Fransiskus Yance Sengga
Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MENELISIK KONSEP, TERMINOLOGI, LANDASAN BIBLIS DAN TEOLOGIS INKULTURASI SEBAGAI PROSES INKARNASI INJIL DALAM BUDAYA-BUDAYA GEREJA LOKAL [Sebuah Telaah Kritis Menurut Perspektif Teologi Liturgi] Fransiskus Yance Sengga
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Pastoral dan Kateketik
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v6i2.134

Abstract

Artikel ini secara khusus bertujuan untuk menelisik beberapa istilah yang berkaitan dengan inkulturasi. Hal ini penting terutama untuk memahami fenomena-fenomena yang lahir dan berkembang di tanah misi [Gereja lokal] dalam kaitan dengan karya evangelisasi dalam kesatuan dengan Gereja universal. Dengan cara ini, kiranya hasil telaahan terhadap konsep dan terminologi yang ada, pada gilirannya dapat menemukan term yang lebih tepat untuk mendefinisikan proses inkarnasi Injil dalam budaya. Selain itu, kiranya upaya cermat ini dapat membantu untuk menemukan alasan-alasan akan kebutuhan inkarnasi Injil dalam budaya dan bagaimana semangat kristiani itu diperkenalkan ke dalam budaya lokal.            Selanjutnya, telaah kritis ini akan dilanjutkan dengan menemukan pijakan-pijakan biblis dan teologis yang secara ilmiah dapat dijadikan sebagai landasan bagi proses inkulturasi. Untuk sumber-sumber biblis, akan diangkat dua teks dari Perjanjian Lama yakni Kej. 12:1-3 dan Yes. 66: 18-21 dan dua teks dari Perjanjian Baru antara lain Mat. 28: 18-20 dan Kis. 10:34-36. Lebih jauh, mengenai sumber-sumber teologis, mencakup diskursus mengenai Inkarnasi sebagai titik tolak inkulturasi yang berpuncak pada misteri Paskah Kristus. Landasan teologis ini juga dicerahi dengan prinsip paradigmatik dari inkulturasi yang berpijak pada kehadiran dan karya Roh Kudus sebagai prinsip discernment dari inkulturasi. Kiranya kajian sederhana ini dapat menjadi acuan bagi siapa pun yang sudah, sedang, dan akan terus berjuang untuk semakin membuat Injil berakar, hidup, dan memberi daya ilahi dalam dan pada budaya-budaya lokal sehingga segala bentuk tata peribadatan dan perayaan liturgis semakin mendapat tanggapan dan partisipasi umat yang lebih aktif, sadar, dan total. Umat merayakan misteri iman [ lex orandi] yang ia pahami, ia yakini [lex credendi], dan karena itu menggerakkannya untuk menghidupi nilai-nilai iman itu dalam kesehariannya [lex vivendi]. Akhirnya, guna mendukung kajian ilmiah di atas, penulis melakukan studi kepustakaan dengan menggunakan sumber-sumber primer. Sumber-sumber asli ini kemudian dipelajari, dianalisis, dan ditelaah menurut perspektif teologi liturgi.
MENYELAMI MAKNA LITURGI ADVENTUS (Sebuah Telaah Ilmiah Menurut Perspektif Teologi Liturgi) Fransiskus Yance Sengga
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Pastoral dan Kateketik
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v7i1.146

