Merah Bangsawan
Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT Merah Bangsawan; Holidy Ilyas
Jurnal Keperawatan Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.818 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v10i2.291

Abstract

Hasil survey di pabrik es di Jakarta menunjukkan terdapat gangguan pendengaran pada 50% karyawan disertai peningkatan ambang dengar sementara sebesar 5-10 dB, karyawan yang telah bekerja terus-menerus selama 5-10 tahun (Hendarmin, 2005). Hasil penelitian Hatta, dkk (2010) di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN 7 diperoleh hasil, dari 17 sampel terdapat 9 orang merasakan keluhan gangguan pendengaran subjektif (53%), bahkan dapat menyebabkan kehilangan pendengaran yang sifatnya permanen. Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan penelitian adalah untuk menguji karakteristik pekerja (umur, lama kerja, dan penggunaan APP) terhadap gangguan ketulian pekerja pabrik kelapa sawit unit usaha Rejosari PTPN VII Kecamatan Natar, Lampung Selatan tahun 2012.Desain penelitian cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini total populasi yaitu 34 orang pekerja pabrik. Penelitian dilaksanakan dari bulan Nopember -  bulan Desember 2012. Uji hipotesis digunakan adalah Chi-Square test ( = 0,05). Hasil uji hipotesis hubungan antara umur terhadap gangguan ketulian ternyata p value = 0,023, lama kerja terhadap gangguan ketulian p value = 0,002, dan antara penggunaan APP terhadap gangguan ketulian pvalue 0,031, sehingga p value < 0,05 yang berarti semua variabel yang diteliti menunjukkan ada hubungan yang signifikan terhadap gangguan ketulian pekerja pabrik kelapa sawit unit usaha Rejosari. 
PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PADA IBU YANG MEMPUNYAI BAYI USIA 6-12 BULAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Alfan F.W; Titi Astuti; Merah Bangsawan
Jurnal Keperawatan Vol 10, No 1 (2014): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.647 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v10i1.311

Abstract

ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan pada bayi tanpa makanan tambahan atau cairan sampai umur 6 bulan (Suryoprajogo, 2009:53). Faktor-faktor pemberian ASI sangat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif,tingkat pendidikan dan pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif.Tujuan penelitian,mengetahui hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu yang mempunya bayi usia 6-12 bulan terhadap pemberian ASI eksklusif di  Desa Donomulyo Lampung Timur Tahun 2013. Jenis penelitian Analitik dengan pendekatancross sectional. Penelitian dilakukan pada tanggal 28 juni s/d 9 juli 2013. Pengambilan sampel menggunakan teknik Simpel Random Sampling dengan jumlah responden 52 orang.Analisis data dengan menggunakan uji chi square.Hasil penelitian membuktikan bahwa pada α 5% ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p= 0,013, dan ada hubungan yang signifikan juga antara tingkat pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif dengan nilai p= 0,000. Kesimpulan bahwa tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di Desa Donomulyo Lampung Timur Tahun 2013. Saran untuk petugas kesehatan lebih meningkatkan  penyuluhan tentang kesehatan, terutama tentang pemberian ASI sehingga masyarakat khususnya ibu-ibu menyusui dapat mengetahui secara jelas tentang kandungan ASI, keuntungan bagi ibu dan bayi jika memberikan ASI secara eksklusif. 
KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR Merah Bangsawan; Titi Astuti
Jurnal Keperawatan Vol 12, No 1 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.41 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v12i1.369

