Nurlaila Nurlaila
Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN PADA PROGRAM STUDI KEBIDANAN Nurlaila Nurlaila
Jurnal Keperawatan Vol 12, No 1 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.392 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v12i1.338

Abstract

Perpustakaan memiliki peran yang strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan yaitu terciptanya budaya baca, tersedianya sumber informasi yang cepat, tepat dan akurat, dan tersedianya tenaga perpustakaan yang profesional.Masalah dalam penelitian ini adalahadanya penurunan (54,6%) yang berkunjung keperpustakaan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan perpustakaan program studi kebidanan politeknik kesehatan kementerian kesehatan tanjungkarang tahun 2015.Rancangan penelitian inianalitik. Populasi dalam penelitian ini adalahseluruh mahasiswa prodi DIII kebidanan politeknik kesehatan kemenkes tanjung karang yaitu sebanyak  261 mahasiswa, sampel dalam penelitian ini berjumlah 72 orang dengan tekhnikproporsi random sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer dilakukan dengan cara angket. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan persentasi dan bivariat dengan fisher exact test. Hasil Penelitian, memanfaatkan perpustakaan ada 32(44,4%), minatnya baik ada 41(56,9%), koleksi perpustakaan yang lengkap  ada 35(48,6%), sarana dan prasarana perpustakaan yang lengkap  ada 43  (59,7%). Ada hubungan minat mahasiswa denganpvalue=0,05 dan OR = 0,37. Ada hubungan motivasi mahasiswa dengan p value=0,01 dan OR = 0,25. Ada hubungan koleksi perpustakaan diperoleh p value=0,05 dan OR = 0,34. Ada hubungan sarana dan prasarana diperoleh p value=0,04 dan OR = 0,4. Saran meningkatkan motivasi belajar kepada mahasiswa lebih ditingkatkan lagi untuk dapat berkunjung keperpustakaan minimal dua kali dalam seminggu sehingga dapat menunjang prestasi mahasiswa lebih baik.Untuk mahasiswa yang efektif dalam memanfaatkan perpustakaan, pihak pendidikan hendaknya dapat memberikan reward sehingga dapat menimbulkan motivasi bagi mahasiswa yang lain untuk berlomba- lomba dalam memanfaatkan perpustakaan, dan koleksi buku- buku yang terbaru lebih diperbanyak, sarana meja, rak buku, rak penitipan barang mohon disediakan. 
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN (FLUOR ALBUS) PADA REMAJA PUTRI Nurlaila Nurlaila; Mardiana Zakir
Jurnal Keperawatan Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.06 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v11i1.378

Abstract

Fluor albus dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan gangguan rasa percaya diri pada wanita bila terlalu berlebihan. Berdasarkan presurvey yang dilakukan peneliti  ada 60% siswi yang mengalami keputihan di SMP SuryaDarma Bandar Lampung Tahun 2014.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan personal hygiene remaja putri dengan kejadian keputihan  (Fluor Albus ) di SMP Suryadarma Bandar Lampung Tahun 2014. Desain dalam penelitian ini adalah penelitian analitik cross sectional dengan jumlah sampel 60 orang responden diambil dengan tekhnik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen tes dan angket. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan persentase dan bivariat dengan fisher exact test. Hasil Penelitian, kejadian fluor albus 65,0%, pengetahuan yang baik ada 66,7%, dan personal hygiene yang baik ada 56,7%.  Analisis bivariat menyimpulkan ada hubungan pengetahuan dan kejadian fluor albus (p value=0,010) dan OR = 0,123.  Ada hubungan antara personal hygiene remaja putri dan kejadian fluor albus di SMP Suryadarma dengan p value=0,012 dan OR = 0,182. Saran dari hasil penelitian tersebut di atas ternyata pengetahuan siswa hanya sebatas tahu saja, tetapi tidak paham dalam melakukan personal hygienenya atau cara perawatan alat reproduksinya sendiri. Untuk menghindari kejadian fluor albus, maka melalui petugas UKS lebih sering melakukan penyuluhan tentang personal hygiene dan fluor albus (keputihan), serta cara menerapkan perawatan alat reproduksinya dengan benar.
PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA Nurlaila Nurlaila; Nurchairina Nurchairina
Jurnal Keperawatan Vol 10, No 1 (2014): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.019 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v10i1.330

