Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU Ardelia Gestinarwati; Holidy Ilyas; Idawati Manurung
Jurnal Keperawatan Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.202 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v12i2.605

Abstract

Kendala lansia dalam mengikuti kegiatan Posyandu Lansia meliputi pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu, jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh, dan kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu. Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Hasil presurveydata Posyandu lansia Aisyah di Pekon Yogyakarta, dari kurang lebih 150 orang yang berkunjung ke posyandu lansia pada bulan November 2015 sebanyak 21 orang 14% dari jumlah seluruh lansia, bulan Desember 2015 sebanyak 13 orang (8,7%), dan bulan Januari 2016 sebanyak 28 orang (18,7%). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke Posyandu Aisyah di Pekon Yokyakarta Selatan wilayah kerja Puskesmas Gadingrejo Pringsewu Lampung tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional dengan populasilansia yang terdaftar di Posyandu Lansia Aisyah Pekon Yogyakarta Selatan Pringsewu dengan jumlah 150 orang.Teknik pengambilan sampel dengan Simple random sampling. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square.Hasil penelitian didapatkan 75 lansia (68.80%) yang tidak aktif tanpa dukungan keluarga dan 19 lansia (17.40%) yang aktif mendapat dukungan keluarga. Hasil Uji chi square didapatkan nilai ρ-value (0.00) <α (0.05) artinya Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke Posyandu Aisyah di Pekon Yogyakarta Selatan Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung tahun 2016. Disarankan tenaga kesehatan di pekon khususnya koordinator posyandu lansia untuk memberikan HE (health education) pada keluarga supaya termotivasi untuk memberikan dukungan kepada lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandu lansia.
HUBUNGAN STRES DENGAN KENAIKAN TEKANAN DARAH PASIEN RAWAT JALAN I Wayan Darwane; Idawati Manurung
Jurnal Keperawatan Vol 8, No 2 (2012): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.379 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v8i2.149

Abstract

Hipertensi adalah tekanan darah persistem dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastoliknya di atas 90 mmHg. Stres merupakan salah satu penyebab hipertensi dan penyebab kambuhnya hipertensi.Stres merupakan kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis. Stres bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stres tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemah dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stres dengan kenaikan tekanan darah pasien rawat jalan yang telah lama menderita hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2011. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi 116, dan didapatkan sampel 89 responden. Pengumpulan data diperoleh dengan wawancara menggunakan lembar kuesioner dari tanggal 15-26 Juli 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi stres pada responden sebesar 50,6% dan proporsi kenaikan tekanan darah  pada responden sebesar 49,4%. Hasil uji Chi Square dengan derajat kepercayaan (CI) 95% dengan nilai α (0,05) dihasilkan perhitungan ρ value (0,00) < α (0,05) yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara stres dengan kenaikan tekanan darah. Bagi petugas kesehatan di rumah sakit diharapkan memperhatikan faktor stres dan psikologis pasien serta melakukan  asuhan keperawatan pasien rawat jalan. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian mengenai karakteristik stres pada pasien hipertensi.
PERBEDAAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ANTARA METODA MODULAR DAN METODA TIM DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU Lasma Sri Rejeki Panjaitan; Idawati Manurung; Sulastri Sulastri
Jurnal Keperawatan Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.752 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v11i2.588

Abstract

Kelengkapan dokumentasi keperawatan merupakan sesuatu yang mutlakdan harus ada, yang digunakan sebagaibukti professional keperawatan dan juga merupakan bentuk upaya membina dan mempertahankan akuntabilitas perawatan dan pelayanan keperawatan. Di RS Mitra Husada Pringsewu sudah dijalankan manajemen asuhan keperawatan dengan metoda tim dan modular, pada saat survei didapatkan data kelengkapan dokumentasi pada metoda modular 68% dan metoda tim 85%. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kelengkapan dokumentasi keperawatan antara metoda modular dan metoda tim di RS Mitra Husada Pringsewu. Jenis penelitian ini bersifat komparatif, dilakukan pada tanggal21 Juni sampai 5 Juli 2014 dengan mengaudit 230 dokumentasi (populasi), teknik sampel dengan Proportional Classified Random. Teknik analisis menggunakan uji statistik uji T independen. Hasil penelitian menunjukkan  rata-rata kelengkapan dokumentasi keperawatan dengan menggunakan metoda modular adalah 85,75 dan metodatim adalah 90,89. Berdasarkan analisis diketahui terdapat perbedaan yang signifikan pada kelengkapan dokumentasi keperawatan antara metoda modular dan metoda tim di RS Mitra Husada Pringsewu (nilai< 0,05 yaitu 0,00). Kesimpulan dari penelitiani ni adalah ada perbedaan yang bermakna antara kelengkapandokumentasi yang dilakukanperawat yang bekerjasecaratimdenganperawat yang bekerjasecarametoda modular. Disarankan pihak manajemen pelayanan kesehatan RS Mitra Husada Pringsewu untukmeningkatkanmanajemen dengan melakukan perhitungan ketenagakerjaan, agar seimbang antara tenaga keperawatan yang ada dengan rata-rata junlah pasien, dan beban kerja perawat tidak menjadi tinggi, melakukansupervisidanmemberikanrewardbagiruangan yang berkinerjabaik.
PENGARUH TERAPI TOKEN EKONOMI PADA KEMAMPUAN MENGONTROL PERILAKU KEKERASAN PADA PASIEN GANGGUAN JIWA DI RS. JIWA PROVINSI LAMPUNG Idawati Manurung; Gustop Amatiria
Jurnal Keperawatan Vol 8, No 1 (2012): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.505 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v8i1.147

