Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Opportunity for the Implementation of Conservation Farming for Cropping Gambier in West Sumatra WINARDI, .
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 5, No 02 (2011): Desember 2011
Publisher : Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gambier is one of the leading commodity from West Sumatra of plantation subsector. Total area gambier cultivation in West Sumatra, currently covers 18,204 ha with a production of 10,114 tons/year. Gambier planting areas are concentrated in two regions, namely District of Limapuluh Kota and District of Pesisir Selatan. Gambier is generally cultivated by traditional farmers in the forest, both protected forest and community forest. Areas with steep slopes are usually not intended as an area of cultivation. Classes of land capability in this area range from Class V to Class VIII. The low ability of farmers, whether in farming or the economic causing of gambier cultivation technology will be potluck. Such circumstances likely causing land degradation on gambier plantation. Conservation farming with agroforestry practices have an opportunity to be developped because of low cost potentially increase income and welfare. The conservation farming has been practiced by some gambier farmer
OPPORTUNITY FOR THE IMPLEMENTATION OF CONSERVATION FARMING FOR CROPPING GAMBIER IN WEST SUMATRA WINARDI, .
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 5, No 2 (2011)
Publisher : Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.634 KB) | DOI: 10.21082/jsdl.v5n02.2011.%p

Abstract

Gambier is one of the leading commodity from West Sumatra of plantation subsector. Total area gambier cultivation in West Sumatra, currently covers 18,204 ha with a production of 10,114 tons/year. Gambier planting areas are concentrated in two regions, namely District of Limapuluh Kota and District of Pesisir Selatan. Gambier is generally cultivated by traditional farmers in the forest, both protected forest and community forest. Areas with steep slopes are usually not intended as an area of cultivation. Classes of land capability in this area range from Class V to Class VIII. The low ability of farmers, whether in farming or the economic causing of gambier cultivation technology will be potluck. Such circumstances likely causing land degradation on gambier plantation. Conservation farming with agroforestry practices have an opportunity to be developped because of low cost potentially increase income and welfare. The conservation farming has been practiced by some gambier farmer
Opportunity for the Implementation of Conservation Farming for Cropping Gambier in West Sumatra . WINARDI
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 5, No 2 (2011)
Publisher : Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jsdl.v5n2.2011.%p

Abstract

Gambier is one of the leading commodity from West Sumatra of plantation subsector. Total area gambier cultivation in West Sumatra, currently covers 18,204 ha with a production of 10,114 tons/year. Gambier planting areas are concentrated in two regions, namely District of Limapuluh Kota and District of Pesisir Selatan. Gambier is generally cultivated by traditional farmers in the forest, both protected forest and community forest. Areas with steep slopes are usually not intended as an area of cultivation. Classes of land capability in this area range from Class V to Class VIII. The low ability of farmers, whether in farming or the economic causing of gambier cultivation technology will be potluck. Such circumstances likely causing land degradation on gambier plantation. Conservation farming with agroforestry practices have an opportunity to be developped because of low cost potentially increase income and welfare. The conservation farming has been practiced by some gambier farmer
PERAN PERANGKAT DESA UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT BIDANG PENDIDIKAN Nor Rohmat Syarifuddin; . Winardi
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 3, No 1 (2021): Third Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan diharapkan bahwa dapat menjadi tonggak utama dalam pembangunan dan penjagaan kelangsungan kehidupan masyarakat desa. Pemerintah desa memiliki wewenang dalam perencanaan program pembangunan salah satunya dalam bidang pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesadaran masyarakat pada pendidikan, dan mendeskripsikan peran perangkat desa  dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dalam bidang pendidikan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa  kurang adanya kesadaran masyarakat pada pendidikan sehingga angka putus sekolah cukup tinggi. Peran Perangkat Desa dalam meningkatkan kesadaran masyarakat pada bidang pendidikan adalah memberikan fasilitas kepada masysrakat pada pendidikan non formal, memberikan pembinaan kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan, melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan, dan optimalisasi rencana strategis pembangunan desa sebagai  terwujudnya suatu sumber daya manusia  yang unggul .
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK ADAPTABILITAS PARA PEKERJA DALAM ERA DISRUPSI DAN PANDEMI Agus Prianto; . Winardi; Umi Nur Qomariyah
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 3, No 1 (2021): Third Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yangsangat pesat, yang ditandai dengan hadirnya berbagai perangkat digital, kecerdasan buatan, dan robotika telah menyebabkan terjadinya disrupsi di berbagai bidang kehidupan. Saat ini, Aktifitas ekonomi dan bisnis juga sedang mengalami anomali sebagai dampak dari adanya pandemi global yang dipicu oleh Covid-19. Hal ini berdampak langsung pada perubahan tatanan kehidupan di berbagai bidang, dan mengubah cara kerja dan berbagai aktifitas usaha bisnis. Disrupsi di berbagai bidang dan pandemi menyebabkan hilangnya berbagai aktifitas pekerjaan lama digantikan dengan pekerjaan baru yang sebelumnya tidak ada.  Para pekerja dituntut untuk memperbaharui pengetahuan dan kecakapan kerja agar mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru. Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan beradaptasi para pekerja dalam lingkungan kerja yang sedang dalam kondisi anomali. Analisis variance digunakan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, lama kerja, dan usia para pekerja terhadap kemampuan beradaptasi. Untuk mengungkapkan berbagai variabel pembentuk kemampuan beradaptasi, penelitian inimenggunakan teknik analisis faktor konfirmatori. Kajian ini mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan, lama kerja, dan usia pekerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kemampuan beradaptasi para pekerja. Kajian ini juga berhasil mengungkapkan 12 variabel manifes yang membentuk kemampuan beradaptasi para pekerja, yaitu: literasi digital, percaya diri, motivasi, otonomi, kreatifitas, kemampuan menghadapi situasi darurat, kemampuan menghadapi tekanan kerja, kesiapan berubah, kemampuan dan kemauan belajar,proaktif, resiliensi, dan kepemilikan skill spesifik. Dalam situasi anomali, kemampuan beradaptasi menjadi keunggulan kompetitif yang harus dikuasai oleh siapa pun agar mampu bersaing dalam bursa kerja. Oleh karena itu, disarankan agar kegiatan pembelajaran di berbagai jenjang pendidikan dapat memperkuat kemampuan beradaptasi para siswa. Kepada peneliti lain diharapkan mengkaji lebih lanjut terkait dengan isu adaptabilitas dan berbagai faktor yang mempengaruhinya.