p-Index From 2020 - 2025
0.562
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Sylva Scienteae
Diana Ulfah
Fakultas Kehutanan, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KETAHANAN KAYU DURIAN (Durio zibethinus MURR) DAN KAYU KARET (Hevea brsiliensis) TERHADAP SERANGAN RAYAP TANAH YANG DIAWETKAN DENGAN DAUN SEREH DAPUR (Cymbopogon citrates) Susanti Susanti; Diana Ulfah; Lusyiani Lusyiani
Jurnal Sylva Scienteae Vol 5, No 2 (2022): Jurnal Sylva Scienteae Volume 5 No 2 Edisi April 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v5i2.5369

Abstract

The purpose of this research is to anaIyze the degree of damage to 2 types of wood preserved with kitchen lemongrass preservatives against subterranean termites. Data anaIysis was performed to caIculate absorption and retention using a compIeteIy srandomized design with 4 treatments and 5 replications using 2 types of wood, so that the number of sampIes is 40 and each type of wood is as many as 20 sampIes. Theresults showed that the value of the degree of damage to durian wood and rubber wood preserved with kitchen lemongrass experienced mild attacks on average. The value of the degree of wood damage is obtained by first knoing the percentage of wood weight Ioss, the smaIIer the reduction in wood weight the better the effectiveness of the preservative. Degree of damage to durian wood and rubber wood preserved with Iemongrass the average experienced a miId attack with the highest value of durian wood at 100gr treatment of 28,43% and the Iowest was at 300gr treatment at 6,21%. While for rubber wood the highest value was at 100gr treatment of 38,34% and the Iowest at 300gr treatment of 20,89%. The type of subterranean termite that attacks durian wood an rubber wood is a type of subterranean termite Macrotermes gilvusI.Tujuan peneIitian ini adaIah untuk MenganaIisis derajat kerusakan 2 jenis kayu yang diawetkan dengan bahan pengawet sereh dapur terhadap serangan rayap tanah. AnaIisis data diIakukan untuk menghitung absorbsi dan retensi dangan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan menggunakan 2 jenis kayu, sehingga jumlah sampel sebanyak 40 buah dan masing-masing jenis kayu sebanyak 20 sampel uji. HasiI peneIitian menunjukkan bahwa Nilai derajat kerusakan kayu durian dan kayu karet yang diawetkan dengan sereh dapur rata-rata mengalami serangan ringan. Pada kayu durian derajat kerusakan tertinggi terdapat perIakuan 100gr sebesar 28,43% dan terendah pada perIakuan 300gr sebesar 6,21% sedangkan kayu karet nilai tertinggi pada perIakuan 100 gr sebesar 38,34% dan terendah pada perIakuan 300 gr sebesar 20,89%. Nilai derajar kerusakan kayu didapatkan dengan terlebih dahulu mengatahui persentase kehilangan berat kayu, semakin kecil pengurangan berat kayu semakin bagus efektivitas bahan pengawet.  Jenis rayap tanah yang menyerang kayu durian dan kayu karet adaIah jenis rayap tanah Macrotermes gilvus
IDENTIFIKASI KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT KUMBANG PERUSAK KAYU DI KOMPLEK BINCAU INDAH 1 DESA BINCAU KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR Muhammad Humaidi; Trisnu Satriadi; Diana Ulfah
Jurnal Sylva Scienteae Vol 5, No 2 (2022): Jurnal Sylva Scienteae Volume 5 No 2 Edisi April 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v5i2.5362

