Amir Mahmud
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kekerasan Ibu Tiri Terhadap Anak Tiri Dalam Cerita "Nenek Pakande": Stepmother’s Violence Against Stepchild In The Story Of “Nenek Pakande” Amir Mahmud
Kibas Cenderawasih : Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol. 19 No. 1 (2022): Kibas Cenderawasih, April 2022
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The study aims to describe the stepmother's act of violence against her stepchild. The problem of this study is why does the stepmother commit act of violence against her stepchild? The researcher uses a descriptive qualitative method due to the data analysis is in the form of words, phrases, sentences, and paragraphs that inform the purpose of the stepmother commits violence against her two stepchildren. The study uses feminism theory which focuses on the purpose of stepmother in committing household violence. The results of this study have found two types of violence, namely psychological and verbal violence. The stepmother commits violence act by scaring, threatening, and yelling so that her two children leave the house forever then the stepmother can freely develop her potential and control her husband's garden income.
CITRA PEREMPUAN DALAM CERITA RAKYAT ASAL PULAU MADURA Amir Mahmud
Sirok Bastra Vol 10, No 2 (2022): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v10i2.399

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan citra perempuan yang tersirat dalam cerita rakyat asal Pulau Madura dengan pedekatan feminisme. Metode deskripsi analisis digunakan untuk memecahkan masalah, mendeskripsikan, dan menganalisis data. Sumber data penelitian ini berupa tiga cerita rakyat yang mempresentasikan citra tokoh perempuan. Ada empat temuan citra perempuan dalam penelitian ini, yaitu tokoh perempuan berparas menarik dan pintar, tokoh perempuan yang menjadi teladan, tokoh perempuan religius, dan tokoh perempuan yang berani melakukan perubahan. Para tokoh perempuan dalam ketiga cerita rakyat tersebut memiliki berbagai persoalan hidup, seperti kekecewaan, keterbatasan peluang untuk maju, terpinggirkan, difitnah, dan tidak dihargai oleh keluarganya, yang telah membentuk pribadi mereka menjadi bijaksana dan tabah. Masyarakat memandang bahwa Potre Koneng, Ragapadmi, Rato Ebhu, dan Dewi Ratnadi sebagai tokoh ideal yang memiliki perjuangan, keberanian, pengorbanan, kecerdasan, dan ketekunan beribadah sehingga nama mereka dijadikan nama lembaga, tempat wisata, kuliner, judul cerita, dan nama kapal penyeberangan.