Mardiana Zakir
Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN EKSTRAKSI VAKUM PADA PERSALINAN Mardiana Zakir
Jurnal Keperawatan Vol 9, No 1 (2013): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.793 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v9i1.274

Abstract

Angka Kematian Bayi (AKB) di Bandar Lampung mengalami peningkatan yaitu meningkat dari 103 kasus (2010) menjadi 127 kasus (2011). Berdasarkan data di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada tahun 2011 terdapat 157 (5,7 %) yang menggunakan ekstraksi vakum dari 2758 persalinan dan dari 157 persalinan tersebut terdapat 21 (13,3 %) bayi mengalami komplikasi pasca tindakan yaitu 2 kejang (1,3%), 1 sepsis (0,6%), dan 18 bayi mengalami asfiksia (11,4%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan tindakan ekstraksi vakum pada persalinan di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Tahun 2012. Penelitian menggunakan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Tahun 2012.Sampel yang diambil sebanyak 350 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder didapat dari register dan catatan medik pasien. Analisis yang di gunakan adalah univariat dan secara bivariat  dengan menggunakan uji Chi Square. Berdasarkan hasil penilitian diketahui bahwa dari 350 sampel didapatkan 105 ibu yang bersalin dengan ekstraksi vakum , diantaranya 62 orang dengan kala II lama (59%), 33 preeklampsi (31,4%), 13 orang dengan penyakit tertentu (12,4%), 7 prolapsus tali pusat (6,7%) dan  6 orang dengan DJJ abnormal (5,7%). Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan antara kala II Lama (p- value = 0,000, OR 7,309), preeklampsi (p- value = 0,002, OR 2,349), penyakit tertentu (p- value = 0,005 OR 3,705), prolapsus tali pusat (p- value = 0,032, OR 4,304), dan DJJ Abnormal (p- value = 0,039,  OR 4,889) dengan tindakan ekstraksi vakum pada persalinan di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Tahun 2012. RSUDAM agar  melakukan usaha tindak lanjut berupa tindakan preventif dan promotif dalam melakukan penanggulangan pencegahan terjadinya persalinan dengan tindakan vakum.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA Mardiana Zakir
Jurnal Keperawatan Vol 10, No 1 (2014): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.559 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v10i1.319

Abstract

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan. Kota Bandar Lampung memiliki jumlah penduduk lansia sebanyak 47.746 orang (5,41%), dengan jumlah posyandu 609 buah, namun pemanfaatannya belum dapat dilakukan secara maksimal, seperti halnya Posyandu Lansia Kencana yang memiliki 108 lansia dalam kegiatannya hanya dihadiri sekitar 30 % dan angka tersebut masih dibawah target pencapaian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang behubungan dengan pemanfaatan Posyandu Lansia Kencana di Wilayah Kerja Puskesmas Sukabumi Bandar Lampung Tahun 2012. Penelitian ini bersifat analitikdengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 108 orang dengan sampel yang diperoleh sebanyak 52 responden. Teknik sampling Simple Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan  pedoman wawancara dengan teknik wawancara. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan Chi-square.Hasil penelitianmenyimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan lansia dengan pemanfaatan Posyandu Lansia Kencana (p=0,025), ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan Posyandu Lansia Kencana (p=0,025), dan. ada hubungan antara peran kader dengan pemanfaatan Posyandu Lansia Kencana (p=0,002). Saran bagi petugas kesehatan agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan memberi penyuluhan kepada lansia terutama tentang manfaat posyandu bagi lansia, sehingga dapat memanfaatkan posyandu yang ada dengan baik. 
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN (FLUOR ALBUS) PADA REMAJA PUTRI Nurlaila Nurlaila; Mardiana Zakir
Jurnal Keperawatan Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.06 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v11i1.378

Abstract

Fluor albus dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan gangguan rasa percaya diri pada wanita bila terlalu berlebihan. Berdasarkan presurvey yang dilakukan peneliti  ada 60% siswi yang mengalami keputihan di SMP SuryaDarma Bandar Lampung Tahun 2014.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan personal hygiene remaja putri dengan kejadian keputihan  (Fluor Albus ) di SMP Suryadarma Bandar Lampung Tahun 2014. Desain dalam penelitian ini adalah penelitian analitik cross sectional dengan jumlah sampel 60 orang responden diambil dengan tekhnik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen tes dan angket. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan persentase dan bivariat dengan fisher exact test. Hasil Penelitian, kejadian fluor albus 65,0%, pengetahuan yang baik ada 66,7%, dan personal hygiene yang baik ada 56,7%.  Analisis bivariat menyimpulkan ada hubungan pengetahuan dan kejadian fluor albus (p value=0,010) dan OR = 0,123.  Ada hubungan antara personal hygiene remaja putri dan kejadian fluor albus di SMP Suryadarma dengan p value=0,012 dan OR = 0,182. Saran dari hasil penelitian tersebut di atas ternyata pengetahuan siswa hanya sebatas tahu saja, tetapi tidak paham dalam melakukan personal hygienenya atau cara perawatan alat reproduksinya sendiri. Untuk menghindari kejadian fluor albus, maka melalui petugas UKS lebih sering melakukan penyuluhan tentang personal hygiene dan fluor albus (keputihan), serta cara menerapkan perawatan alat reproduksinya dengan benar.
PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN ALAT GENITALIA SAAT MENSTRUASI Mardiana Zakir
Jurnal Keperawatan Vol 12, No 1 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.803 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v12i1.368

