Sampah menjadi permasalahan utama yang dihadapi Indonesia, khususnya di Desa Banjarsari, Kabupaten Probolinggo. Limbah plastik yang terus meningkat menjadikan Desa Banjarsari ini penuh dengan plastik dan tercemar. Permasalahan muncul karena kurangnya kesadaran masyarakat akan limbah plastik padahal plastik mempunyai keunggulan material yang bagus. Ekonomi kreatif diartikan sebagai suatu proses peningkatan nilai tambah hasil dari eksplorasi kekayaan intelektual berupa kreativitas, keahlian, dan bakat individu menjadi suatu produk dapat dijual. Adanya pelatihan ini membentuk sebuah implementasi. Limbah plastik bisa diolah menjadi produk/karya inovatif yang bernilai ekonomis salah satunya dibuat menjadi tatanan minuman gelas. Sehingga dengan begitu akan menambah pendapatan para pelaku dan bisa meminimalisir akan limbah plastik itu. Bentuk pengabdian adalah dimana mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama berproses memajukan desa baik sosial maupun ekonomi, salah satunya adalah lewat Kuliah Kerja Nyata Tematik. Metode pelaksanaan kegiatan pelatihan pemanfaatan limbah plastik terdiri dari 3 tahapan yaitu survei potensi desa, pengadaan dialog lewat FGD (Focus Discussion Group), serta pemberian edukasi dan pelaksanaan pembuatan produk. Dengan adanya pengabdian dan pelatihan diharapkan bisa diimplementasikan kedepannya guna meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Banjarsari. Dan adanya pelatihan masyarakat desa dapat mengetahui proses pembuatan ekonomi kreatif dalam bentuk tempat tatanan minuman gelas dengan memanfaatkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang ada.