Iswani, Resti
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

The differences in the width of male and women maxillary sinus seen from panoramic radiography in tribe Students Minang Faculty of Dental Medicine, Baiturrahmah University Resti Iswani; Rizki Wulandari; Firdaus; Hamdy Lisfrizal
Journal of Dentomaxillofacial Science Vol. 6 No. 1 (2021): (Available online: 1 April 2021)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15562/jdmfs.v6i1.1094

Abstract

Objective: The purpose of this study was to determine whether there is a difference in the width of the maxillary sinus between male and female students of the Minang ethnic group, Faculty of Dentistry, Baiturrahmah University, seen from panoramic radiographs.Material and Methods: This study is an analytical study with a sample size of 50 respondents using purposive sampling method. The data analysis is displayed using the frequency distribution table and the significance level using the SPSS program with the independent t-test.Results: The results showed that the mean value of the width of the right maxillary sinus in men was 35.06 mm (CI 1.7381 ± 6.4219), while in women it was 30.98 mm (CI 1.7378 ± 6. 4232). The mean value of the left maxillary sinus width in men was 35.38 mm (CI 2.6736 ± 6.6464), while in women it was 30.72 mm (CI 2.6732 ± 6.6469).Conclusion: The conclusion of this study is that there is a significant difference between the width of the maxillary sinuses of men and women in Minang ethnic students, Faculty of Dentistry Baiturrahmah University with a p value <0.05.
Variasi Posisi Kondilus Mandibula Pada Pasien Maloklusi Kelas I Angle Dilihat Dari Radiografi Panoramik Resti Iswani; kornialia kornialia; Karlyn Arnelisa
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Vol 9, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/jbd.v9i1.1149

Abstract

Introduction: Mandibular condyle is the temporomandibular joint component that is most active and mainly receives loads when the mandible is functioning. The load received by the condyle can cause Temporomandibular Disorder (TMD). One of the etiology of TMD is the non-harmonious occlusion, as can be seen in Class I Angle Malocclusion which can affect the change in the condyle position from the center of the mandibular fossa. Panoramic radiographs examination can aid in the diagnosis of the condyle and measure the position in the condylar space. The purpose of this study was to determine the symmetries and the variations in positions of the mandibular condyles in Malocclusion Class I Angle patients and to determine their causes. Methods: This type of research is a quantitative, observational descriptive method, with a purposive sampling method. Samples were taken using the purposive sampling method from secondary data from patients with malocclusion who visit independent practice orthodontists from August 2017 - March 2020. Results: In the patient with Class I Angle Malocclusion, there were 14 (70%) with an asymmetric mandibular condyle position, 16 patients (80%) with right condyles anterior to the central fossa, and 15 patient (75%) with left condyles anterior to central fossa. Conclusion: Pathological occlusion in Class I malocclusion could also affect the mandibular condyle.
ANALISIS BESAR SUDUT GONIAL MANDIBULA BERDASARKAN HASIL RONTGEN PANORAMIK UNTUK IDENTIFIKASI JENIS KELAMIN PADA SUKU MINANG Triana Elfitri; Firdaus Firdaus; Resti Iswani
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 4, Nomor 1, June 2017
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.974 KB) | DOI: 10.33854/JBDjbd.85