Abstract

Masa balita adalah “Masa Keemasan” (golden age) dimana peranan ibu sangat diperlukan untuk tumbuh kembang yang optimal. Masalah dalam penelitian ini adalah ada 45 anak didapatkan data 6 anak mengalami gangguan sosialisasi dan 2 anak mengalami gangguan perkembangan motorik.dan belum diketahui adakah hubungannya dengan pemberian stimulasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pemberian stimulasi ibu dengan perkembangan balita di Posyandu Mawar wilayah kerja Puskesmas Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011. Rancangan penelitian berupa  survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian seluruh ibu yang memiliki balita dan balita nya di Posyandu Mawar wilayah kerja Puskesmas Seputih Mataram yang berjumlah 142 orang dan sampel 60 orang dengan tehnik proportional stratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi menggunakan kuesioner dan KPSP tugas perkembangan. Analisis data  univariat dengan prosentase dan analisis bivariat dengan fisher exact test.Hasil penelitian tentang pemberian stimulasi ibu yaitu 56,7% responden memberikan stimulasi dengan baik dan 43,3% kurang. Perkembangan balita dengan kategori sesuai 81,7% dan tidak sesuai18,3%. Ada sebanyak 91,2 % ibu yang memberikan stimulasi dengan baik dan perkembangan balitanya sesuai. Sedangkan diantara ibu yang memberikan stimulasi kurang baik, ada 69,2% yang perkembangan balitanya sesuai. Diperoleh nilai p value = 0,044 dan OR = 4,593. Kesimpulan terdapat hubungan antara pemberian stimulasi ibu dengan perkembangan balita. Saran untuk ibu dan kader posyandu agar dapat memberikan stimulasi yang adekuat, teratur, dan sesuai kelompok umur serta bekerjasama dengan pihak puskesmas setempat untuk memberikan sosialisasi tentang stimulasi dan perkembangan balita baik dengan penyuluhan ataupun leaflet. 
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Murid Di Paud Kota Bandar Lampung Nurlaila Nurlaila; Inayah Inayah
Jurnal Keperawatan Vol 13, No 1 (2017): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.085 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v13i1.850

Abstract

 Persentase rumah tangga yang memenuhi kriteria PHBS di provinsi Lampung hanya 32%, sedangkan untuk kota Bandar Lampung sebesar 44,3% (Riskesdas Lampung 2007). Masalah dalam penelitian ini adalah sebanyak 67% anak tidak ditimbang teratur, ditemukan bahwa sebelum makan sebanyak 57,2% anak melakukan cuci tangan tidak pada air mengalir dan cuci tangan dilakukan pada baskom yang dipakai bersama-sama secara bergantian tanpa menggunakan sabun dan sebanyak 53,3% anak yang tidak mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari. Upaya menjaga kelangsungan hidup anak Indonesia, harus difokuskan pada upaya preventif dengan membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di setiap keluarga.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku hidup bersih dan sehat pada murid di PAUD Tunas Harapan Labuhan Ratu Kedaton Bandar Lampung.Penelitian ini bersifat deskriptif dengan populasi seluruh anak yang bersekolah di PAUD Tunas Harapan Labuhan Ratu Bandar Lampung tahun 2011 sebanyak 35 murid. Sampel yang digunakan adalah total populasi sebanyak 35 murid. Data dikumpulkan secara langsung dengan menggunakan pedoman wawancara. Analisis data menggunakan analisis univariat dengan persentase. Hasil yang didapatkan bahwa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada murid PAUD Tunas Harapan dengan kategori tidak PHBS sebesar 56,2%, sedangkan kategori PHBS sebesar 43,8%. Responden yang tidak melakukan penimbangan secara teratur sebesar 65,7%.  Sebagian besar tidak berperilaku PHBS dalam cuci tangan pakai sabun yaitu 60%. Dan yang berperilaku PHBS dalam mengkonsumsi sayur dan buah sebesar 57,1%. Dari hasil tersebut, diharapkan kepada semua pihak dapat mengajarkan anak tentang PHBS agar anak dapat berperilaku bersih dan sehat sedini mungkin.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Praktik Toilet Training pada Anak Batita diKampung Mulyo Asri Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2011 Nurlaila Nurlaila; Nora Isa Tri Novadela
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Vol 5, No 1 (2012): Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jkm.v5i1.1405

Abstract

Praktik toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air besar dan buang air kecil. Ini dapat berlangsung pada kehidupan anak yaituumur 18-24 bulan. Masalah dalam penelitian ini adalah masih adanya anak batita yang tidak bisa BAK/BAB pada tempatnya dan praktik ibu yang tidak tepat dalam toilet training pada anak batita, serta belum ditelitinya masalah ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan praktik toilet trainning pada anak batita di Kampung Mulyo Asri kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun2011. Desain penelitian ini adalah penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak batita sejumlah 160 orang. Sampel yang digunakan yaitu 55 orang. Analisis data yang dignakan adalah uji chi square. Hasil penelitian responden yang tidak melakukan praktik toilet trainning pada anak batita sebanyak 67,3%, berpengetahuan baik sebanyak 54,5%, sikap yang mendukung sebanyak 52,7%, kesiapan anak yang tidak siap sebanyak 56,4%, kesiapan orangtua yang tidak siap 74,5%, faktor pendorong ayah/kakak sebanyak 61,8%, sarana wc sebanyak 58,2%,komunikasi yang kurang baik anak batita dengan nilai p value =0,03 danOR 4,694, ada hubungan sikap dengan p value = 0,02 dan OR = 5,133, ada hubungan kesiapan anak dengan niali p value = 0,01 dan OR = 6,400, ada hubungan faktor pendorong ayah/kakak dengan nilai p value = 0,006 dan OR = 6,222. Ada hubungan sarana wc dengan nilai p value= 0,02 dan OR =4,723, ada hubungan yang signifikan antara komunikasi dengan praktik tolet trainning pada anak batita di Kampung Mulyo Asri Kecamatan Tulang Baang Tengah Tahun 2011. Dimana nilai p value = 0,05 dan OR = 3,714. Saran perlu adanya penyuluhan oleh tenaga kesehatan/bidan untuk memberikan pembinaan, sosialisasi langsung kepada ibu-ibu tentang praktik toilet trainning pada batita.