Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PUSKESMAS OLEH PASIEN HIPERTENSI Ratna Dewi Hussein; Musiana Musiana
Jurnal Kesehatan Vol 5, No 1 (2014): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.597 KB) | DOI: 10.26630/jk.v5i1.62

Abstract

Ratna Dewi Hussein1) Musiana1)1) Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang                                   Abstract : Factors Correlating With UsefullnessHealth Center Hypertensi. Hypertense is mayor problem not only lies in western country but also in Indonesia. Hypertense is categorized as uncontagious disease,dangerous disease for humans, and the silent kiler which spreads universally. This thing becomes the mayor problem and regarded very important. The research has been done to know the factors which are related to usefullness health center for hypetense patient in Way Halim district Bandar Lampung year 2012.  The research design is cross sectional with the amount of samples 100 respondens. The research result fund that there  is connectin betwen age with  usefullness health center, there is no connection betwen sex (man/women) with usefullness of health center, there is no  conection betwen education  and usefullness of  health center, there is no connection  betwen cappital with usefullness  of helath center, there is  connection betwen job with usefullness of health center, there is no connection betwen access to the health center,  there is  no connection between people”s role with usefullness of health center. It can be seen from exponen B using logstic regression found that the most having connections are  an job, so that it can be concluded that on job and knowledge very influence to ward the usefullness of health center to hypertense patient.The effort that has been done to increase the usefullness for hypertense patient in Way Halim district is improving the health promotion for hypertense patient to take the benefit of the existence health center  which is supported by the wisdom of Mayor  Bandar Lampung free treatment/medicine in  health  center. Keyword        : Usefullness health center, hypertensiAbstrak : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Puskesmas Oleh Pasien Hipertensi. Hipertensi merupakan masalah besar yang tidak hanya terdapat di negara barat, tetapi juga di Indonesia. Hypertensi dikategorikan sebagai penyakit yang tidak menular dan penyakit yang membahayakan manusia dan merupakan pembunuh yang tersembunyi (The Silent killer) dan menyebar secara universal.Penelitian ini dilakukan  untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Puskesmas pada pasien hypertensi di kelurahan Way Halim Kota Bandar Lampung tahun 2012. Desain penelitian adalah cross sectional  dengan jumlah sampel 100 responden.  Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara umur dengan pemanfaatan puskesmas ,tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan pemanfaatan puskesmas, tidak ada hubungan  antara pendidikan dan pemanfaatan puskesmas  tidak ada hubungan pendapatan dengan pemanfaatan puskesmas,  ada hubungan antara  pekerjaan dengan pemanfaatan puskesmas ,tidak ada  hubungan antara akses ke puskesmas dengan pemanfaatan puskesmas, tidak ada hubungan antara peranan orang lain dengan pemanfaatan puskesmas . Dilihat dari  nilai Eksponen B dengan menggunakan  regresi  logistik  diketahui bahwa yang paling dominan  berhubungan adalah faktor  pekerjaan , sehingga dapat disimpulkan  bahwa  pekerjaan  sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan puskesmas pada pasien hypertensi.Upaya yang dilakukan  untuk meningkatkan pemanfaatan puskesmas pada pasien hypertensi di kelurahan Way Halim adalah meningkatkan promosi kesehatan pada pasien hypertensi untuk mau  memanfaatkan puskesmas yang ada apalagi ada kebijakan walikota Bandar Lampung berobat ke puskesmas gratis sesuai dengan Perwali  tentang pelayanan kesehatan dasar pada sarana pelayanan kesehatan  di kota Bandar Lampung. Kata Kunci          : Pemanfaatan puskesmas, hipertensi
EFEKTIVITAS PIJAT REFLEKSI TERHADAP PENGENDALIAN KADAR GLUKOSA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS Musiana Musiana; Titi Astuti; Ratna Dewi
Jurnal Keperawatan Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.536 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v11i2.576

