Eritrina Windyarini
Center for Forest Biotechnology and Tree Improvement, Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 15, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Identification and Seedlings Growth Evaluation of Shorea Species-Producing Tengkawang Windyarini, Eritrina; Hasnah, Tri Maria
Jurnal Wasian Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Wasian
Publisher : Balai Penelitian Kehutanan Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jwas.v2i1.868

Abstract

Most of  non timber forest product (NTFP) utilization taken from natural forests which decrease on productivity annually, including tengkawang producer species which taken from West Kalimantan natural forests. This condition needs an effort to preserve those species from natural population utilization through plantation forest development that require spesific strategy. This study was part of breeding strategy of shorea species producing tengkawang which aimed to species identify and seedling growth evaluation used genetic material from 2 (two) population from West Kalimantan. The research was arranged in 2 (two) steps, i.e.1) species identification used morphology characteristic difference, and 2) seedling growth evaluation (height,diameter,sturdiness). Seedling growth evaluation was arranged in RCBD, with 5 plot (combination of species and source population), contained 25 seedlings and 4 replications (blocks). The result showed that seedlings of shorea species producing tengkawang, i.e. S.stenoptera,  S.macrophylla, and S.gysbertsiana can be different from its stipulae morphology characteristic. Growth of 10 months shorea species producing tengkawang seedlings were significantly different on height and sturdiness. Seedlings height were 67,19 – 88,79 cm, seedlings diameter 9,65 – 10,33 mm and sturdiness 7 – 9,21 in range. The best seedling growth was S.stenoptera and S.macrophylla from Gunung Bunga, West Kalimantan.
VARIATION IN BIOFUEL POTENTIAL OF TWELVE CALOPYLLUM INOPHYLLUM POPULATIONS IN INDONESIA Leksono, Budi; Hendrati, Rina Laksmi; Windyarini, Eritrina; Hasnah, Trimaria
Indonesian Journal of Forestry Research Vol 1, No 2 (2014): Indonesian Journal of Forestry Research
Publisher : Secretariat of Forestry Research and Development Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/ijfr.2014.1.2.127-138

Abstract

Global energy crisis raises biofuel prices significantly. It has driven the world to enhance  environmentally-friendly renewable-energy (biofuel) production. Calophyllum inophyllum (Nyamplung) is one of the potential biofuel sources, extracted from its seeds which can be harvested up to 50 years. Technical-practices of biofuel production for nyamplung seeds have been developed at industrial scale by cooperations in Cilacap (Java) and Energy Self-Sufficient Villages (Desa Mandiri Energi) in Banyuwangi, Purworejo, Kebumen, Ujung Kulon (Java) and Selayar (outside Java). However, there is only a limited-information available on biofuel productivity and quality from nyamplung  populations. This paper studies the biofuel-potential-variations among 12 populations in Indonesia (6 from Java, 6 outside Java) in terms of genetically-improved seed-sources. The oil was extracted using a combination of vertical hot press  (VHP) and screw press expeller (SPE) followed by degumming to make refined oil, and esterification-transesterification to turn it into biodiesel. The result shows great variation of biofuel content among the population. Oil production percentage varies from 37-48,5% (VHP) and 50-58% (SPE) crude oil, 36-48% (VHP) and 40-53% (SPE) refined oil, and 17-33% (SPE) for biodiesel. The highest variation after degumming is due to high seed resin content. DNA analysis shows genetic-variations among populations from intermediate (Java) to high (ouside Java) and intermediate within populations. Information of biofuel content, DNA analysis and environmental conditions for each population are considered to be important factors to establish genetically-improved seed-sources.
VARIATION IN BIOFUEL POTENTIAL OF TWELVE CALOPYLLUM INOPHYLLUM POPULATIONS IN INDONESIA Leksono, Budi; Hendrati, Rina Laksmi; Windyarini, Eritrina; Hasnah, Trimaria
Indonesian Journal of Forestry Research Vol. 1 No. 2 (2014): Indonesian Journal of Forestry Research
Publisher : Association of Indonesian Forestry and Environment Researchers and Technicians

