Di era pandemi seperti sekarang ini, semua profesi perlu dan mampu untuk beradaptasi dan beralih ke ranah daring untuk bisa tetap bertahan. Begitu pula profesi Interpreter. Kemampuan simultaneous interpretation jarak jauh perlu dimiliki. Artinya, seorang interpreter harus menerjemahkan lisan sebuah rapat, video konferensi, atau webinar yang diadakan di platform daring seperti Zoom, Teams, Google Meets, dan sebagainya. kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan kesadaran, minat, dan ketertarikan mahasiswa terhadap intepretring, mengembangkan potensi interpreting pada mahasiswa, dan memberikan pengetahuan tentang peluang dan tantangan dalam interpreting kontemporer. Metode yang diterapkan dalam sosialisasi adalah metode diskusi kelompok terarah. Metode diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion) adalah bentuk diskusi yang didesain untuk memperoleh informasi keinginan, kebutuhan, sudut pandang, kepercayaan dan pengalaman peserta tentang suatu topik, dengan pengarahan dari seorang fasilitator atau moderator. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa Permasalahan yang dihadapi oleh mitra yaitu, kurangnya sosialisasi tentang peluang dan tantangan dalam interpreting kontemporer dan kurangnya pengetahuan mitra tentang peluang dan tantangan dalam interpreting kontemporer. Penggunaan piranti headset secara kontinyu bisa berpengaruh terhadap kesehatan pendengaran, burnout atau kelelahan fisik dan mental yang ekstrem akibat terlalu memforsir diri dalam bekerja, dan kehilangan Fokus dan Ketelitian. Gagal fokus dan salah dalam menerjemahkan bisa berakibat fatal. Di samping itu, peluang seorang interpreter antara lain berdasarkan mode temporal kerja dibedakan atas Consecutive interpreting, Simultaneous interpreting, dan Sight Interpreting.