Abstract

Artikel ini merupakan sebuah pendalaman lanjut setelah dipaparkan pada kesempatan Rekoleksi Menyongsong Masa Advent dan Natal bagi para Imam dan Frater TOP se-Kevikepan Ende, di Rumah Bina Kerahiman Ilahi, Rabu, 07 Desember 2022. Dalam konteks Jurnal Atma Reksa, penulis membaginya dalam dua edisi. Yang pertama tentang Adventus dan berikutnya mengenai Natal. Untuk maksud itu, penulis memberi judul “Menyelami Makna Liturgi Adventus” (Sebuah telaah ilmiah menurut perspektif Teologi Liturgi). Untuk menerangi telaah ini, penulis melakukan penelitian kepustakaan dengan menggunakan sumber-sumber primer dan original. Uraian dimulai dengan membedah makna terminologi adventus untuk menemukan akar kata dan pengertian yang benar dan jernih. Selain itu, penulis juga melihat bagaimana istilah ini masuk dan berkembang dalam tradisi kristiani. Lebih jauh, uraian dilanjutkan dengan menelisik asal-usul Masa Adventus yang kemudian masuk dalam Liturgi Gereja Ritus Romawi. Setelah mengenal keberadaan dan hakikatnya dalam liturgi Gereja, penulis coba menyelami dua paradigma teologis yang terkandung dalam Masa Adventus itu sendiri. Tulisan dilanjutkan dengan menelaah perkembangan Perayaan Adventus dalam Liturgi Gereja hingga saat ini dan ditutup dengan menilik makna simbolis yang tercetus dari lingkaran atau korona advent; sebuah tradisi yang hidup dan terus berkembang dalam lingkup Gereja lokal. Kiranya telaah ilmiah ini boleh dijadikan sebagai acuan bagi sidang pembaca dan para pemerhati liturgi untuk terus berupaya mencari, mengenal, dan semakin mencintai Dia, Sang Misteri yang pada perayaan Natal sebagai kenangan akan kelahiran-Nya selalu dinantikan dan menginspirasi ziarah umat beriman menuju kepenuhannya pada akhir zaman, saat ketika Dia datang kembali dalam kemuliaan untuk menjadi Hakim yang adil dan Penyelamat.
Analisis Struktur Teks Doa Collecta Minggu Prapaskah III dan Implementasinya Bagi Katekis Dalam Menyusun Teks Doa Tematis Yang Biblis dan Liturgis Fransiskus Yance Sengga
Atma Reksa Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 8 No 2 (2024): Atma Reksa: Jurnal Pastoral dan Kateketik
Publisher : SEKOLAH TINGGI PASTORAL ATMA REKSA ENDE Jl. Gatot Subroto, Km. 3, ENDE - FLORES - NTT 86317 Telp. (0381) 2500127

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/arjpk.v8i2.27

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang struktur teks doa kolekta dalam MissaleRomanum. Pada prinsipnya, setiap doa kolekta memiliki elemen-elemen konstitutif yang membentuknya menjadi sebuah doa. Elemen-elemen tersebut terinspirasi dari teks kitab suci [lectinarium] terutama bacaan injil hari bersangkutan. Karena itu, dengan menggunakan pendekatan hermeneutik Greimas, penulis menganalisis struktur teks doa kolekta ini untuk mendapatkan landasan biblis dan liturgis yang mengkonstruksi bangunan doa tersebut. Lebih lanjut, secara praksis, penulis memandang penting untuk mengimplementasikan struktur doa kolekta ini bagi para calon katekis dan rasul awam. Hal ini penting terutama dalam menyiapkan para calon katekis ini untuk menulis dan menyusun teks doa yang lebih biblis dan liturgis menurut tema-tema yang dibutuhkan umat. Adapun tulisan yang menggunakan metode penelitian kepustakaan ini, berpijak pada referensi dari berbagai literatur. Referensi-referensi tersebut kemudian diolah dan dipaparkan dalam satu kesatuan pemikiran yang utuh dan komprehensif. Hasil yang didapatkan dalam analisis ini adalah [1] Setiap doa kolekta dalam Missale Romanum memiliki elemen- elemen konstitutif yang membentuknya; [2] Elemen-elemen ini selalu berpijak pada pesan atau tema bacaan kitab suci [lectionarium] yang direnungkan pada hari/masa bersangkutan; [3] Sebagai sebuah doa, teks doa kolekta memiliki aspek-aspek: anamnesis, epiclesis, doksologi, dan koinonia. Di dalam keempat aspek ini terkandung dimensi-dimensi: teologis, kristologis, pneumatologis, eklesiologis, dan simbolik; [4] Dengan demikian kekayaan aspek-aspek dan dimensi-dimensi yang terkandung dalam doa kolekta tersebut menjadi amat relevan bila diimplementasikan dalam konteks peristiwa hidup umat beriman. Hal senada juga dapat menjadi contoh yang baik bagi seorang katekis dan rasul awam untuk menyusun teks doa tematis yang biblis dan liturgis untuk memenuhi kebutuhan aneka ibadat dalam hidup umat beriman.