Abstract

The damage of buildings by the wood-destroying beetle to be identified to prevent its more rapid spread. The purpose of this study was to identify the level of damage of buildings and to identify wood destroying beetles in buildings in the Komplek Bincau Indah 1, Bincau Village, Banjar Regency, South Kalimantan. The method used in this study is a descriptive method to describe the actual situation about the object under study with direct observation and interview techniques. The samples taken were the houses of residents who were attacked by wood-destroying beetle as many as 36 samples. The captured beetles are then preserved to identify their species. The level of damage to buildings is divided into 3 levels, namely light damage 36.11%, moderate damage 58.33% and severe damage 5.55%. The average intensity of damage to the girder is 11.52%, the rafters are 11.66%, the truss is 11.52% and the frame is 3.33%, while the ceiling and door are not damaged (0%). The average attack rate of beetles that attack the Komplek Bincau Indah 1 in Bincau Village is 16.77%. There are two types of beetles that damage buildings in this study, namely Eastern carpenter bee (Xyocopa virginica) and the thread-waisted bee (Ammophila sp). The more dominant Eastern carpenter bee damage parts of the buildingKerusakan bangunan akibat kumbang perusak kayu dapat berpotensi secara serius sehingga perlu diidentifikasi untuk mencegah penyebaran yang lebih cepat. Tujuan pada  penelitiaan ini yaitu untuk mengidentifikasi tingkat kerusakan pada bangunan serta mengidentifikasi kumbang perusak kayu pada bangunan di Komplek Bincau Indah 1 Desa Bincau, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan. Metode yang di gunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif untuk mengambarkan keadaan yang sebenarnya tentang objek yang diteliti dengan teknik observasi dan wawancara secara langsung. Sampel yang diambil ialah rumah warga yang terserang hama perusak kayu sebanyak 36 sampel. Kumbang yang ditangkap lalu diawetkan untuk diidentifikasi jenisnya. Tingkat kerusakan bangunan terbagi menjadi 3 tingkatan, yaitu kerusakan ringan 36,11%, kerusakan sedang 58,33% dan kerusakan parah 5,55%. Rata-rata intensitas kerusakan pada bagian gelagar 11,52%, bagian kasau 11,66%, bagian kuda-kuda 11,52% serta bagian kusen 3,33%, sedangkan pada plafon dan pintu tidak mengalami kerusakan (0%). Rata-rata tingkat serangan kumbang yang menyerang di Komplek Bincau Indah 1 Desa Bincau sebesar 16,77%. Jenis Kumbang yang merusak bangunan pada penelitian ini ada dua jenis kumbang yaitu Lebah Tukang Kayu (Xyocopa virginica) dan Lebah Berpinggang Benang (Ammophila sp). Lebah tukang kayu yang lebih dominan merusak bagian bangunan
RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK KAYU PUTIH (Melaleuca cajuputi) DARI PENYULINGAN PT INHUTANI II PULAU LAUT Aprilia Rahmah; Noor Mirad Sari; Diana Ulfah
Jurnal Sylva Scienteae Vol 5, No 4 (2022): Jurnal Sylva Scienteae Vol 5 No 4 Edisi Agustus 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v5i4.6145

Abstract

The yield and quality of cajuput oil refined by PT Inhutani II aims to determine the yield and quality of the distillation of cajuput oil (Melaleuca cajuputi). This research was conducted in Semaras Village, Pulau Laut Barat District, Kotabaru Regency. The time required to carry out this research is three months including observation, distillation process and data processing for the preparation of research. The leaves used in this study were 2 tons, where the distillation was carried out 2 times with one distillation using 1 ton of dry cajuput leaves. The method used is steam and water for 6-7 hours. Data processing includes calculating yield and testing the quality of oil samples sent to the laboratory with a total of six parameters including, among others, cineol content with GC and visual color using the 2014 SNI quality standard. The first yield is 1.13%, the second is 1.01%. The quality of cajuputi oil from the distillation of PT Inhutani II Pulau Laut has met the SNI requirements with the results of the first distillation quality being color, pale yellow and brown, specific gravity 0.9186 0.9171, refractive index 1.4630, 1.4553, optical rotation -0-50 °- 0.90 °, the solubility in alcohol 80% is 1:1 and the cineol content is 78.51% and 71.03%Rendemen dan kualitas minyak kayu putih dari penyulingan PT Inhutani II bertujuan untuk mengetahui hasil rendemen dan kualitas dari penyulingan daun minyak kayu putih (Melaleuca cajuputi). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Semaras Kecamatan Pulau Laut Barat Kabupaten Kotabaru. Waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian ini tiga bulan yaitu kegiatan observasi, proses menyuling serta pengolahan hasil data untuk penyusunan penelitian. Daun yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 ton, dimana penyulingan dilakukan sebanyak 2 kali dengan satu kali penyulingan menggunakan 1 ton daun kayu putih kering. Metode yang digunakan adalah uap dan air selama 6-7 jam. Pengolahan data meliputi perhitungan rendemen dan pengujian kualitas sampel minyak yang dikirim pada Laboratorium sejumlah enam parameter mencakup antara lain yaitu kadar sineol dengan GC dan warna secara visual dengan menggunakan standar mutu SNI 2014. Hasil rendemen penyulingan pertama sebesar 1,13% sedangkan yang kedua sebesar 1,01%. Rendemen pertama sebesar 1,13%, kedua sebesar 1,01%. Kualitas minyak kayu putih hasil dari penyulingan PT Inhutani II Pulau Laut telah memenuhi syarat SNI dengan hasil kualitas penyulingan pertama yaitu warna, berwarna kuning pucat dan coklat, berat jenis 0,9186, 0,9171, indeks biasnya sebesar 1,4630, 1,4553, putaran optik -0-50°, -0,90°, kelarutan dalam alkohol 80% yaitu 1:1 serta kadar sineol 78,51% dan 71,03%.