Abstract

Terapi token ekonomi adalah salah satu alternatif pengajaran yang dilakukan di rumah sakit jiwa karena selain mengajarkan, memberi contoh, juga mengamati dan mengevaluasi semua perilaku adaptif yang mengindikasikan bahwa klien sudah mampu mengontrol diri dari perilaku kekerasan. Oleh karena itu dilakukan metoda terapi token untuk membuat kemampuan mengontrol perilaku kekerasan dengan baik. Penelitian bertujuan mengetahui kemampuan mengontrol diri pasien gangguan jiwa kelompok intervensi terapi token ekonomi, diketahuinya kemampuan mengontrol diri pasien gangguan jiwa kelompok yang tidak mendapat  terapi token ekonomi dan diketahuinya perbedaan  kemampuan mengontrol diri pasien kelompok intervensi terapi token eknomi dengan yang tidak mendapat token ekonom.Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Quasi experimental” dengan intervensi terapi perilaku: Token ekonomi dengan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil yang didapat adalah rata-rata nilai kemampuan mengontrol diri pasien gangguan jiwa kelompok intervensi terapi token ekonomi adalah 22,23, termasuk kategori meningkat.   Rata-rata nilai kemampuan mengontrol diri pasien gangguan jiwa kelompok yang tidak mendapat  terapi token ekonomi di RSJ. Provinsi Lampung adalah 11,87, termasuk kategori meningkat. Terdapat perbedaan yang bermakna kemampuan mengontrol diri dari perilaku kekerasan antara kemampuan mengontrol diri pasien kelompok intervensi terapi token eknomi dengan yang tidak mendapat token ekonomi di RSJ. Provinsi Lampung, (nilai p= 0.00).
MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN PADA RUANG RAWAT INAP DENGAN METODE TIM DI RUMAH SAKIT IMANUEL BANDAR LAMPUNG Musiana Musiana; Idawati Manurung
Jurnal Keperawatan Vol 8, No 1 (2012): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.838 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v8i1.138

Abstract

Kepuasan pasien akan mutu pelayanan keperawatan tidak terlepas dari bagaimana metode asuhan keperawatan yang diterapkan di rumah sakit. Hampir sebagian besar rumah sakit swasta yang ada di Bandar Lampung masih menggunakan metode fungsional dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, Rumah Sakit Imanuel sudah mengembangkan metode asuhan keperawatan dari metode fungsional menjadi metode tim pada ruang inap dewasa wanita dan ruang rawat inap anak sebagai pilot project, sementara ruangan yang lain masih menggunakan metode fungsional. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan mutu pelayanan keperawatan antara ruang rawat inap yang sudah melaksanakan metode tim dengan ruang rawat inap yang belum melaksanakan metode tim di Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung tahun 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif komparatif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat di ruang rawat inap  RS Imanuel Bandar lampung   teknik pengambilan samel dengan cara purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 200. Analisis univariat dalam bentuk distribusi frekuensi sedangkan analisis bivariat menggunakan uji T independen. Hasil penelitian diperoleh Rata-rata skor mutu pelayanan keperawatan pada ruang rawat inap yang sudah melaksanakan metode tim adalah 85,51 termasuk kategori baik. Rata-rata skor  mutu pelayanan keperawatan pada  ruang rawat inap yang belum  melaksanakan metode tim adalah 81,50 termasuk kategori baik. Terdapat perbedaan mutu pelayanan keperawatan antara  ruang rawat inap yang sudah melaksanakan metode tim dengan ruang rawat inap yang belum melaksanakan metode tim (p value = 0.003). Saran bagi Rumah Sakit agar mengembangkan pelaksanaan metode tim pada ruang rawat inap yang belum melaksanakan metode tim agar mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien dapat meningkat.