Dyah Wulan Sumekar Rengganis Wardani
Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Dan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Perilaku ibu rumah tangga yang mempunyai balita dan sanitasi dasar rumah dengan kejadian diare pada balita Retno Arienta Sari; Dyah Wulan Sumekar Rengganis Wardani; Ratna Dewi Puspita Sari
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 13, No 4 (2019)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.138 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v13i4.2301

Abstract

Mothers' personal and domestic hygiene and diarrhoea incidence in toddlers in Bandar Lampung, IndonesiaBackground: Diarrhea is still the second highest cause of child mortality in the world after pneumonia. Diarrhea is related to various factors. Maternal behavior and environmental sanitation are factors that are highly associated with the occurrence of diarrhea in infants.Purpose: To determine of the relationship between mother behavior and sanitation with the incident of diarrhea on toddlers in Kangkung Village Bumi Waras District Bandar Lampung City.Methods: This study was an observational analytic study with cross sectional approach, conducted in Kangkung Village, Bumi Waras District, Bandar Lampung City in October and November 2019. The sample were all toddlers  and their mothers and taken with proportional random sampling technique. The research data were collected using the observation checklist method and questionnaire filling, then the data were analyzed using the chi square test.Results: Finding the proportion of diarrhea incidence was of 29.4% and without-diarrhea was of 70.6%. The results showed that the mother's hand washing behavior (p = 0.035), boiling drinking water (p = 0.036) and the availability of clean water (p = 0.049) were related to the incidence of diarrhea in toddlers. While the availability of feces disposal (p = 0.078), availability of waste disposal (p = 0.068) and waste water disposal facilities (p = 1,000) are not related to diarrhea.Conclusion: Obtaining several factors that are closely related to the incidence of diarrhea, with the behavior of the mother such as handwashing habits, provision of drinking water, and the availability of clean water that meets the requirements. While other factors such as the disposal of feces, garbage disposal, and waste water disposal, there have no relationship with the incidence of diarrhea among toddlers.Suggestion: The need for activities that involve the community from the family level, neighborhood groups to local government supported by the health department, health centers, schools with the aim of changing the behavior of community .Keywords: Mothers' Personal; Domestic Hygiene; Diarrhoea Incidence; ToddlersPendahuluan: Diare masih menjadi penyebab kematian balita tertinggi kedua di seluruh dunia setelah pneumonia. Penyakit diare berkaitan dengan berbagai faktor. Perilaku ibu dan sanitasi lingkungan menjadi faktor yang sangat terkait dengan kejadia diare pada balita.Tujuan: Mengetahui hubungan antara perilaku ibu dan sanitasi dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung.Metode: Penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional, dilakukan di Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung pada bulan Oktober dan November 2019. Sampelnya seluruh balita dan ibunya, diambil dengan Teknik proportional random sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan metode checklist observasi dan pengisian lembar angket, kemudian dilakukan analisis data menggunakan uji chi kuadrat.Hasil: Didapatkan proporsi kejadian diare sebanyak 29,4% dan yang tidak diare 70,6%. Adapun hubungan faktor-faktor terkaitnya didapatkan; perilaku cuci tangan ibu (p = 0,035), memasak air minum (p= 0,036) dan ketersediaan air bersih (p= 0,049) berhubungan dengan kejadian diare pada balita. Sedangkan ketersediaan pembuangan tinja (p= 0,078), ketersediaan pembuangan sampah (p= 0,068) dan sarana pembuangan air limbah (p= 1,000) tidak berhubungan dengan diare.Simpulan: Didapatkan beberapa faktor yang berhubungan erat antara kejadian diare pada balita, dengan perilaku ibunya seperti kebiasaan cuci tangan, penyediaan air minum, dan ketersediaan air bersih yang memenuhi syarat. Sedangkan faktor lainnya seperti pembuangan tinja, pembuangan sampah, dan pembuangan air limbah, tidak didapatkan hubungan dengan kejadian diare pada balita.SARAN: Perlunya kegiatan yang melibatkan masyarakat dari tingkat keluarga, rukun tetangga sampai pemerintahan desa yang didukung oleh dinas kesehatan, puskesmas, sekolah dengan tujuan merubah perilaku PHBS masyarakat.
Hubungan Keberadaan Kontak Serumah dan Perilaku Ibu terhadap Kejadian Tuberkulosis Anak Dyah Wulan Sumekar Rengganis Wardani; Ari Rosmala Dewi; Suharmanto Suharmanto
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 9, No 3 (2020): Volume 9 Nomor 3
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v9i3.3059

