Helmi Yenie
Jurusan Kebidanan, Poltekkes Tanjungkarang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kehadiran Ibu Hamil Pada Kelas Ibu Di Satu Kecamatan Kabupaten Lampung Selatan Risneni R; Helmi Yenie
Jurnal Keperawatan Vol 13, No 1 (2017): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.122 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v13i1.846

Abstract

Berdasarkan hasil kajian kualitas pelayanan kesehatan ibu tahun 2012 didapatkan data bahwa penggunaan buku KIA di fasilitas kesehatan masih sangat kurang. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan dari 248 Desa yang ada yang melaksanakan kegiatan kelas ibu hanya 30 %. Berdasarkan data di wilayah kerja Puskesmas Karang AnyarKecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan tahun 2016 yang mempunyai 12 Desa binaan, kegiatan kelas ibu baru dapat dilaksanakan secara rutin setiap satu bulan sekali di 5 desa binaan (41,6 %) sedangkan 7 Desa lainnya (58,4 %) belum dilakukan secara rutin hal ini dikarenakan sedikitnya jumlah ibu hamil yang hadir mengikuti kegiatan kelas ibu sehingga menjadi hambatan bagi petugas kesehatan untuk melaksanakan kegiatan kelas ibu hamil.Dari 248 Desa yang ada di kabupaten Lampung Selatan, hanya 30% yang melaksanakan kegiatan kelas ibu. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui Mengetahui Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kehadiran Ibu Hamil Pada Kelas Ibu Di Puskesmas Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun  2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross  sectional. Populasi pada penelitian ini adalah ibu hamil yang ikut kelas ibu dengan usia kehamilan 23-32 minggu yang ada di Wilayah Puskesmas Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2016 berjumlah 105 orang. sampel kasus yang digunakan adalah dengan tehnik total sampling yaitu sebanyak 105 ibu hamil yang ikut kelas ibu dengan usia kehamilan 23-32 minggu. Dari hasil analisis univariat diperoleh bahwa 61,9 % (65 responden) yang memilki pengetahuan kurang baik. 51,4% (54 responden) yang memilki tempat tinggal dekat. 82,9% (87responden) tidak bekerja. 65,7 % (69 responden) yang mendapat dukungan dari suami. 56,2 % (59 responden) yang memilki buku KIA. 60% (63 responden) yang memiliki anak kurang dari 1 anak. 63,8% (67 responden) yang patuh dalam mengikuti kelas ibu. Dari hasil analisis bivariat Terdapat hubungan yang  bermakna antara pengetahuan dengan kehadiran,  jarak tempat tinggal, pekerjaan, dukungan suami, kepemilikan buku KIA, dan paritas ibu hamil pada kelas ibu.
PENGARUH TELUR REBUS TERHADAP PERCEPATAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS 1-7 HARI Indah Trianingsih; Helmi Yenie; Santi Fadilah S.P
Jurnal Keperawatan Vol 14 No 2 (2018): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.103 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v14i2.1310

Abstract

Angka kematian ibu (AKI) sedang menjadi perhatian yg sangat penting bagi dunia.Penyebab dari AKI adalah salah satunya infeksi.Infeksi dapat terjadi pada saat masa nifas salah satunya disebabkan oleh infeksi pada luka perineum.Telur rebus mampu mempercepat penyembuhan luka perineum karena mengandung tinggi protein.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh telur rebus terhadap percepatan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas 1-7 hari.Jenis penelitian analitik dengan rancangan True eksperimen.Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu post partum yang mengalami luka perineum dengan sampel sebanyak 32 responden. Uji statistik yang digunakan  ujit-independen. Hasil penelitian diperoleh rata-rata (mean) waktu yang dibutuhkan ibu nifas yang mengonsumsi telur rebus rata-rata 4,194 hari, sedangkan waktu yang dibutuhkan ibu nifas untuk penyembuhan luka perineum yang tidak mengonsumsi telur rebus adalah 5,544 hari. Hasil p-value yang diperoleh dalam uji analasis t-tes independen di dapatkan p-value=0,000 yang berarti ada pengaruh konsumsi telur rebus terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu nifas 1-7 hari. Hasil penelitian ini diharapkan bagi BPM untuk dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai salah satu acuan untuk memberikan upaya promotif kepada ibu nifas yang mengalami luka perineum untuk mengonsumsi makanan tinggi protein salah satunya telur rebus sebagai terapi alternatis dalam mepercepat penyembuhan luka perineum pada ibu nifas sehingga mencegah terjadinya infeksi masa nifas.
Upaya Pencegahan Transmisi dari Ibu ke Anak pada Ibu Rumah Tangga Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Pringsewu Tahun 2010 Helmi Yenie; Risneni Risneni
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Vol 5, No 1 (2012): Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jkm.v5i1.1412

Abstract

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalan dirusak oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Penyakit yang belum ditemukan obatnya ini sudah menyebar hampir di seluruh lapisan masyarakat, bahkan penyebarannya juga di kalangan ibu rumah tangga. Rentannya resiko penulrana ibu penderita HIV/AIDS kepada bayinya perlu pengkajian tentang transmisi dari ibu ke anak penderita HIV/AIDS guna mengetahui upaya pencegahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya dan praktik pencegahan transmisi dari ibu ke anak pada ibu rumah tangga penderita HIV/AIDS. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendektan kualitatif dan rancangan serta berdomisili di Kabupaten Pringsewu yang memenuhi kriteria inklusi yang telah ditetapkan dengan jumlah informan dua orang yang diagnosis HIV/AIDS. Hasil penelitian menunjukkan perilkau seksual yang tidak aman akan beresiko tinggi dengan kejadian HIV/AIDS, pengetahuan tentang HIV/AIDS juga mempengaruhi kejadian terinfeksinya ibu rumah tangga terhadap penyakit ini. Penularan HIV dari ibu ke bayi berpeluang kecil jika ibu HIV positif dalam kondisi fisisk cukup baik dan hal itu akan berpeluang besar untuk memiliki anak HIV negatif dan Ibu HIV positif memiliki banyak tanda penyakit dan gejala HIV akan lebih beresiko menularkan HIV ke bayinya. Kesimpulan penelitian bahwa ibu rumah tangga penderita HIV/AIDS dalam upaya pencegahan dan melahirkan dengan caesar, memeriksakan anaknya dan dirinya sendiri ke palayanan kesehatan. Persepsi kegawatan terhadap persepsi ancaman penyakit dengan melakukan pencegahan terhadap diri sendiri dan mengetahui transmisi dariibu ke bayi yang mereka dapat dari konseling pelayanan kesehatan.