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59465/ijfr.2014.1.2.127-138

Abstract

The global energy crisis has raises demand for biofuel prices. It has driven the world to enhance environmentally-friendly renewable-energy (biofuel) production. Oil from the seeds of Calophyllum inophyllum (nyamplung) which can be harvested up to 50 years, is one of such potential biofuel source. Methods for biofuel production from nyamplung seeds have been developed at an industrial scale by cooperative in Cilacap (Java) and Energy Self-Sufficient Villages (Desa Mandiri Energi) in Banyuwangi, Purworejo, Kebumen, Ujung Kulon (Java) and Selayar (South Sulawesi). However, there is only a limited-information available on biofuel potential, in term of productivity and quality, from nyamplung populations. This paper reports the variations in biofuel potential among 12 populations in Indonesia (6 from Java, 6 outside Java). The oil was extracted using a combination of vertical hot press (VHP) and screw press expeller (SPE) methods, followed by degumming to make refined oil, and esterification-transesterification to turn it into biodiesel. The result show great variation of biofuel content among the population. Oil production percentage varies from 37-48.5% (VHP) and 50-58% (SPE) crude oil, 36-48% (VHP) and 40-53% (SPE) refined oil, and 1733% (SPE) for biodiesel. Seed resin content is responsible for most of the variation after degumming. DNA analysis shows genetic variation among populations ranges from intermediate within Java to high ouside Java and is intermediate within populations. Information about biofuel content and potential of populations and genetic variation between and within population are important factors for establishment of geneticallyimproved seed-sources for biofuel production from nyamplung.
Aplikasi Kompos Bungkil Nyamplung Terhadap Pertumbuhan dan Serapan Kalium pada Jagung (Zea mays) Hasnah, Tri Maria; Leksono, Budi; Windyarini, Eritrina
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.115 KB)

Abstract

Limbah bungkil nyamplung (Calophyluum inophyllum L.) yang telah diolah menjadi kompos pada penelitian sebelumnya, perlu diaplikasikan pada tanaman pangan agar dapat dimanfaatkan secara masal, selain sebagai salah satu solusi untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kompos bungkil nyamplung memiliki DHL (Daya Hantar Listrik), Nisbah C/N, kadar N, P, dan K total yang memenuhi SNI No. 19-7030-2004 tentang Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik. Hal ini menunjukkan bahwa limbah bungkil nyamplung untuk bahan kompos tidak bersifat toksik atau meracun pada tanaman, yang diindikasikan dengan nilai DHL bungkil nyamplung di bawah 2 dS/m. Untuk mengetahui respon tanaman terhadap kompos tersebut, penelitian dilakukan dengan mengaplikasikan kompos bungkil nyamplung dan top soil inceptisol dengan perbandingan 1:2 pada tanaman jagung. Benih jagung yang ditanam adalah dari jenis jagung manis (Zea mays L). Perlakuan penelitian yang diterapkan adalah empat macam kompos dari bungkil nyamplung dengan starter mikroba yang berbeda, yaitu Isi Rumen Sapi, Prouponic GB#1, EM4, dan PrimadecC-15, dengan pembanding dua jenis kontrol, yaitu tanah (top soil tanpa kompos) dan kompos yang biasa digunakan di pasaran. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 15 tanaman jagung untuk setiap perlakuan. Analisis tanah dilakukan sebelum dan setelah aplikasi kompos bungkil nyamplung pada media tanam. Pengamatan dilakukan terhadap karakter dan parameter tanaman, yaitu: 1) tinggi dan jumlah daun tanaman setiap satu minggu, 2) berat basah dan berat kering trubus beserta akar tanaman pada saat masa vegetatif maksimum (2 bulan masa tanam), dan 3) Serapan hara K dan Ktotal pada tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos bungkil nyamplung pada media tanam dapat meningkatkan pH, bahan organik, KPK dan Ktotal tanah yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa pemberian kompos bungkil nyamplung maupun dengan pemberian kompos yang ada di pasaran. Starter yang berbeda tidak menunjukan perbedaan peningkatan pH, KPK dan Ktotal tanah, perbedaan hanya pada kandungan bahan organik. Starter EM4 menunjukan kandungan bahan organik yang paling melimpah pada media tanam. Hasil yang sama ditemukan untuk kadar kalium dan serapan hara kalium pada bagian atas (trubus) maupun bawah (akar) tanaman. Pertumbuhan tanaman jagung (tinggi, jumlah daun, berat basah dan berat kering, Ktotal tanaman, serta serapan K oleh tanaman) menunjukan nilai yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa penambahan kompos maupun dengan penambahan kompos yang ada di pasaran. Perbedaan starter pada pembuatan kompos tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman jagung, jumlah daun, dan serapan hara K hanya berbeda pada Ktotal tanaman. Kadar Ktotal tanaman terbanyak diperoleh pada perlakuan penambahan starter EM4 dan isi rumen sapi yang mudah diperoleh oleh masyarakt pada prosespembuatan kompos. Kadar kalium total pada tanaman jagung dihasilkan dari kompos dengan menggunakan starter EM4 dan Isi Rumen Sapi yang mudah diperoleh masyarakat.