Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Myths-Based Local Wisdom of Rural Community Abdul Hafidz; Muhammad Yusri AR; Rizky Marwani Bagus; Nur Aulia Rachman
Ethical Lingua: Journal of Language Teaching and Literature Vol. 9 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/25409190.382

Abstract

Pamboborang Village is one of the villages in the District of Banggae, Majene Regency. Pamboborang Village which has a lot of potentials to be developed both in terms of tourism and natural resources. The location of this village is not far from the district city center so that this village can quickly obtain information, both the latest news and issues in the community. The people who live in this area have customs that are still practiced today. This attracted our attention to research further, because in the era of increasingly rapid development of technology and science, they still maintain their culture. The purpose of this study is to reveal the meaning of the myth that has been developing in the Pamboborang community, which is part of the community belonging to an educated society in the modern era. This study uses ethnographic qualitative research methods. The results of the research are expected to contribute to the world of education, especially to learn about matters related to humans and culture in general. The results of this study found that cultural activities carried out by the community which became a myth among the community contained the meaning of togetherness, respecting and carrying out the advice of their parents, and remembering the Creator in various situations. This should be maintained considering the increasingly rapid flow of science and technology development. So that later the myths that develop among them can be a medium to filter the impacts of the current science and technology development.
Pendampingan Tim Penyusun RKP Desa dalam Pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Desa di Desa Pamboborang Muhammad Sajidin; Abdul Hafid; Muhammad Yusri A. R.
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 8 No 4 (2023): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v8i4.579

Abstract

Tim 11 Merupakan tim yang menyusun dokumen RKP Desa, dimana RKP Desa ini wajib mengacu pada SDGs Desa, dokumen RKP Desa merupakan salah satu dokumen penting yang disusun setiap tahunnya oleh pemerintah desa. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah membantu Tim 11 dalam penyusunan dokumen RKP Desa dalam upaya pencapaian SDGs Desa di Desa Pamboborang, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Layanan ini melibatkan dosen dan mahasiswa di lingkungan Universitas Sulawesi Barat, dan dengan tahapan 1) Penyusunan dan Koordinasi dengan Pemerintah Desa; 2) pelaksanaan penyuluhan SDGs Desa; 3) Melakukan Focus Group Discussion dengan Tim 11; 4) Fasilitasi Dokumen RKP Desa berbasis SDGs. Hasil yang diperoleh dalam kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pendampingan kepada Tim 11 di desa Pamboborang dalam menyusun RKP desa dalam mencapai SDGs Desa, pemerintah desa memahami bagaimana menyusun dan menerapkan SDGs Desa di Desa Pamboborang, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Team 11 Is a team that compiles the Village RKP document, where this Village RKP is required to refer to the Village SDGs, the Village RKP document is one of the important documents compiled annually by the village government. The purpose of this community service is to assist Team 11 in preparing the Village RKP document in an effort to achieve Village SDGs in Pamboborang Village, Banggae District, Majene Regency, This service involves lecturers and students at the University of West Sulawesi, and with stages 1) Preparation and Coordination with the Village Government; 2) implementation of Village SDGs outreach; 3) Conduct Focus Group Discussion with Team 11; 4) Facilitation of Village SDGs-based Village RKP Documents. The results obtained in this activity are expected to provide assistance to Team 11 in Pamboborang village in compiling the village RKP in achieving the Village SDGs, the village government understands how to compile and apply the Village SDGs in Pamboborang Village, Banggae District, Majene Regency, West Sulawesi Province.
Analisis Perdagangan Internasional Indonesia dengan Papua Nugini di Bidang Pertanian Tahun 2019-2021 Ros Andikayani; Riady Ibnu Khaldun; Abdul Hafid; Andi Ismira
Indonesian Journal of Peace and Security Studies (IJPSS) Vol. 5 No. 1 (2023): Indonesian Journal of Peace and Security Studies
Publisher : Department of International Relations, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ijpss.v5i1.119

Abstract

Kerjasama bilateral Indonesia dan Papua Nugini sudah lama terjalin dalam berbagai bidang ketika hubungan diplomatik kedua negara dimulai di mana saat ini Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri berupaya untuk membangun hubungan kerjasama yang lebih erat khususnya di bidang perdagangan pada sektor pertanian. Kerjasama ini merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam mendorong terciptanya pembangunan sektor pertanian di Indonesia mengingat potensi SDA dan SDM di Indonesia yang sangat memadai namun masih kurang dalam pemanfaatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam rangka untuk memaksimalkan perdagangan dan bagaimana perkembangan perdagangan antara Indonesia dan Papua Nugini. Perkembangan perdagangan antara Indonesia dan Papua Nugini dari Tahun 2019 hingga 2021 terus mengalami perkembangan yang positif di bidang pertanian sehingga kerja sama perdagangan akan terus dilakukan untuk bisa memenuhi kebutuhan kedua negara. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam memaksimalkan perdagangan dengan Papua Nugini yaitu dengan meningkatkan akses pasar, mengembangkan investasi, dan memperkuat peran diplomasi pertanian.
Analisis Evaluatif Kebijakan Lingkungan Hidup di Wilayah Sulawesi Barat 2016-2023 Muhammad Rizky Prawira; Abdul Hafid; Sriwiyata Ismail Zainuddin; Andi Ismira; Muhammad Alif Mulky
Syntax Idea 1342-1354
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v6i3.3115