Abstract

Berdasarkan laporan RSAM (2013),ditemukan: tahun 2011 ada 28 kasus cancer serviks mengalami infeksi dan 16 kasus lesi prakanker, tahun 2012 ada 35 kasus cancer serviks dan tahun 2013 ada 38 kasus cancer serviks  tahun (setiap tahun mengalami peningkatan kasus cancer serviks di Indonesia semakin diperburuk lagi yaitu 70% kasus cancer serviks sudah berada dalam stadium lanjut, ketika datang ke rumah sakit yang menyebabkan sulit untuk diatasi, bahkan kasus berakhir dengan kematian. Oleh karna itu perlu sosialisasi gerakan pemeriksaan pap smear untuk mendeteksi dini cancer serviks oleh RS. Jenis penelitian adalah deskriptif. Populasi penelitian adalah ibu-ibu yang tidak melakukan pemeriksaan pap smear, datang ke Poliklinik Kebidanan RSUDAM Provinsi Lampung, umur 17-55 tahun. Jumlah populasi penelitian = 80 responden. Sampel: total populasi, instrumen data: kuesioner, dan analisis data univariat, uji presentase (%). Hasil penelitian didapatkan bahwa karakteristik ibu yang tidak melakukan pemeriksaan pap smear adalah berdasarkan umur yang tertinggi adalah ibu yang berumur 17-45 tahun, termasuk dalam klasifikasi umur reproduksi sebesar 46 orang ibu (57,50%) berdasarkan tingkat pengetahuan tentang pemeriksaan pap smear yang tertinggi adalah ibu dengan kriteria pengetahuan cukup sebesar 38 orang ibu (47,50%) berdasarkan paritas yang tertinggi adalah paritas lebih dari satu anak, termasuk dalam klasifikasi paritas multipara yaitu sebesar 36 orang ibu (45,00%). Berdasarkan status pekerjaan yang tertinggi adalah ibu yang pekerjaannya pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar 23 orang ibu (28,75%). Berdasarkan status perkawinan yang tertinggi adalah ibu yang menikah sebanyak 67 orang ibu (83,75%). Berdasarkan pendidikan yang tertinggi adalah lulus pendidikan Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 30 orang ibu (37,50%),dan lulus pendidikan SMA atau sederajat sebanyak 28 orang ibu (35,00%).Diharapkan petugas kesehatan dapat member1kan penyuluhan tentang perlunya pemeriksaan Pap Smear untuk deteksi dini kanker serviks 
FAKTOR RISIKO YANG MEMPERCEPAT TERJADINYA KOMPLIKASI GAGAL JANTUNG PADA KLIEN HIPERTENSI Merah Bangsawan; Purbianto Purbianto
Jurnal Keperawatan Vol 9, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.752 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v9i2.342

Abstract

Studi berbasis masyarakat telah menunjukkan bahwa hipertensi dapat berkontribusi bagi perkembangan gagal jantung sebanyak 50-60% dari pasien. Pada pasien hipertensi, risiko gagal jantung meningkat sebesar 2 kali lipat pada laki-laki dan 3  kali lipat pada wanita (Said Alvin, 2011). Laporan angka kejadian penyakit di Bandar Lampung tahun 2011 pada triwulan ketiga, jumlah penderita gagal jantung sebanyak 155 orang dengan jumlah laki laki terbanyak dan meninggal 14 orang, sedangkan pada tahun 2010, pasien yang menjalani perawatan gagal jantung di RSUDAM  Provinsi Lampung sebanyak 504 orang, 39 pasien atau 46,43% mengalami gagal jantung akibat hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempercepat terjadinya komplikasi gagal jantung pada klien hipertensi di RSUDAM Provinsi Lampung.Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah klien hipertensi yang melakukan perawatan baik rawat jalan maupun rawar inap di RSUDAM Provinsi Lampung. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 97 responden dengan teknik sampling yang digunakan adalah quota sampling.Hasil penelitian pada penelitian ini didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara usia saat pertama menderita hipertensi dengan kecepatan timbulnya komplikasi gagal jantung pada klien hipertensi, tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kecepatan timbulnya komplikasi gagal jantung pada klien hipertensi, tidak ada hubungan antara terkontrolnya hipertensi dengan kecepatan timbulnya komplikasi gagal jantung pada klien hipertensi. Sesuai dengan hasil penelitian tersebut, maka disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk membandingkan jumlah risiko yang dimiliki oleh pasien terhadap timbulnya komplikasi gagal jantung.