Abstract

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1109 tahun 2007 tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan menyebutkan terapi komplementer dapat dilaksanakan secara sinergi, terintegrasi, dan mandiri di fasilitas pelayanan kesehatan. Hasil survey pendahuluan di Puskesmas Kedaton penyakit DM termasuk dalam 10 besar penyakit terbanyak dan menduduki urutan ke-4 setelah faringitis, hipertensi dan common cold dan terjadi peningkatan jumlah penderita DM dari tahun 2012 (1.131 penderita) menjadi 1.873 penderita pada tahun 2013. Hipotesis penelitian yaitu pijat refleksi efektif dalam mengendalikan kadar glukosa darah penderita DM. Manfaat penelitian adalah mengintegrasikan terapi komplementer dalam pelayanan keperawatan  penderita DM.  Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen, metode pengambilan data Pre and Post Test Control  Group Design. Hasil penelitian didapat rata-rata kadar glukosa darah penderita DM sebelum melakukan pijat refleksi adalah 199,76 mg/dl sedangkan pada kelompok kontrol 183,18 mg/dl. Rata-rata kadar glukosa darah penderita DM sesudah melakukan pijat refleksi adalah 159,14 mg/dl sedangkan pada kelompok kontrol 170,43 mg/dl. Hasil uji statistik, ada perbedaan kadar glukosa darah penderita DM pada kelompok intervensi dengan nilai p = 0,021 sedangkan pada kelompok kontrol tidak (nilai p = 0,400). Saran bagi Puskesmas Kedaton agar mengintegrasikan terapi komplementer khususnya pijat refleksi dalam pelayanan keperawatan penderita DM  dengan mengoptimalkan sarana pijat refleksi berupa taman pijat refleksi yang sudah tersedia di puskesmas Kedaton.
STUDI KUALITATIF ANCAMAN, KERENTANAN DAN KEMAMPUAN MITIGASI BENCANA MASYARAKAT DI PESISIR BANDAR LAMPUNG Musiana Musiana
Jurnal Keperawatan Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.449 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v11i2.581

Abstract

Bencana timbul karena  interaksi faktor ancaman, kerentanan  dan ketidakmampuan masyarakat. Provinsi  Lampung  dengan  ibukota Bandar Lampung  termasuk 15 besar daerah di Indonesia yang rawan bencana dikarenakan kondisi geografis, topografi  dan  klimatologinya. Data  Sistem Informasi Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan RI  menyebutkan jenis ancaman bencana di pesisir Bandar Lampung yaitu tsunami, banjir dan longsor. Penelitian bertujuan menganalisis faktor ancaman, kerentanan, dan kemampuan mitigasi bencanamasyarakat di daerah Pesisir Bandar Lampung  menggunakan pendekatan kualitatif kepada 20 informan. Pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam, FGD, studi dokumentasi dan observasi. Uji validitas menggunakan triangulasi sumber dan  metode sedangkan analisis datanya menggunakan analisis isi (content analysis) dan analisis taksonomi setelah diolah dengan open code.  Hasil penelitian, faktor ancaman bencana di pesisir Bandar Lampung adalah tsunami dengan kegiatan mitigasi terhadap faktor ancaman sesuai dengan karakteristik bencana. Mitigasi kerentanan sosial ditujukan untuk meningkatkan kesehatan kelompok rentan sedangkan mitigasi kerentanan lingkungan dengan gotong royong dan pengelolaan sampah. Kerentanan ekonomi menyebabkan masyarakat tidak dapat melakukan mitigasi dalam hal iuran kebersihan sampah. Saran bagi penelitian yaitu melanjutkan penelitian  dengan menggunakan analisis lebih lanjut terhadap faktor ancaman, kerentanan, kemampuan dan mitigasi bencana yang sudah teridentifikasi pada penelitian ini dan mengeksplorasi lebih lanjut aspek perilaku yang mendasari kerentanan, kemampuan dan  partisipasi masyarakat dalam mitigasi bencana  di pesisir Bandar Lampung.      
MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN PADA RUANG RAWAT INAP DENGAN METODE TIM DI RUMAH SAKIT IMANUEL BANDAR LAMPUNG Musiana Musiana; Idawati Manurung
Jurnal Keperawatan Vol 8, No 1 (2012): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.838 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v8i1.138