Abstract

Mandibula merupakan tulang yang terkuat dan terbesar pada daerah wajah, banyaknya penelitian yang menyatakan bahwa penilaian mandibula lebih signifikan untuk membedakan jenis kelamin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan besar sudut gonial mandibula berdasarkan jenis kelamin pada suku minang dari hasil rontgen fotopanoramik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah data sekunder foto panoramik yang diambil dari berbagai sumber yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan suku minang dua generasi dengan 60 sampel penelitian dengan teknik simple random sampling, waktu penelitian Mei-Juni 2017. Analisa data ditampilkan dengan tabel rata-rata, nilai minimum dan maksimum dengan menggunakan program Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata besar sudut kiri gonial mandibula pada laki-laki yaitu 118,40 dengan sudut terkecil 1000 dan terbesar 1260 dan rata-rata besar sudut kiri gonial mandibula pada perempuan yaitu 1270 dengan sudut terkecil 1180 dan sudut terbesar 1340 dan rata-rata besar sudut kanan gonial mandibula pada laki-laki yaitu 120,90 dengan sudut terkecil 1100 dan terbesar 1290 dan rata-rata besar sudut kanan gonial mandibula pada perempuan yaitu 127,90 dengan sudut terkecil 1100 dan sudut terbesar 1400 pada responden suku minang.
ANALISA GAMBARAN RONTGEN FOTO SEFALOMETRI LATERAL TERHADAP PROFIL WAJAH PADA PASIEN PERAWATAN ORTODONTI Hilna Fitri; Resti Iswani; Yenita Alamsyah
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 3, Nomor 2, Desember 2016
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.859 KB) | DOI: 10.33854/JBDjbd.62

Abstract

Radiografi sefalometri adalah radiografi standar yang digunakan untuk radiografi tulang tengkorak dimana sefalometri digunakan secara ekstensif dalam ortodonti untuk menilai hubungan gigi dan rahang pada tulang wajah, analisa konveksitas wajah bisa dilihat dengan menggunakan rontgen foto sefalometri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui analisa gambaran rontgen foto sefalometri lateral terhadap konveksitas wajah pada pasien ortodonti anak di RSGM dan FKG Universitas Baiturrahmah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi pada penelitian ini rekam medik pasien yang sedang melakukan perawatan orthodonti di RSGM Baiturrahmah pada tahun 2014-2016 dengan 50 pasien. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh profil wajah laki-laki sebelum perawatan ortodonti lebih banyak dengan profil wajah datar yaitu 16 orang (61,5%) dan sesudah perawatan ortodonti profil wajah menjadi lebih banyak pada datar yaitu 21 orang (80,8%) dan Profil wajah perempuan sebelum perawatan ortodonti lebih banyak dengan profil wajah datar yaitu 17 orang (58,6%) dan sesudah .perawatan ortodonti profil wajah menjadi lebih banyak pada datar yaitu 18 orang (62,1%).
PERBEDAAN RADIOPASITAS ANTARA BAHAN OBTURASI SEALER BERBAHAN DASAR KALSIUM HIDROKSIDA DAN EPOKSI RESIN DENGAN TEKNIK RADIOGRAFI CONE BEAM COMPUTED TOMOGRAPHY (CBCT) Rismeiza Hajir; Resti Iswani; Widyawati Widyawati
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 5, Nomor 1, Juni 2018
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.003 KB) | DOI: 10.33854/JBDjbd.138

Abstract

Penyakit gigi dan mulut di Indonesia terutama karies masih banyak diderita. Salah satu cabang kedokteran gigi yang menangani perawatan gigi dikenal dengan perawatan Endodontik. Perawatan saluran akar merupakan bagian dari perawatan endodontik yang salah satu prosedurnya terdiri dari obturasi saluran akar. Bahan obturasi saluran akar yang digunakan hingga saat ini adalah gutta percha yang dalam aplikasinya harus dikombinasikan dengan  sealer saluran akar. Syarat-syarat sealer salah satunya adalah tingkat radiopasitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan radiopasitas antara sealer obturasi berbahan dasar kalsium hidroksida dengan  sealer berbahan dasar epoksi resin pada teknik CBCT. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium.Analisa statistik menggunakan independent sample t-tes diperoleh nilai p= 0,000<0,05 artinya terdapat perbedaan radiopasitas antara sealer obturasi berbahan dasar kalsium hidroksida dengan sealer berbahan dasar epoksi resin pada teknik CBCT secara signifikan dimana nilai  radiopasitas tertinggi terdapat pada sampel sealer berbahan dasar epoksi resin
PERUBAHAN SUDUT PENYINARAN VERTIKAL PADA BISECTING TECNIQUE RADIOGRAPHY TERHADAP KEAKURATAN DIMENSI PANJANG GIGI PREMOLAR SATU ATAS Andre Anggara; Resti Iswani; Darmawangsa Darmawangsa
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 5, Nomor 1, Juni 2018
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.278 KB) | DOI: 10.33854/JBDjbd.132