Abstract

The implementation of environmental policies at the local or regional level can be reflected in the situation in West Sulawesi region. This research was conducted by highlighting various environmental policies that have been implemented by the West Sulawesi regional government in the last seven (7) years (2016-2023), then evaluating the effectiveness of these policies and the real impact they have produced in environmental preservation. The method used in this research is a combination of process tracing methods and semi-structured interviews. From the results of data collection and analysis, it was found that there had been some progress in terms of monitoring and law enforcement as well as increasing awareness of the young generation of West Sulawesi regarding environmental preservation. However, programs and policies on other issues such as reforestation of coastal lands, reforestation of forests, rehabilitation of critical lands, and waste management still need further improvement and refinement.
Pengaruh Budaya Populer Di Kalangan Pemuda Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Budaya Komunitas Etnik (Studi Tentang Korean Wave Di Komunitas Suku Mandar, Provinsi Sulawesi Barat) Eni Susanti; Mu’min Mu’min; Dwi Rianisa Mausili; Muhammad Sajidin; Abdul Hafid
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 29, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.88415

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya populer di kalangan pemuda dan implikasinya terhadap ketahanan budaya komunitas etnik (studi tentang Korean Wave di Komunitas Suku Mandar Provinsi Sulawesi Barat).Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2023 di Provinsi Sulawesi Barat. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik Forum Group Discussion (FGD), observasi dan studi pustaka. Informan dari penelitian ini adalah para pemuda yang berusia antara 16 – 30 tahun dengan kriteria informan merupakan fans Korean Wave dan bersuku asli mandar yang berdomisili di wilayah Provinsi Sulawesi Barat. Informan pada penelitian ini berjumlah 13 orang. Data yang diperoleh  dianalisis secara deskriptif kualitatif.Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa masuknya kebudayaan korean wave tidak memberikan pengaruh terhadap ketahanan budaya Mandar di kalangan pemuda di Provinsi Sulawesi Barat. Informan dalam penelitian ini masih mampu  menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan kebudayaan mandar seperti kepandaian berbahasa Mandar, nilai-nilai malaqbiq, makanan khas, baju adat serta macam-macam kebudayaan yang ada di tanah Mandar. Ini membuktikan bahwa mereka tidak melupakan kebudayaannya sendiri walaupun masih terdapat beberapa informan yang tidak lancar berbahasa mandar, tidak paham mengenai nilai-nilai malaqbiq di tanah Mandar, dan sedikit kebudayaan yang masih diingat. Namun  secara keseluruhan informan masih mengetahui budaya asli Mandar seiring dengan masuknya budaya korean wave, hal ini dikarenakan lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat yang masih menerapkan budaya Mandar dalam kehidupannya sehari-hari. Bahkan dengan adanya korean wave mereka lebih termotivasi dan semangat dalam mengejar impiannya. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa masuknya kebudayaan korean wave tidak memberikan pengaruh negatif terhadap ketahanan budaya Mandar di kalangan pemuda di Provinsi Sulawesi Barat.
Pelestarian Budaya Pakkacaping dalam Mendukung Ketahanan Budaya Masyarakat Suku Mandar (Studi pada Suku Mandar di Tinambung Kabupaten Polewali Mandar) Hafid, Abdul; Sajidin, Muhammad; Yusri A.R, Muhammad; Susanti, Eni
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 30, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.98869

Abstract

ABSTRACT The entry of the era of globalization and modernization has made Pakkacaping 's traditional culture less in demand by the public because it is considered village music, not cool and less prestigious. This makes the cultural resilience of the people of Tinambung District in Polewali Mandar Regency weaken. For this reason, efforts are needed to preserve Pakkacaping  culture in order to support cultural resilience and maintain the culture of the Mandar tribe through traditional Pakkacaping  arts to be sustainable and enjoyed by future generations. The purpose of this study is to analyze the efforts to preserve the Pakkacaping  culture of the Mandar Tribe Community in strengthening Cultural Resilience in Tinambung District, Polewali Mandar Regency, West Sulawesi Province. The research uses a case study method with a qualitative approach with Tangnga-Tangnga Village Government informants, youth leaders, and Pakkacaping  players. Data collection through primary data and secondary data. Data collection techniques include semi-structured interviews, observation and analysis of documents. Data analysis techniques are in the form of data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results of the study show that the Pakkacaping  culture still exists and is able to be a catalyst in strengthening the cultural resilience of the Mandar Tribe community, especially in Tinambung District, Polewali Mandar Regency. Collaboration and support (budget, equipment assistance, art festivals, and others) both from the government, youth leaders and Pakkacaping  art players are needed in popularizing Pakkacaping  culture to the wider community. The strategy is to strengthen the resilience of Pakkacaping  culture through the ability to maintain the cultural value system, adapt to changing times, integrate the community to support Pakkacaping  culture and create common goals in the community regarding Pakkacaping  culture. The support of various elements of society (government, cultural arts actors and youth leaders) and encouraging the four main functions of culture to develop so that Pakkacaping  culture can continue to survive and not be eroded by the changing times..