Weillon Chaidir
Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KEBERMAKNAAN HIDUP PADA PEKERJA SEKS KOMERSIL (PSK) : MEANINGFUL LIFE OF SEX WORKER MEANINGFUL LIFE OF SEX WORKER Weillon Chaidir; Josetta Maria R. Tuapattinaja
Psikologia: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol. 13 No. 3 (2018): Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi (Psikologia)
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.04 KB) | DOI: 10.32734/psikologia.v13i3.2275

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami dinamika kehidupan yang dijalani PSK dalam proses pencarian makna hidup melalui tahapan pencapaian kebermaknaan hidup Frankl (dalam Bastaman, 2006), yakni: tahap derita, tahap penerimaan diri, tahap penemuan makna, tahap realisasi makna, dan tahap kehidupan bermakna. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis dengan jumlah responden sebanyak 2 orang yang diperoleh berdasarkan kriteria tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika pencarian makna hidup pada responden 1 berawal dari tahap derita. Dalam menjalani kehidupan sebagai PSK memperoleh social support dan melakukan vicarious learning sehingga mampu mencapai tahap penerimaan diri yang kemudian menuju ke tahap penemuan makna hidupnya setelah menyadari adanya hal yang penting dan berharga. Pada tahap realisasi makna, responden 1 menetapkan tujuan hidupnya melalui experiential value dan attitudinal value yang dimiliki. Dalam usaha menumbuhkan semangat dan komitmen, dia menggunakan parallel system dalam perwujudannya, dan pada akhirnya mencapai tahap kehidupan bermakna dan merasakan kebahagiaan. Sedangkan responden 2 yang juga pada awalnya berada pada tahap derita, akan tetapi responden belajar dari kegagalannya dan memilih untuk menerima keadaan diri, namun ketika responden 2 mulai sadar bahwa ada hal yang penting dan berharga pada tahap penemuan makna dengan dimilikinya creative value malah muncul perasaan ragu-ragu dan takut untuk mengambil langkah ke depan yang pada akhirnya membuat responden 2 mempertanyakan tujuan hidupnya, dan kembali ke tahap derita.