Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEREMPUAN: MENCERMATI EKSISTENSI DAN AKTUALISASI PERANNYA Marwa Marwa
Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman Vol 10, No 2 (2018): FORAMADIAHI VOL.10 NO 2.EDISI Desember 2018
Publisher : IAIN Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.119 KB) | DOI: 10.46339/foramadiahi.v10i2.127

Abstract

Abstrak: Kaum perempuan menjadi objek yang tak henti-hentinya menarik untuk diwacanakan. Apakah kaum perempuan itu memang memiliki sisi yang selalu menarik dibandingkan kaum lelaki, ataukah karena kaum perempuan dalam rentang sejarah masih saja terpinggirkan sehingga harus selalu ada upaya untuk terus mengangkat serta mencermati eksistensi dan aktualisasi perannya, agar tidak lagi selalu dianggap sebagai manusia dalam ranah wilayah domestik yang selalu ditempatkan pada posisi the second line atau the second class. Kemelaratan dan ketersingkiran kaum perempuan dalam percaturan dunia, terutama dalam hubungannya dengan kaum lelaki, merupakan akibat nyata dari sebuah pemahaman teologi yang keliru, dan lebih jauh mengakibatkan peran kaum perempuan menjadi tereliminasi dalam aktualisasinya di ruang-ruang publik. Padahal semestinya, setiap penafsiran yang ada, harus merujuk kepada kesetaraan bahwa kaum lelaki dan kaum perempuan keduanya adalah makhluk Tuhan yang meskipun secara fisik (fisically) berbeda, namun pada tataran peranan (role) keduanya tetap diparameteri sebagai hamba Allah yang indikasinya adalah ketaqwaan masing-masing tanpa melihat jenis kelaminnya. 
USMAN BIN AFFAN (Melacak Akar Pemberontakan dari Isu Nepotisme MARWA MARWA
AL-TADABBUR Vol 2, No 1 (2016): Al-Tadabbur
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.513 KB)

Abstract

Rasulullah Saw sebagai Nabi penutup, tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum muslimin dengan maksud untuk mendewasakan mereka. Maka di mulailah masa Khilafah Rasyidah yang diawali dengan pembaiatan Abu Bakar al-Shiddiq ra. sebagai Khalifah Rasulillah (Pengganti Rasul) yang dalam perkembangan selanjutnya disebut khalifah saja, untuk menggantikan Rasulullah SAW sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan. Kemudian Umar bin Khattab ra. melanjutkan estafet kepemimpinan Abu Bakar, dan selanjutnya melalui tim formatur terpilihlah Usman bin Affan ra. menggantikan kepemimpinan Umar, dan khilafah Rasyidah ditutup dengan kepemimpinan Ali bin Abi Thalib.  Di antara keempat Khilafah Rasyidah tersebut, kepemimpinan Khalifah Usman bin Affan memang sangat berbeda. Ini dimungkinkan karena umurnya yang lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang lemah lembut, sehingga pemerintahan Usman yang berlangsung selama 12 tahun tidak sepenuhnya berjalan mulus. Paruh terakhir kepemimpinan beliau, muncul pemberontakan yang berujung terbunuhnya Khalifah Usman yang salah satu faktornya karena akumulasi dari kekecewaan rakyat akibat kebijaksanaan beliau mengangkat beberapa anggota keluarganya dalam kedudukan tinggi yang dalam zaman ini dikenal dengan istilah nepotisme.