Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TEXTUAL-SKRIPTUAL GROUP PARADIGM AGAINST THE CONCEPT OF ISLAMIC WASATIYAH: A CASE STUDY OF THE ISLAM DEFENDER FRONT (FPI) IN INDONESIA Ade Jamarudin; Ofa Ch Pudin; Ella Dewi L; Abud Syehabudin; Tentri Tentri
Hudan Lin Naas: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 3, No 1 (2022): Jurnal Hudan Linnaas Vol. 3 No. 1, 2022
Publisher : Al-Amien Prenduan for Islamic Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/hudanlinnaas.v3i1.635

Abstract

Wasathiyah Islam can be called moderate Islam. The meaning of Wasathiyah itself is an attitude that requires a person to do two things, namely knowledge and holding back emotions. Islam Wasathiyah is a model of expression and understanding that is relevant in the framework of statehood in Indonesia. Indonesia is a Muslim majority religion in which there are several Islamic organizations and have different opinions in understanding modern Islam, but the understanding can be different. Islamic organizations have contributed to understanding Islam as rahmatanlilalamin. Indonesian Muslim communities present offer the concept of Islam Wasatiyah in building Islamic civilization as an effort to build peace and implement the values of Unity in Diversity. The Islamic world is confronted with groups that hold fast to the text and ignore the socio-historical aspects in carrying out religious teachings which then declare themselves to be holders of religious authority. This article will reveal and analyze the paradigm of textual-scriptual groups towards the values contained in the Wasatiah Islamic concept. Religious experience in Indonesia that adopts the values of Pancasila by promoting cultural-philosophical aspects is often considered to be far from the purity of Islam. Descriptive analysis method is used to describe and analyze the paradigms of groups that tend to understand the written source as it is by ignoring the circumstances and the conditions underlying it. The results of this study are (1) Islam Wasatiyah is a religious experience in Indonesia that internalizes local wisdom into Islamic teachings (2) The monopoly of truth and the rationalization of the term were never done by the Prophet without regard to the context of being a challenge in the implementation of Wasatiyah Islam (3) Textual Group- Scriptures tend to distort the understanding of the Qur'an and Hadith so that they ignore themes related to peace and tolerance.
Bahaya Riba dalam Ekonomi Islam Perspektif Al-Qur’an Ade Jamarudin; M. Khoirul Anam; Ofa Ch Pudin
Shidqia: Jurnal Keuangan dan Perbankan Syariah Vol. 1 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30999/jsn.v1i1.773

Abstract

Diskursus mengenai riba lama diperbincangkan baik dalam tataran akademik maupun pada kitab-kitab. Akan tetapi, hingga saat ini masalah riba masih saja terjadi diberbagai aktivitas ekonomi, baik dalam aktivitas jual beli, hutang piutang, maupun transaksi-transaksi dalam ekonomi Islam, riba tidak hanya dipandang sebagai hal yang haram untuk dilakukan. Larangan riba tidak hanya terjadi pada masa Islam, melainkan sebelum Islam menjadi agama, agama lain. Riba membutuhkan penjelasan secara kongkrit baik dari segi legalitas dalam hukum Islam, sejarah, dampak dari pengambilan riba dan pandangan Islam terhadap riba. Ada pula barang-barang yang mengandung riba yang telah disepakati oleh ulama, bahwa terdapat enam barang, sebagaimana hadis menjelaskan yang dimasuki riba, adalah emas, perak, gandum putih, gandum merah, kurma dan garam. Tulisan ini membahas secara intensif dan komprehensif yang jauh mengupas diskursus telaah sendiri tentang riba dan hal-hal yang terkait di dalamnya, seperti mengupas aspek kebahasaan, dari al-Qur’an maupun al-Hadis. Illat riba, dampak riba, serta seputar bunga bank, yang pada akhir-akhir ini menjadi perbincangan kembali diranah public dan akademis, serta menjadi budaya faham ribawi era milenial tentu menjadi frekuwensi melemahnya ekonomi Islam, hal ini menjadi masalah baru dalam pengembangan proyeksi ekonomi Islam di Negeri ini.