This Author published in this journals
All Journal Literatus
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kemampuan Fonetik dalam Perkembangan Bahasa pada Anak Usia Dini Lasdame Srydevi Octavia Sihombing; Irwan Siagian
LITERATUS Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Internasional Sosial dan Budaya
Publisher : Neolectura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37010/lit.v4i1.699

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan fonetik dalam meningkatkan perkembangan bahasa pada anak usia dini. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengolahan data menggunakan studi dokumentasi dan pustakaan. Subjek penelitian adalah anak-anak usia 0-6 tahun. Perkembangan fonetik pada anak secara umum dapat dilihat dari kemampuan bahasa reseptif dan produksi bahasa. Ketika seorang anak telah mampu memproduksi bunyi dalam bahasa (fonetik) dengan tepat, mulai mencoba untuk mengaitkannya dengan makna yang hendak disampaikan dan menggunakan susunan kata-kata yang tepat dalam ungkapannya, anak tersebut sudah mampu untuk menggunakan bentuk bahasa ekspresifnya dalam menyampaikan gagasan. Dengan digunakannya bahasa ekspresif untuk menyatakan kehendak kepada pihak lain, anak tersebut mampu menerima respons dari lawan bicaranya dengan menggunakan kemampuan reseptifnya. Satu pihak menggunakan bahasa ekspresif dan pihak lain menggunakan bahasa reseptif dan sebaliknya merupakan suatu timbal balik yang sering disebut dengan komunikasi. Proses perkembangan pengetahuan fonetik pada anak usia dini dimulai dari tahap bayi, batita, prasekolah dan teman kanak-kanak. Perkembangan bahasa pada anak menunjukkan karakter yang spesifik di setiap tahap perkembangannya. Perkembangan bahasa pada anak usia dini mungkin berbeda-beda, namun secara alamiah perkembangan bahasa pada anak cenderung memiliki tahap yang sama. Perkembangan tersebut  harus seimbang  untuk memperoleh hasil yang optimal. Ada anak yang berusia 10-14 bulan sudah dapat mengucapkan satu kata sementara ada anak yang belum dapat mengucapkan satu kata dengan jelas. Di sisi lain, ada anak jenjang usia 3 tahun yang belum dapat memahami instruksi sederhana dari orang tuanya sementara di sisi lain ada anak yang sudah mampu memahami bahasa yang di ucapkan sesuai instruksi orang tuanya.