Penelitian ini berdasarkan kebutuhan terhadap struktur kurikulum dan pembelajaran yang tepat program Direct Approval European Aviation Safety Agency (EASA) Part 66/147 Program Studi Teknik Pesawat Udara (TPU) Politeknik Penerbangan Indonesia (PPI) Curug pada Tahun 2020. Perbedaan fundamental struktur kurikulum dan pembelajaran EASA dengan standar Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan untuk Prodi TPU PPI Curug diduga menyebabkan proses dan hasil pembelajaran program EASA second site tahun 2013 sampai 2018 tidak optimal, terukur dari hasil audit internal dan hasil EASA examination. Perbedaan modularisasi, tata cara pembelajaran praktik, durasi mata ajar dan durasi pembelajaran untuk capaian pembelajaran yang hampir setara dengan standar Civil Aviation Safety Regulation (CASR 147) di Prodi TPU. Implementasi kurikulum dan pembelajaran dengan memasukkan silabus EASA Part 66 dalam mata kuliah Prodi diimplementasikan dalam pembelajaran Program D III TPU Angkatan ke-12, Angkatan ke -13 dan Angkatan ke-14. Hasil examination dinilai tidak memenuhi target karena rerata hasil ujian pertama menunjukkan 81 % taruna gagal untuk mendapatkan nilai passmark. Hipotesis peneliti kegagalan tersebut disebabkan adopsi kurikulum EASA belum diimplementasikan secara tepat dalam pembelajaran konvensional Prodi dan perlu direkonstruksi ulang tepat untuk memberikan dampak pembelajaran standar EASA. Tools untuk menganalisis program tersebut menggunakan model CIPP (Stufflebeam, Daniel F, 2000 hlm.282) yang dapat diterapkan untuk evaluasi konteks dalam pembelajaran. Data diperoleh dari internal audit, hasil EASA examination, studi literatur dokumen terkait serta wawancara terhadap dosen dan taruna yang terlibat dalam program second site serta pembanding dari Politeknik PPSDMPU dengan approval AMTO 147. Data hasil evaluasi konteks diolah secara kuantitatif dan kualitatif melalui metode Mixed Method Research (Creswell dan Clark, 2000) secara concurrent triangulation untuk mendapatkan gambaran yang utuh permasalahan dan hipotesis. Temuan penelitian memperlihatkan perlunya penyesuaian terhadap program penngembangan speciality knowledge dan experience bagi pengajar, fasilitas belajar yang sudah mengalamai downgrade, komposisi teori dan praktik dalam kurikulum, kebutuhan belajar taruna, kebutuhan pasar global dan regulasi domestik, dukungan stake holder internal, kedalaman dan keluasan bahan kajian dan buku referensi. Hasil evaluasi konteks tersebut menjadi dasar hipotesis rekonstruksi struktur kurikulum baru yang sesuai dengan lingkungan pembelajaran yang mengakomodasi semua standar yang berlaku baik EASA part 66/147, CASR 147 dan standar nasional pendidikan dengan optimal.