Abstract

Salah satu faktor yang meningkatkan risiko penularan pada anak adalah terdapatnya kontak serumah dan kurangnya pengetahuan ibu, akan tetapi belum banyak penelitian yang mengkaji hubungan variabel-variabel tersebut terhadap penularan kepada anak di Bandar Lampung. Bandar Lampung memiliki angka kejadian TB yang meningkat dari tahun ke tahun dan berpotensi menjadi sumber penularan kepada anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan keberadaan kontak serumah dan perilaku ibu terhadap kejadian TB anak di lima puskesmas di Bandar Lampung yang terdapat kasus TB anak. Penelitian ini adalah penelitian case control dengan sampel kasus sebanyak 66 anak penderita TB dan sampel kontrol sebanyak 66 anak yang tidak menderita TB. Variabel pada penelitian mencakup kontak serumah (keberadaan kontak, intensitas kontak dan kedekatan hubungan) serta perilaku ibu (pengetahuan ibu dan imunisasi BCG). Data dikumpulkan melalui wawancara dengan alat bantu kuesioner yang dilanjutkan dengan analisis Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan keberadaan kontak, intensitas kontak, kedekatan hubungan, pengetahuan serta imunisasi BCG terhadap kejadian TB anak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan variabel yang perlu diintervensi yang pada akhirnya dapat menurunkan kejadian TB anak.
FAKTOR RISIKO BAYI BERAT LAHIR RENDAH Nur Annisa; dyah wulan sumekar rw; fidha rahmayani
Medula Vol 13 No 1 (2023): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v13i1.578

Abstract

Low birth weight babies are a preventable health problem in society. This is an important determinant of child survival and development, as well as long-term consequences such as the emergence of non-communicable diseases in their developmental lives. Babies with low birth weigth have a risk of fatality, development and growth delays compared to babies who are not LBW. In general, the causes of LBW are due to maternal and fetal factors, because while in the womb, the fetus receives the supplies it needs to survive from the mother. A large amount of mortality and morbidity can be prevented by addressing the factors associated with low birth weight. The aim of this literature review is to identify risk factors associated with low birth weight. Various studies have shown several risk factors for low birth weight babies, including maternal age during pregnancy and marital status, maternal diet, smoking habits during pregnancy, educational and socio-economic status, maternal activity during pregnancy and history of complications during pregnancy. But of course the existing research still has certain limitations, so further research is needed in the future.  
Hubungan Ketepatan Peresepan Obat Anti Hipertensi Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi Magdalena Yosefin Saputra; dyah wulan sumekar rw; rasmi zakiah oktarlina
Medula Vol 13 No 1 (2023): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v13i1.604

Abstract

Hypertension is a disease characterized by an increase in a person's blood pressure more than the normal blood pressure threshold. Hypertension is the 3rd most common cause of premature death in the world. This disease is also called the silent killer because most sufferers do not experience specific complaints, but complaints arise after organ abnormalities due to hypertension. Efforts to prevent and treat hypertension can be started with lifestyle changes such as consumption of fruits and vegetables, low consumption of salt and fat, regular exercise, and not smoking. Furthermore, treatment in the form of pharmacological management is also needed to regulate blood pressure so that it does not exceed normal limits. Administration of anti-hypertensive drugs also aims to prevent complications due to high blood pressure. Pharmacological treatment uses antihypertensive drugs such as diuretics, andrenergic blockers, angiotensin converting enzyme inhibitors (ACE-inhibitors), angiotensin-II inhibitors, calcium antagonists, direct vasodilators. Achieving the target of therapy in hypertensive patients means that there is a decrease in blood pressure until it reaches normal limits. In patients who receive antihypertensive drug prescriptions correctly, it is assessed that they have a 6 to 13-fold possibility of getting antihypertensive therapeutic effects that are on target compared to patients who receive antihypertensive drug therapy not right.
Efektivitas pendampingan sebaya terhadap pengobatan antiretroviral (ARV) pada orang dengan HIV (ODHIV): Studi meta-analisis Otta Nur Kirana; Dyah Wulan Sumekar Rengganis Wardani; Suharmanto Suharmanto
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 16, No 8 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i8.8418