Abstract

Pemeriksaan radiografi memegang peranan penting dalam setiap tahap penatalaksanaan kasus kedokteran gigi. Proyeksi periapikal dengan teknik bisecting dan paralel merupakan salah satu teknik pemeriksaan radiografi yang sering dijadikan pilihan utama dalam penatalaksanaan kasus. Akan tetapi teknik bisecting memiliki kelemahan yaitu sering terjadi distorsi akibat kesalahan sudut vertikal. Kesalahan pengaturan sudut vertikal pada teknik bisektris menyebabkan distorsi vertikal yang tampak berupa pemanjangan ataupun pemendekan ukuran gigi. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh sudut penyinaran vertikal yang tepat dengan membandingkan dimensi panjang sebenarnya elemen gigi premolar satu rahang atas dengan panjang elemen gigi premolar satu rahang atas pada radiograf menggunakan bisecting technique radiography dengan sudut penyinaran vertical +200, +300, +400, +500, dan +600. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium. Analisis statistik menggunakan uji one way ANOVA diperoleh nilai p= 0,000<0,05. Sudut penyinaran vertikal +400 merupakan sudut penyinaran yang paling tepat untuk mendapatkan dimensi panjang gigi yang akurat dalam radiograf untuk gigi premolar satu rahang atas dan sudut penyinaran vertikal +300 bisecting technique radiography gigi premolar satu rahang atas masih dapat ditoleransi karena perubahan dimensi panjang gigi tidak signifikan (kurang dari 1mm) sedangkan sudut lainnya tidak dapat ditoleransi karena perubahan dimensi panjang gigi yang signifikan (lebih dari 1 mm).
PERBANDINGAN JUMLAH PASIEN YANG MENGALAMI GAG REFLEX DAN TIDAK MENGALAMI GAG REFLEX DALAM PENGAMBILAN FOTO PERIAPIKAL DI INSTALASI RADIOLOGI RSGM BAITURRAHMAH Rahma Erin; Widyawati Widyawati; Resti Iswani
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 4, Nomor 1, June 2017
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.757 KB) | DOI: 10.33854/JBDjbd.92

Abstract

Pada teknik pengambilan radiografi periapikal film diletakkan di dalam mulut pasien dalam hal ini akan timbul beberapa masalah dalam pengambilannya, salah satu masalah yang terjadi dalam pengambilan foto tersebut adalah gag reflex atau refleks muntah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah pasien yang mengalami gag reflex dan tidak mengalami gag reflex dalam pengambilan foto periapikal di Instalansi Radiologi RSGM Baiturrahmah pada tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif, populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang datang ke Instalasi Radiologi RSGM Baiturrahmah yang diambil sebanyak 30 pasien sebagai sampel dengan metode total sampling, waktu penelitian pada 20-23 Mei 2017 dan analisis secara deskriptif ditampilkan dengan tabel distribusi frekuensi. Berdasarkan hasil penelitian dari 30 pasien sebanyak 7 orang (23.3%) mengalami gag reflex dimana sebanyak 6 orang (85.7%) mengalami gag reflex yang disebabkan oleh somatik dan 1 orang (14.3%) mengalami gag reflex yang disebabkan oleh psikogenik, dari 7 pasien yang mengalami gag reflex sebanyak 5 orang (71.4%) adalah laki-laki dan 2 orang (28.6%) adalah perempuan dimana sebanyak 3 orang (42.9%) berumur dengan kategori kanak-kanak dan 4 orang (57.1%) berumur dengan kategori remaja akhir dalam pengambilan foto periapikal di Instalasi Radiologi RSGM Baiturrahmah.