ABSTRAKDaun papilak (Mussaenda frondosa L.) oleh masyarakat dayak digunakan sebagai masker wajah untuk memperhalus kulit. Pada penelitian ini daun papilak dibuat dalam bentuk sediaan clay mask. Berdasarkan hasil penelitian ekstrak etanol daun papilak mengandung metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, saponin, steroid dan tanin. Ekstrak etanol daun papilak dan clay mask daun papilak mempunyai sifat fisik yang baik namun dari segi efektifitas terhadap bakteri penyebab jerawat (S.aureus, S. epidermidis dan P.acnes) seluruhnya memiliki interpretasi resisten jika dibandingkan dengan klindamisin pada pedoman CLSI. Kontrol positif clay mask juga memiliki interpretasi resisten. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa clay mask daun papilak ini tidak efektif untuk mengatasi jerawat, namun dikarenakan masih minim penelitian tentang Mussaenda frondosa maka perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan mengubah metode ekstraksi ataupun pelarut sebagai data pembanding. Kata kunci : Acne; Clay Mask; Kalimantan Tengah; Mussaenda frondosa;Papilak.ABSTRACTPapilak (Mussaenda frondosa L.) leaves are used by local people as a face masks to soften the skin. In this study, papilak leaves were made into clay mask. The result showed an ethanolic extract of papilak leaves contains secondary metabolites like alkaloids, flavonoids, saponins, steroids, and tannins. Ethanolic extract of papilak and clay mask of papilak has good physical properties but has resistance interpretation against acne-causing bacteria (S.aureus, S. epidermidis, and P. acnes) if compared to clindamycin in the CLSI guidelines.The positive control of clay mask also has a resistance interpretation. It can be concluded that clay mask of extract ethanol papilak leaves is not effective for treating acne vulgaris, but due to the lack of study about Mussaenda frondosa, it is necessary to carry out further study by changing the extraction method or solvent as comparison data. Keywords : Acne; Central Kalimantan; Clay Mask; Mussaenda frondosa;Papilak.