Purwati Purwati
Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Efektivitas Rebusan Seledri dalam Menurunkan Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi di Posyandu Lansia Kelurahan Pajar Bulan Kecamatan Way Tenong Lampung Barat Nurngaini Asmawati; Purwati Purwati; Ririn Sri Handayani
Jurnal Kesehatan Vol 6, No 2 (2015): JURNAL KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.906 KB) | DOI: 10.26630/jk.v6i2.93

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif. Umumnya tekanan darah bertambah secara perlahan dengan bertambahnya umur. Risiko untuk menderita hipertensi pada populasi ≥55 tahun yang tadinya tekanan darahnya normal adalah 90%. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit kematian terbesar dan disabilitas pada lanjut usia terutama usia 65 ke atas. Menurut hasil presurvey didapatkan data jumlah anggota posyandu lansia sebanyak 113 orang dan yang mengalami hipertensi sebanyak 42 orang (37%). Tujuan penelitian mengetahui efektivitas pemberian rebusan seledri terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Posyandu Lansia Kelurahan Pajar Bulan Kecamatan Way Tenong Lampung Barat 2015. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan pendekatan one group pretest-posttest. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan purposive sampling. Dengan populasi 113 dan sampel yang digunakan berjumlah 18 responden. Pengumpulan data menggunakan lembar pencatatan dan tensimeter (sphygmomanometer) digital. Hasil penelitian didapatkan hasil pengukuran tekanan darah sistole sebelum diberi perlakuan diperoleh rata-rata (mean) 166,33 mmHg. Hasil pengukuran tekanan darah sistole setelah diberi perlakuan selama 1 minggu diperoleh rata-rata (mean) 146,28 mmHg. Hasil pengukuran tekanan darah diastole sebelum diberi perlakuan diperoleh rata-rata (mean) 98,17 mmHg. Hasil pengukuran tekanan darah diastole setelah diberi perlakuan selama 1 minggu diperoleh rata-rata (mean) 84,50 mmHg. Simpulan penelitian minum rebusan seledri efektiv dalam menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Posyandu Lansia Kelurahan Pajar Bulan Kecamatan Way tenong Lampung Barat. Saran bagi posyandu lansia dalam penentuan kebijakan menggunakan alternatif  non farmakologi dalam penatalaksanaan penyakit hipertensi di Posyandu Lansia Pajar Bulan. Kata Kunci: Seledri, Hipertensi, Lansia
LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN Rohayati Rohayati; Purwati Purwati
Jurnal Keperawatan Vol 9, No 1 (2013): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.121 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v9i1.252

Abstract

Gangguan tumbuh kembang pada anak batita di Indonesia tahun 2010 adalah 53,3%, tahun 2009 adalah 58,7%. . Hasil pra-survei di Desa Sabah Balau Kecamatan Tanjung Bintang Kabubaten Lampung Selatan, terdapat 10 keluarga dengan anak batita yang berusia 1-3 tahun, dari data tersebut 4 anak batita atau 40% belum bisa memakai sepatunya sendiri, tidak bisa memakai baju, tidak bisa menggosok gigi dan tidak bisa menggambar. Tujuan penelitian diketahuinya hubungan lingkungan biologis dan faktor psikososial dengan pertumbuhan dan perkembangan batita. Desain Penelitian survey analitik, populasi seluruh keluarga yang memiliki anak usia 1-3 tahun (batita) yang berjumlah 112 keluarga di Desa Sabah Balau Kecamatan Tanjung Bintang Lampung Selatan Tahun 2012. Besar sampel 71 responden teknik proporsional random sampling. Analisis data menggunakan uji Chi Square (X²). Hasil penelitian didapatkan tidak ada hubungan jenis kelamin dengan pertumbuhan dan  perkembangan batita ( p-value=0,000), ada hubungan umur dengan pertumbuhan dan perkembangan batita (p-value=0,000), ada hubungan status gizi dengan pertumbuhan dan perkembangan batita  (p-value=0,00), ada hubungan stimulasi dengan pertumbuhan dan perkembangan batita di Desa Sabah Balau Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012.Saran bagi Dinas  kesehatan agar memperhatikan masalah tumbuh kembang anak batita dengan mengeluarkan suatu kebijakan dalam hal deteksi dini tumbuh kembang batita di setiap posyandu di seluruh Wilayah  Kabupaten  Lampung selatan dan bagi keluarga responden agar keluarga mampu memenuhi kebutuhan batita baik secara bio, psiko, sosial, dan spiritual agar batita mampu berkembang dengan baik dan menjadi generasi yang berguna bagi masyarakat, agama, bangsa dan negara.
KECEMASAN PADA NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS II A WAYHUIBANDAR LAMPUNG Frans Herianto Panjaitan; Al murhan Al murhan; Purwati Purwati
Jurnal Keperawatan Vol 10, No 1 (2014): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.673 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v10i1.328

