Rohayati Rohayati
Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN Rohayati Rohayati; Purwati Purwati
Jurnal Keperawatan Vol 9, No 1 (2013): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.121 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v9i1.252

Abstract

Gangguan tumbuh kembang pada anak batita di Indonesia tahun 2010 adalah 53,3%, tahun 2009 adalah 58,7%. . Hasil pra-survei di Desa Sabah Balau Kecamatan Tanjung Bintang Kabubaten Lampung Selatan, terdapat 10 keluarga dengan anak batita yang berusia 1-3 tahun, dari data tersebut 4 anak batita atau 40% belum bisa memakai sepatunya sendiri, tidak bisa memakai baju, tidak bisa menggosok gigi dan tidak bisa menggambar. Tujuan penelitian diketahuinya hubungan lingkungan biologis dan faktor psikososial dengan pertumbuhan dan perkembangan batita. Desain Penelitian survey analitik, populasi seluruh keluarga yang memiliki anak usia 1-3 tahun (batita) yang berjumlah 112 keluarga di Desa Sabah Balau Kecamatan Tanjung Bintang Lampung Selatan Tahun 2012. Besar sampel 71 responden teknik proporsional random sampling. Analisis data menggunakan uji Chi Square (X²). Hasil penelitian didapatkan tidak ada hubungan jenis kelamin dengan pertumbuhan dan  perkembangan batita ( p-value=0,000), ada hubungan umur dengan pertumbuhan dan perkembangan batita (p-value=0,000), ada hubungan status gizi dengan pertumbuhan dan perkembangan batita  (p-value=0,00), ada hubungan stimulasi dengan pertumbuhan dan perkembangan batita di Desa Sabah Balau Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012.Saran bagi Dinas  kesehatan agar memperhatikan masalah tumbuh kembang anak batita dengan mengeluarkan suatu kebijakan dalam hal deteksi dini tumbuh kembang batita di setiap posyandu di seluruh Wilayah  Kabupaten  Lampung selatan dan bagi keluarga responden agar keluarga mampu memenuhi kebutuhan batita baik secara bio, psiko, sosial, dan spiritual agar batita mampu berkembang dengan baik dan menjadi generasi yang berguna bagi masyarakat, agama, bangsa dan negara.
PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI USIA 6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN BAYI YANG NON EKSKLUSIF Woro Arum Rarasati; Rohayati Rohayati
Jurnal Keperawatan Vol 10, No 1 (2014): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.953 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v10i1.310

Abstract

Data Dinas Kesehatan Kota metro mencatat angka  ASI eksklusif sebesar 18,71%. ASI eksklusif di Kota Metro memiliki cakupan yang paling rendah di Provinsi Lampung. ( Profil Kesehatan kota Metro, 2009 ). ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama dan terbaik untuk bayi karena di dalam ASI terkandung zat-zat kekebalan, anti infeksi dan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang serta mengontrol terjadinya kelebihan berat badan atau obesitas.Tujuan penelitian adalah diketahuinya rata-rata berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif, untuk diketahuinya rata-rata berat badan bayi yang diberi ASI non eksklusif dan untuk diketahui perbedaan berat badan bayi yang diberi ASI ekslusif dengan bayi yang non eksklusif. Desain penelitian ini metode survey dengan pendekatan cross-sectional yaitu waktu pengukuran/ observasi data variable independe dan dependen hanya satu kali pada satu saat, penelitian ini menggunakan teknik total populasi yaitu sejumlah 39 bayi yang berusia 6 bulan yang dilakukan pada bulan Juni. Hasil analisis didapatkan bahwa Ha, yaitu ada perbedaan yang bermakna antara berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif dengan bayi yang non eksklusif di Desa Mulyojati kecamatan Metro Barat Kota Metro tahun 2013 dengan p value = 0,000. Saran kecamatan Metro Barat Kota Metro tahun 2013 dengan p value = 0,000. Saran untuk ibu yang mempunyai anak usia  0-6 bulan untuk memberikan ASI eklusif, karena ASI sanggup memenuhi kebutuhan gizi bayi untuk masa hidup empat sampai enam bulan pertama, karena ASI sebagai makanan terbaik bayi dalam menjaga kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup bayi. 
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PENCEGAHAN GIZI KURANG PADA BALITA Farich Jaya A; Rohayati Rohayati
Jurnal Keperawatan Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.422 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v10i2.293

Abstract

Pencegahan gizi kurang merupakan hal yang harus dilakukan supaya tidak berdampak pada penyakit yang lebih berbahaya/ gizi buruk, namun masih terdapat beberapa ibu balita yang tidak melakukan pencegahan gizi kurang tersebut. Hasil studi pendahuluan di Puskesmas Pekalongan angka kejadian gizi kurang cukup tinggi yaitu 32 balita (34,7%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan gizi kurang pada ibu balita di Puskesmas Pekalongan Lampung Timur tahun 2014.Penelitian ini bersifat survey analitik dengan desain cross-sectional dilakukan pada bulan Juli 2014 terhadap 32 orang responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen tes.Hasil penelitian yang diperoleh bahwa yang terbanyak adalah ibu dengan pengetahuan kurang baik yaitu 19 orang (59,4%), sikap negatif 21 orang (65,6%) dan melakukan pencegahan gizi kurang yaitu 18 orang (58,6%). Uji chi square didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pencegahan gizi kurang (p-value=0,473), tidak ada hubungan antara sikap dengan pencegahan gizi kurang (p-value=0,684).Ada kemungkinan bahwa terdapat faktor lain yang mendorong ibu balita melakukan pencegahan gizi kurang tersebut.