Abstract

Kepuasan pasien akan mutu pelayanan keperawatan tidak terlepas dari bagaimana metode asuhan keperawatan yang diterapkan di rumah sakit. Hampir sebagian besar rumah sakit swasta yang ada di Bandar Lampung masih menggunakan metode fungsional dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, Rumah Sakit Imanuel sudah mengembangkan metode asuhan keperawatan dari metode fungsional menjadi metode tim pada ruang inap dewasa wanita dan ruang rawat inap anak sebagai pilot project, sementara ruangan yang lain masih menggunakan metode fungsional. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan mutu pelayanan keperawatan antara ruang rawat inap yang sudah melaksanakan metode tim dengan ruang rawat inap yang belum melaksanakan metode tim di Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung tahun 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif komparatif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat di ruang rawat inap  RS Imanuel Bandar lampung   teknik pengambilan samel dengan cara purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 200. Analisis univariat dalam bentuk distribusi frekuensi sedangkan analisis bivariat menggunakan uji T independen. Hasil penelitian diperoleh Rata-rata skor mutu pelayanan keperawatan pada ruang rawat inap yang sudah melaksanakan metode tim adalah 85,51 termasuk kategori baik. Rata-rata skor  mutu pelayanan keperawatan pada  ruang rawat inap yang belum  melaksanakan metode tim adalah 81,50 termasuk kategori baik. Terdapat perbedaan mutu pelayanan keperawatan antara  ruang rawat inap yang sudah melaksanakan metode tim dengan ruang rawat inap yang belum melaksanakan metode tim (p value = 0.003). Saran bagi Rumah Sakit agar mengembangkan pelaksanaan metode tim pada ruang rawat inap yang belum melaksanakan metode tim agar mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien dapat meningkat.
Peningkatan Kemampuan dan Kemandirian Public Area Service dalam Pertolongan Pertama melalui Pelatihan First Aid, CPR dan AED Kota Bandar Lampung Tori Rihiantoro; Ririn Sri Handayani; Musiana Musiana
Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama Vol 3, No 2 (2022): Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama Volume 3 Nomor 2 Agustus 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jpk.v3i2.166

Abstract

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan masyarakat awam di Kota Bandar Lampung tentang pertolongan RJP masih sangat rendah. Sebagian besar fasilitas pelayanan umum mengatakan bahwa belum tersedia sumber daya manusia (SDM) yang terlatih dalam melakukan FIRST AID secara baik dan sesuai standar. Berdasarkan wawancara dengan kepala bagian SDM mitra pengabmas diperoleh informasi bahwa telah tersedia fasilitas pertolongan pertama (First Aid) dan Automated External Defibrilator (AED), namun belum pernah dilakukan pelatihan, sehingga pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan pertolongan pertama masih kurang. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan dan kemandirian karyawan mitra pengabmas dalam pertolongan pertama terhadap korban kecelakaan dan henti jantung mendadak (HJM). Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pelatihan first aid, cardiopulmonary resusitation (CPR) dan automatic external defibrilation (AED). Metode kegiatan meliputi pre-test dan post-test, pemberian materi, simulasi, dan skill driliing. Hasil pelatihan pada 57 peserta diperoleh hasil sebelum pelatihan nilai rata-rata pengetahuan peserta yaitu 35,58 dan setelah pelatihan menjadi 75,43. Data kemudian dianalisis lebih lanjut dan diperoleh nilai p= 0,000. Dengan demikian ada perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah pelatihan. Artinya pelatihan yang dilakukan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan karyawan mitra pengabmas tentang first aid, CPR dan AED