Abstract

Perilaku kesehatan pada remaja saat menstruasi diawali dengan menjaga kebersihan organ kewanitaan. Akibat kurangnya menjaga kebersihan alat genetalia dapat mengakibatkan timbulnya Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) yang dapat terjadi tidak hanya ditemukan pada pekerja seks komersial melainkan sudah banyak ditemukan pada wanita remaja. Berdasarkan data hasil penelitian PKBI Pusat 2010 terhadap responden remaja khususnya siswa SMP dan SMA melibatkan 2.479 responden menunjukan 52,67% responden memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi tidak memadai. Hasil presurvey yang dilakukan pada 10 orang responden di SMA Gajah Mada didapatkan sebanyak 60% siswi memiliki perilaku kurang baik dalam merawat daerah kewanitaan pada saat menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang menjaga kebersihan alat genetalia pada saat menstruasi di SMA Gajah Mada Bandra Lampung Tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswiSMA Gajah Mada Bandar Lampung yang masih aktif belajar yang berjumlah 112 orang dan sampel 112 orang diambil dengan teknik total sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan data primer menggunakan angket dengan alat ukur kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat (persentase). Hasil penelitian gambaran pengetahuan remaja tentang kebersihan alat genetalia pada saat menstruasi yang dilakukan pada 112 responden diketahui sebagian besar responden 40,2% memiliki pengetahuan baik, 34.5% memiliki pengetahuan cukup, dan 25,3% memiliki pengetahuan kurang dalam menjaga kebersihan alat genetalia pada saat menstruasi di SMAGajah Mada Bandar Lampung. Peneliti menyarankan bagi dewan guru di SMAGajah Mada Bandar Lampung agar lebih meningkatkan pengetahuan mengenai kebersihan alat genetalia pada saat menstruasi serta mengajarkan kepada siswi melalui mata pelajaran biologi. Kata kunci: 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN METRORAGIA Mardiana Zakir; Rosmadewi Rosmadewi
Jurnal Keperawatan Vol 9, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.159 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v9i2.358

Abstract

Metroragia merupakan gangguan menstruasi yang terjadi dengan interval atau jika terdapat insiden bercak darah atau perdarahan diantara menstruasi. Masalah dalam penelitian ini adalah banyaknya kejadian metroragia (39%) di RSUD A.Yani Metro tahun 2012 dibandingkan dengan kasus gangguan sistim reproduksi yang lainnya. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian metroragia. Rancangan penelitian menggunakan kasus kontrol. Populasi dalam penelitian semua pasien yang menderita gangguan kesehatan reproduksi berjumlah 370 orang. Sampel dalam penelitian adalah kasus yaitu pasien yang mengalami metroragia yang berjumlah 65 orang dan kontrol yaitu pasien yang mengalami gangguan kesehatan reproduksi lainnya yang berjumlah 65 orang. Pengumpulan data menggunakan data sekunder. Analisa data secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan variabel yang berhubungan dengan kejadian metroragia yaitu endometriosis (pv=0,005;OR 3,005), polip serviks (pv=0,001;OR 4,461), servisitis (pv=0,001; OR 4,390), dan kontrasepsi hormonal (pv=0,034;OR 2,280). Kesimpulan dalam penelitian ini ada hubungan antara endometriosis, polip serviks, servisitis dan kontrasepsi hormonal dengan kejadian metroragia. Saran yang penulis ajukan, agar tenaga kesehatan menginformasikan kepada masyarakat terutama kaum perempuan tentang gejala-gejala yang menunjukkan keadaan metroragia, sehingga dapat diatasi dengan tuntas agar penyakitnya tidak bertambah berat.
HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA Sutarmi Sutarmi; Mardiana Zakir
Jurnal Keperawatan Vol 9, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.348 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v9i2.340

Abstract

WHO memperkirakan resiko klematian akibat kehamilan dan persalinandi usia 15 sampai 19 tahun 2 kali lebih tinggi dibandingkan perempuan yang berusia 20 sampai 24 tahun. Making Pregnancy Safer (MPS) Indonesia 2001-2010 merupakan salah satu strategi dalam konteks Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  hubungan usia ibu dengan komplikasi kehamilan primigravida di wilayah kerja Puskesmas Bukoposo Kecamatan Way Serdang Kabupaten Mesuji tahun 2013. pisain Penelitian ini adalah cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil pertama di wilayah kerja Puskesmas Bukoposo Kecamatan Way Serdang Kabupaten Mesuji tahun 2013 yaitu sebanyak 285 orang, dengan sampel 167 responden. Teknik sampling adalah simple random sampling. Pengumpulan data dengan melihat rekam medik di puskemas poskesdes dan BPS. Analisa univariat menggunakan prosentase dan bivariat menggunakan chi-square. Hasil penelitian ini diperoleh komplikasi kehamilan primigravida sebanyak 40,3 %, usia ibu yang beresiko sebanyak 58,1%, Hasil analisa bivariat didapatkan ada  hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan (p value = 0,000,) Maka disarankan petugas kesehatan untuk dapat memberikan bimbingan dan konseling kepada setiap ibu untuk dapat menunda kehamilan dengan  tidak hamil pertama diusia yang beresiko yaitu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun dan bila sudah terjadi kehamilan untuk menjaga kesehatan diri dan janinnya dengan rajin memeriksakan kehamilannya sehingga menghindarkan dari terjadinya komplikasi yang dapat membahayakan kondisi kehamilannya dan persalinannya nanti.