Risza Choirunissa
Fakultas Ilmu kesehatan-UNAS

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN TINGGI FUNDUS UTERI, KADAR GULA DARAH, DAN KADAR HEMOGLOBIN IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR Ely Nur Fauziyah; Sri Dinengsih; Risza Choirunissa
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 1 (2021): Volume 7,Nomor 1,Januari 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i1.3132

Abstract

ABSTRACT UTERI FUNDUS HIGH RELATIONSHIP, BLOOD SUGAR AND CONDITIONSHEMOGLOBIN MOM WITH A NEW BORN WEIGHT  Background : Maternal and infant mortality rates are indicators commonly used to determine the degree of public health, assessment of the success of other health development programs. Low birth weight accounted for 51% of neonatal deaths throughout birth. The size of the birth weight depends on how the intrauterine fetus develops during pregnancy. This birth weight is one of the indicators of newborn health.Purpose: This research to find out the relationship between Uterine Fundus Height, Blood Sugar Levels, Hemoglobin Levels of mothers with weight and newborns at Puskesmas Sindang Jaya Year 2020.Method : This research is an Analytical Survey research with Cross Sectional design. The sample in this study of pregnant women who gave birth from june to August as many as 40 people.Results : In the results that there is a statistically significant relationship between high fundus uteri, blood sugar levels, and hemoglobin levels of mothers with baby weight born in the puskesmas sindang jaya with p value of 0.013 for high fudus ureteri, p value 0.042 for blood sugar levels, and p value of 0.069 for hemoglobin levels. Which means that all three variables have a p value of <0.05). With the variable that most affects the baby's weight is a high variable fundus erteri with a value (OR : 24).Conclusion : There is a link between high uterine fundus, blood sugar levels, and hemoglobin levels of mothers with newborn weight at Puskesmas Sindang Jaya Year 2020Suggestion  It is hoped that the next researcher can conduct further research because there are still many factors that can affect the weight of the newborn. Keywords : Baby Weight Born, Uterine Fundus Height, Blood Sugar Levels, Hemoglobin Levels. ABSTRAK Latar Belakang : Angka kematian ibu dan bayi adalah indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, penilaian terhadap keberhasilan pelayanan kesehatan program pembangunan kesehatan lainnya. Beratbayilahirrendahmenyumbang sebesar51%sebagaipenyebabkematianneonataldiseluruh kelahiran.Besar kecilnyaberatbadanlahirtergantungbagaimana pertumbuhan janinintrauterine selama kehamilan.Beratbadanlahirinilahyang menjadi salahsatuindikator kesehatanbayi baru lahir.Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tinggi fundus uteri, kadar gula darah, dan kadar hemoglobin ibu dengan berat dan bayi baru lahir di Puskesmas Sindang Jaya Tahun 2020.Metode : Penelitian ini adalah penelitianSurvei AnalitikdenganrancanganCross Sectional. Sampel dalam penelitian ini ibu hamil yang melahirkan dari bulan juni-agustus sebanyak 40 orang.Hasil: Di dapatkan hasil bahwaterdapathubungan secarastatistiksignifikanantaratinggi fundus uteri, kadar gula darah, dan kadar hemoglobin ibu  dengan berat badan bayi lahir di puskesmas sindang jaya dengan p value 0.013 untuk tinggi fudus uteri, p value 0.042 untuk kadar gula darah, dan p value 0.069 untuk kadar hemoglobin. Yang artinya dari ketiga variabel memiliki nilai p value <0,05. Dengan variabel yang paling mempengaruhi berat badan bayi adalah variabel tinggi fundus uteri dengan nilai (OR : 24).Kesimpulan : Ada hubungan antara tinggi fundus uterus, kadar gula darah, dan kadar hemoglobin ibu dengan berat badan bayi baru lahir di Puskesmas Sindang Jaya Tahun 2020Saran: Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut dikarenakan masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi berat badan bayi baru lahir.Kata Kunci : Berat Bayi Lahir, Tinggi Fundus Uteri, Kadar Gula Darah, Kadar Hemoglobin. 
PEMBERIAN SUPLEMEN KOLAGEN TERHADAP ELASTISITAS DAN WARNA KULIT WANITA MENOPAUSE Lhedys Angela; Sri Dinengsih; Risza Choirunissa
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 1 (2021): Volume 7,Nomor 1,Januari 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i1.3138

