegiatan menanam kangkung. Partisipan penelitian ini berjumlah tiga orang lansia berusia lebih dari 60 tahun yang berada di Panti Werdha Y. Namun karena pengaruh kesehatan yang memburuk hanya menyisakan dua partisipan. Pengukuran dengan MMSE dan wawancara dilakukan dalam pengambilan data. Hsil penelitian menunjukkan bahwa self-efficacy sesudah melakukan kegiatan hortikultura meningkat.
Perbedaan Hasil Belajar Ditinjau dari Gaya Belajar pada Mahasiswa di Fakultas Y, Universitas X, Jakarta Widya Risnawaty; Maria Maria
Provitae: Jurnal Psikologi Pendidikan Vol. 6 No. 1 (2014): Provitae
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/provitae.v6i1.229

Abstract

One of indicators to measure successedfrom the learning processis the resultof learning. There are some ways to measurestudent learning outcomes, one of whichis totest the knowledge of students about the material they had learned. In this study, the outcome variableis limited to the knowledge that students have learned about general psychology, scientific writing and philosophy. The literature suggests that there are several factors that may affect the learning outcomes, such as learning styles and curriculum. Learning style is the tendency of a person to use their skills related to sensory areas, when they process certain information. The four main abilities are according to Fleming (2012)is a visual, auditory, reading/writing, and kinesthetic. This study use quantitative method to test the correlation. The study involved two groups of respondents, they are: (a) 172 student from year 2011; and(b) 134 students from year 2012. The results show that there is no significant difference on learning outcomes in terms of learning styles from partisipant.Keywords: learning styles, learning outcomes, studentĀ 
PENGARUH KEBERFUNGSIAN KELUARGA TERHADAP STATUS IDENTITAS EGO PADA EMERGING ADULTHOOD Adriana Wowor; Widya Risnawaty
Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol. 4 No. 2 (2024): Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/empowerment.v4i2.1170

Abstract

Keluarga memainkan peran penting dalam perkembangan emerging adulthood. Fungsi keluarga, yang mengacu pada kualitas dan efektivitas interaksi keluarga, merupakan faktor krusial yang mempengaruhi proses perkembangan dan pembentukan identitas hingga dewasa (Arnett, 2015; Olson & Craddock, 2019). Penelitian Wallace (2017) menunjukkan adanya hubungan antara keberfungsian keluarga dengan pembentukan identitas diri pada masa emerging adulthood. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keberfungsian keluarga terhadap status identitas ego pada emerging adulthood. Subjek penelitian adalah individu usia 18-25 yang berdomisili di Pulau Jawa (N = 221). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Family Assessment Device-General Functioning Scale (FAD-GF) dan Extended Objective Measure of Ego Identity Status (EOM-EIS). Analisis regresi menunjukkan p = 0.00 < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari keberfungsian keluarga terhadap status identitas ego pada emerging adulthood. Keberfungsian keluarga memiliki pengaruh terbesar pada kategori status identitas ego achievement sebesar 73.9%. Selain itu, terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat keberfungsian keluarga dari setiap kategori status identitas ego (p = 0.00 < 0.05) Families play an important role in the development of emerging adulthood. Family functioning, which refers to the quality and effectiveness of family interactions, is a crucial factor that influences the process of development and identity formation into adulthood (Arnett, 2015; Olson & Craddock, 2019). Wallace's (2017) research shows a relationship between family functioning and self-identity formation in emerging adulthood. This study aims to determine the effect of family functioning on the status of ego identity in emerging adulthood. The research subjects were individuals aged 18-25 who live on the island of Java (N = 221). The instruments used in this study are Family Assessment Device-General Functioning Scale (FAD-GF) and Extended Objective Measure of Ego Identity Status (EOM-EIS). Regression analysis showed p = 0.00 < 0.05, so it can be concluded that there is a significant influence of family functioning on ego identity status in emerging adulthood. Family functioning has the greatest influence on the achievement ego identity status category at 73.9%. In addition, there is a significant difference in the level of family functioning of each ego identity status category (p = 0.00 < 0.05)