Gentur Handoyo
Department of Oceanography, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Gerhana Matahari Cincin 26 Desember 2019 Terhadap Pasang Surut, Studi Kasus: Semarang, Jawa Tengah Shastya Addienda Puspitasari; Warsito Atmodjo; Widodo Setiyo Pranowo; Elis Indrayanti; Gentur Handoyo
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 1 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i1.12684

Abstract

Pasang surut dibangkitkan secara primer oleh gaya gravitasi antara bumi dengan bulan dan matahari. Matahari berperan penting dalam membangkitkan pasang surut air laut. maka dari itu, pengaruh gerhana matahari cincin 26 Desember 2019 terhadap pasang surut di analisis dari stasiun pengukur pasang surut dengan interval waktu satu jam dari Badan Informasi Geospasial. Perairan Semarang (Jawa Tengah) dipilih untuk mengamati dampak gerhana matahari cincin yang merupakan jalur lintas tidak langsung dari gerhana matahari cincin. Data pasang surut diolah dengan dua metode yaitu metode admiralty dan metode least square selama 2 periode untuk membandingkan data elevasi pada periode sebelum terjadinya gerhana matahari cincin yaitu tanggal 11 November 2019 – 10 Desember 2019 dan periode saat terjadinya gerhana matahari cincin yaitu tanggal 11 Desember 2019 – 09 Januari 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen pembangkit pasang surut saat terjadi gerhana matahari cincin adalah komponen J1 dengan nilai signifikan senilai 0.865 ; ETA2 dengan nilai signifikan senilai 0.024 ; 3MK7 dengan nilai signifikan senilai 0,087 ; M8 memiliki nilai signifikan senilai 0,021. Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat gerhana matahari berpengaruh terhadap elevasi kedudukan muka laut dengan nilai signifikan sebesar 0.012 dan pengaruh terhadap nilai formzahl dengan nilai signifikan sebesar 0.02 dimana H0 < 0.025.
Penentuan Daerah Upwelling Berdasarkan Indikator Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a di Perairan Selat Sunda Tahun 2010 - 2019 Fie&#039;ulya Yusro Ramadlanie; Elis Indrayanti; Gentur Handoyo
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 4 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i4.15341

Abstract

berdasarkan indikator klorofil-a dan suhu permukaan laut (SPL). Data yang digunakan meliputi data SPL dari citra Aqua MODIS, data klorofil-a dari OC-CCI, dan data kecepatan angin dari ASCAT. Pengolahan data dengan metode komposit menggunakan bahasa pemograman IDL. Hasil penelitian menunjukan bahwa puncak peristiwa upwelling terjadi di Selat Sunda bagian selatan dengan intensitas medium pada musim peralihan 2 dengan nilai klorofil-a sebesar 0,77 mg/m3 dan SPL 28,5 ̊C dikarenakan adanya arus yang bergerak ke arah barat sampai pada Selat Sunda yang didorong oleh kencangnya angina muson tenggara. Sedangkan pada perairan Selat Sunda bagian utara yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa dan dikelilingi oleh pulau-pulau kecil memiliki nilai konsentrasi klorofil-a yang cenderung konstan berkisar 0,3 – 0,5 mg/m3dengan nilai SPL tinggi berkisar 29º C – 30º C. Kata kunci: Klorofil-a, Selat Sunda, SPL, Upwelling Abstract Identification of Upwelling Areas Based on Indicators of Sea Surface Temperature and Chlorophyll-a in Sunda Strait Waters in 2010–2019 The Sunda Strait is a strait that connects the Java Sea with the Indian Ocean. The mixing of the two water masses in the Sunda Strait will affect seawater productivity. One phenomenon that is closely related to seawater productivity is upwelling. This study aims to determine areas indicated for upwelling in the Sunda Strait based on chlorophyll-a indicators and sea surface temperature (SST). The data used includes SST data from Aqua MODIS, chlorophyll-a data from OC-CCI, and wind speed data from ASCAT. Data processing with the composite method using the IDL programming language. The results showed that the peak of upwelling occurred in the southern part of the Sunda Strait with medium intensity during transitional season 2 with a chlorophyll-a value of 0.77 mg/m3 and an SST of 28.5º C due to currents moving westward to the Sunda Strait. driven by strong southeast monsoon winds. Whereas in the northern part of the Sunda Strait, which is directly adjacent to the Java Sea and surrounded by small islands, the concentration of chlorophyll-a tends to be constant, ranging from 0.3–0.5 mg/m3 with high SST values ranging from 29–30º C.Keywords: Chlorophyll-a, Sunda Strait, SST, Upwelling 
Studi Pola Arus di Kawasan Muara Sungai Banger Kota Pekalongan, Jawa Tengah Naufal Shidqirrohman; Gentur Handoyo; Aris Ismanto
Indonesian Journal of Oceanography Vol 6, No 1 (2024): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v6i1.21900

Abstract

Perairan Pekalongan terletak pada posisi geografis 109º37’ - 109º42’BT dan 06º50’ - 06º55’LS dan berlokasi di antara Laut Jawa dan Kota Pekalongan itu sendiri. Sungai Banger di kota Pekalongan merupakan satu dari sekian sungai yang terdapat aktivitas industri yang terdapat di sempadan sungai. Sungai Banger berperan sebagai kanal karena menjadi sudetan dari Sungai Pekalongan yang diharapkan mampu mengatasi banjir yang berlangsung hampir setiap tahun. Maka dari itu realita yang terlihat secara fisik dari Sungai Banger digunakan sebagai acuan untuk mengetahui kondisi Perairan Pekalongan. Penelitian ini bertujuan guna meninjau pola pergerakan arus permukaan di di Muara Sungai Banger. Metode yang digunakan merupakan pendekatan model hidrodinamika untuk memperoleh hasil pola pergerakan arus dalam visualisasi 2D. Verifikasi kesesuaian model dilakukan melalui perbandingan dengan hasil pengukuran lapangan yang dilakukan 6 April – 9 April 2021. Pengukuran arus dilakukan dengan menerapkan metode eulerian menggunakan instrumen ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler). Hasil simulasi pola arus ini berupa area series dan juga vector dari hasil arah arus tersebut. Hasil penelitian membuktikan kecepatan arus minimum 0,016 m/s dan arus maksimum 0,281 m/s. Arah arus laut cenderung bergerak ke arah barat dengan kecepatan persentase terbesar pada kecepatan 0,05 – 0,1 m/s dan 0,15 – 0,2 m/s dengan masing-masing persentase 36,36% dan 32,72%.