Abstract

Background: Adherence to antiretroviral (ARV) therapy is the key to successful treatment in people living with HIV (PLHIV), characterized by suppressed HIV viral load. To ensure that PLHIV is obedient and prevent loss to follow-up, WHO (2016) proposes several ways, one of which is peer support. Peer support is considered effective to help PLHIV overcome psychosocial barriers to achieving a quality life.Purpose: A meta-analysis study was conducted to obtain conclusions on the effect of peer support on ARV therapy adherence in people living with HIV.Method: Database searches were carried out in March – June 2022 through PubMed, DOAJ, PLoS ONE, and Google Scholar. The systematic review was carried out using PRISMA (preferred reporting items for systematic review and meta-analysis).Results: A total of 8 studies were included in the meta-analysis and analyzed separately using aRR and aOR risk estimation. In both risk estimates, peer support affects adherence to ARV therapy by aRR = 1.27 (95% CI = 1.13 – 1.44; P = 0.0001) and aOR = 1.97 (95% CI = 1, 16 – 3.34; P = 0.01) and statistically significant. Both funnel plot of risk estimation shows a potential for publication bias, characterized by an asymmetric distribution between plots.Conclusion: This finding indicates that peer support affects adherence to ARV therapy in people living with HIV. It suggested that peer support be integrated with health care so that their existence is sustainable and in line with the treatment of PLHIV.Keywords: Peer support; Antiretroviral therapy; People living with HIVPendahuluan: Kepatuhan pengobatan antiretroviral (ARV) merupakan kunci keberhasilan pengobatan pada orang dengan HIV (ODHIV). Keberhasilan pengobatan ditandai dengan tersupresinya viral load HIV. Untuk memastikan ODHIV patuh dan mencegah terjadinya lost to follow-up, WHO (2016) mengusulkan beberapa cara yang salah satunya adalah pendampingan sebaya. Pendampingan sebaya dinilai efektif untuk membantu ODHIV mengatasi hambatan psikososial dan internal untuk mencapai hidup berkualitas.Tujuan: Penelitian meta-analysis dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan  mengenai pengaruh pendampingan sebaya terhadap kepatuhan pengobatan ARV pada ODHIV.Metode: Penelusuran database dilakukan pada Bulan Maret – Juni 2022 melalui PubMed, DOAJ, PLoS ONE, dan google scholar. Telaah sistematis dilakukan dengan menggunakan PRISMA (preferred reporting items for sistematic review and meta-analysis).Hasil: Sebanyak 8 (delapan) penelitian masuk dalam meta-analysis dan dilakukan analisis secara terpisah dengan menggunakan estimasi risiko aRR dan aOR. Pada kedua estimasi risiko, pendampingan sebaya berpengaruh terhadap kepatuhan pengobatan ARV sebesar aRR = 1,27 (CI 95% = 1,13 – 1,44; P = 0,0001) dan aOR = 1,97 (CI 95% = 1,16 – 3,34; P = 0,01) dan bermakna secara statistik. Funnel plot kedua estimasi risiko menunjukkan ada potensi terjadinya bias publikasi yang ditandai dengan distribusi asimetris antar plot.Simpulan:Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendampingan sebaya berpengaruh terhadap kepatuhan pengobatan ARV pada ODHIV. Disarankan agar pendampingan sebaya terintegrasi dengan layanan pengobatan ARV agar berkesinambungan keberadaannya dan sejalan dengan pengobatan ODHIV. 
Faktor yang Berhubungan dengan Pencegahan Penularan Covid-19 Yuni Nirmala; Dyah Wulan Sumekar RW; Warsono Warsono
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 4 No 4 (2022): November 2022, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Angka kejadian Covid-19 masih tinggi baik di dunia dan Indonesia. Covid-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 dan berdampak pada berbagai sektor. Factor risiko terjadinya Covid-19 dapat berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui factor yang berhubungan dengan pencegahan Covid-19 di Indonesia menggunakan artikel dari berbagai jurnal nasional dan internasional. Artikel yang digunakan adalah artikel tahun 2012-2022 dari database Pubmed, NCBI dan Google Scholar sebanyak 70 artikel dan artikel yang memenuhi syarat sebanyak 30 artikel. Artikel terpilih dilakukan analisis dan interpretasi berdasarkan hasil yang didapatkan. Hasil penelitian mendapatkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian Covid-19 antara lain adalah pengetahuan, sikap, penerapan protokol kesehatan, keyakinan akan kesehatan, dukungan sosial perilaku dan paparan media. Simpulan penelitian ini adalah faktor pengetahuan, sikap, penerapan protokol kesehatan, keyakinan akan kesehatan, dukungan sosial perilaku dan paparan media berhubungan dengan kejadian Covid-19.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DOKTER DENGAN KESESUAIAN PERESEPAN OBAT BERDASARKAN INDIKATOR WHO DI PUSKESMAS Rasmi Zakiah Oktarlina; Magdalena Yosefin Saputra; Dyah Wulan Sumekar Rengganis Wardani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 12, No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/jik.v12i2.2072

Abstract

Resep merupakan permintaan tertulis dari dokter kepada apoteker selaku pengelola apotek untuk mempersiapkan obat kepada pasien. Penulisan resep haruslah benar dan jelas agar dapat terhindar dari kesalahan dalam pembacaan resep, salah satu penyebab munculnya kesalahan medikasi yang dapat mengakibatkan kerugian bahkan kematian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara karakteristik dokter dengan kesesuaian peresepan obat berdasarkan indikator WHO di Puskesmas Kota Bandar Lampung. Jenis penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian adalah 40 dokter umum di Puskesmas Kota Bandar Lampung. Variabel bebas penelitian ini merupakan karakteristik dokter, yaitu usia, jenis kelamin, masa kerja, dan banyaknya pasien per jam. Variabel terikat adalah kesesuaian peresepan obat berdasarkan indikator WHO. Hasil penelitian didapati tidak adanya hubungan yang signifikan antara karakteristik dokter dengan kesesuaian peresepan, yakni usia (p=0,809), jenis kelamin (p=1,000), masa kerja (p=0,937), dan banyaknya pasien dalam 1 jam (p=0,178). Tidak terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, masa kerja, dan banyaknya pasien dalam 1 jam dengan kesesuaian peresepan obat berdasarkan indikator WHO.