Abstract

Kecemasan adalah status perasaan tidak menyenangkan yang terdiri atas respon-respon psikologis terhadap antisipasi bahaya yang tidak rill atau yang terbayangkan. Dalam keadaan terpidana atau menjalani masa vonis narapidana mengalami kecemasan baik narapidana yang baru masuk dan narapidana yang menjelang bebas. Kecemasan jika dibiarkan dapat mengurangi bahkan dapat meniadakan potensi yang dimiliki narapidana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat kecemasan pada narapidana yang baru masuk dan narapidana yang menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas II A Wayhui Bandar Lampung yang masing masing kelompok berjumlah 35 orang untuk narapidana yang baru mauk dan 27orang untuk narapidana yang menjelang bebas.Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif komparatif dengan  pendekatan kohort. Variabel indpendennya adalah narapidana yang baru masuk dan narapidana yang menjelang bebas, variabel dependennya adalah tingkat kecemasan. Data dikumpulkan dengan mengisi lembar kuesioner yang mengadopsi teori Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji-tHasil penelitian membuktikan bahwa pada α 5% terlihat ada perbedaan yang signifikan pada kecemasan naraidana yang baru masuk dan narapidana yang menjelang bebas. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,031, dimana tingkat kecemasan narapidana yang menjelang bebas lebih tinggi dibanding narapidana yang baru masuk.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa narapidana yang menjelang bebas Lembaga Pemasyarakatan memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi di banding dengan narapidana yang baru masuk Lembaga Pemasyarakatan. 
PENGARUH HEMODIALISIS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM Elya Hartini; Idawati Manurung; Purwati Purwati
Jurnal Keperawatan Vol 10, No 1 (2014): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.97 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v10i1.308

Abstract

Pasien diabetes yang mengalami gagal ginjal terminal harus menjalani terapi pengganti ginjal yaitu berupa dialisis (hemodialisis dan peritoneal dialisis). Pasien diabetes yang menjalani hemodialisis merupakan kelompok besar pasien gagal ginjal terminal di negara berkembang, yang meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian dibandingkan pasien hemodialisis yang nondiabetes Tujuan penelitian inidiketahui pengaruh Hemodialisis terhadap kadar gula darah pada pasien DM Di Ruang Hemodialisa.Desain penelitian adalah Quasy-Eksperiment (Pre-Post Test Control Group Design) guna mencari pengaruh dari variabel hemodialisis terhadap kadar gula darah. Peneliti mengukur kadar gula darah pasien sebelum dan sesudah tindakan hemodialisis. Populasi adalah semua pasien DM yang dilakukan tindakan Hemodialisis pada tanggal 1 - 30 Juni 2012 sebanyak 40 orang.Sampling yang dipakai adalah total populasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwakadar gula darah responden sebelum tindakan hemodialisis  sama antara ≤ 293 mg/dl sebanyak 20 orang (50%) dan > 293 mg/dl sebanyak 20 orang (50,0%), sesudah tindakan hemodialisis adalah ≤ 293 mg/dl sebanyak 25 orang (62,5%). Ada pengaruh hemodialisis terhadap kadar gula darah pada pasien DM antara sebelum dan sesudah hemodialisis(sebesar 17 mg/dl). Saran bagi institusi rumah sakit perlu dibuat suatu standar prosedur operasional tindakan hemodialisis bagi pasien gagal ginjal dengan komplikasi diabetes untuk menurunkan kadar gula darah pada pasien. Perlu dilakukan pengukuran kadar gula darah pada pasien DM yang dilakukan tindakan hemodialisis sebelum pulang sebagai bahan evaluasi untuk tindakan selanjutnya.