Peningkatan prevalensi obesitas berbanding lurus dengan risiko penyakit penyerta (komorbid) yang disebabkan oleh obesitas seperti diabetes melitus (DM) tipe 2 yang terjadi melalui mekanisme resistensi insulin. Jenis penelitian analitik komparatif numerik berpasangan dengan desain quasi experimental dan metode pengambilan data pengukuran berulang (pre test – post test design) dengan kelompok kontrol. Jumlah sampel sebanyak 30 orang, terbagi menjadi kelompok kontrol positif (K1) terdiri atas 10 orang obesitas grade II (indeks masa tubuh ≥30 kg/m2), kelompok kontrol negatif (K2) terdiri atas 10 orang normal (indeks masa tubuh 18,55-22,99 kg/m2) dan kelompok perlakuan (P) terdiri atas 10 orang obesitas grade II (indeks masa tubuh ≥30 kg/m2) yang diberikan perlakuan aktivitas fisik intensitas sedang berupa berjalan cepat selama 30 menit atau setara dengan HRmax 55-70 persen.Analisis menggunakan Paired T-Test untuk melihat perbedaan pretest dan posttest menunjukkan nilai p=0,087 pada kelompok P1, p=0,058 pada kelompok P2 dan p=0,000 pada kelompok P. Analis menggunakan One Way Anova untuk melihat perbedaan antar kelompok menunjukkan nilai p=0,002 antara P dan K1, p=0,085 antara kelompok P dan K2, p=0,474 antara kelompok K1 dan K2.Terdapat pengaruh yang signifikan secara statistik aktivitas fisik intensitas sedang berupa berjalan cepat selama 30 menit terhadap kadar glukosa darah sewaktu pada laki-laki obesitas