Abstract

ABSTRACT GIVING COLLAGENT SUPPLEMENTS ON ELASTICITYAND MENOPAUSE WOMEN'S SKIN COLOR Background: Physical changes that are generally more visible when a person reaches menopause are changes in skin elasticity and skin color. Reduced water and oil content in the skin will result in reduced skin elasticity resulting in fine lines and wrinkles on the skin and factors that cause skin discoloration are the use of drugs, use of unsafe cosmetics or absorption of ultraviolet (UV) rays. that comes from sunlight. This is caused by reduced collagen production by cells. Due to the reduced amount of collagen, there will also be a reduction in the amount of reduced glycosaminoglycans which then results in reduced skin turgor.Purpose: The purpose of this study was to determine the effect of collagen consumption on skin elasticity and skin color in menopausal women in Cikande, Serang District, Banten Province.Methods: This study used quantitative descriptive statistics with a Quasi-Experimental research design with a One-Group Pretest-Posttest Design approach, which is a quasi-experiment where a group is measured and observed before and after the treatment (treatement). The sample of this research was 20 menopausal women in July in Cikande Village, Serang Regency, Banten Province.Results: Based on the results of the Paired Samples statistical test before and after collagen consumption on skin elasticity, a P value of 0.0118 was obtained from the significance value α => 0.05, this indicates that there is no effect between collagen consumption on skin elasticity. Based on the results of the Paired Samples statistical test before and after collagen consumption on skin color, the P value was obtained of 0.603 from the significance value α => 0.05, this indicates that there is no effect between collagen consumption on skin color.Conclusion: There is no effect of collagen consumption on skin elasticity and skin color in menopausal women in Cikande Village, Serang Regency, Banten Province. Suggestion:It is hoped that further researchers can carry out further research on the effect of collagen consumption on skin elasticity and skin color and for future researchers to be able to continue this research, as well as become a reference in conducting further research and can be developed again, especially on variables that have not been studied. Keywords: Menopause, Collagen, Skin elasticity, Skin color ABSTRAKLatar Belakang:Perubahan fisik yang umumnya lebih terlihat nampak ketika seorang sampai pada masa menopause adalah perubahan terhadap elastisitas kulit dan warna kulit.Berkurangnya kadar air dan minyak didalam kulit akan mengakibatkan berkurangnya elastisitas kulit sehingga timbul garis-garis halus dan kerut-kerut pada kulit dan faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan warna kulit adalah penggunaan obat-obatan, penggunaan kosmetik yang tidak aman atau penyerapan sinar ultraviolet (UV) yang berasal dari cahaya matahari. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya produksi kolagen yang dilakukan oleh sel. Akibat berkurangnya jumlah kolagen maka akan berkurang pula jumlah pengurangan glycosaminoglycans yang kemudian berakibat pada berkurangnya turgor kulitTujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsumsi kolagen terhadap elastisitas kulit dan warna kulit pada wanita menopause di Kelurahan Cikande Kabupaten Serang Provinsi Banten.Metode: Penelitian ini menggunakan kuantitatif stastistik deskriptif dengan desain penelitian Quasi-Eksperimen dengan pendekatan One-Group Pretest-Posttest Design yang merupakan quasi-experiment dimana sebuah kelompok diukur dan diobservasi sebelum dan setelah perlakuan (treatement).Sample penelitian ini adalah 20 wanita menopause pada bulan Juli di Kelurahan Cikande Kabupaten Serang Provinsi Banten.Hasil Penelitian:Berdasarkan hasil uji Paired Samples statistik sebelum dan sesudah konsumsi kolagen terhadap elastisitas kulit diperoleh nilai P value sebesar 0,0118 dari angka kemaknaan α = > 0,05 hal tersebut menunjukkan tidak ada pengaruh antara konsumsi kolagen terhadap elastisitas kulit. Berdasarkan hasil uji Paired Samples statistik sebelum dan sesudah konsumsi kolagen terhadap warna kulit diperoleh nilai P value sebesar 0,603 dari angka kemaknaan α = > 0,05 hal tersebut menunjukkan tidak ada pengaruh antara konsumsi kolagen terhadap warna kulit.Kesimpulan:Tidak ada pengaruh konsumsi kolagen terhadap elastisitas kulit dan warna kulit pada wanita menopause di di Kelurahan Cikande Kabupaten Serang Provinsi Banten.Saran:Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjutmengenai pengaruh konsumsi kolagen terhadap elastisitas kulit dan warna kulit dan bagi peneliti selanjutnya agar dapat melanjutkan penelitian ini, serta menjadi sebuah acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya dan dapat dikembangkan lagi terutama pada variabel-variabel yang belum diteliti. Kata Kunci:Menopause, Kolagen, Elastisitas kulit, Warna kulit.