Rita Rahmawati
PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

RESPONS HOSPITALISASI DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA ANAK USIA TODDLER Rita Rahmawati; Henny Bhinekawati
Journals of Ners Community Vol 3 No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.687 KB) | DOI: 10.5281/j ners community.v3i1.35

Abstract

ABSTRAKAnak usia toddler yang sakit dan menjalani perawatan di Rumah Sakit akanmengalami hospitalisasi yaitu suatu keadaan yang mengharuskan anak untuk tinggal diRumah Sakit, mengalami pengobatan dan terapi sampai kembali ke rumah. Hospitalisasipada anak dapat menghasilkan respon maladaptif dari anak yang disebabkan oleh faktoryang mempengaruhi jumlah dan kualitas tidur anak selama di Rumah Sakit. Jika anak tidakdapat melakukan coping untuk stimulasi pola tidurnya maka akan terjadi masalah padapola tidur anak, seperti insomnia. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectionaluntuk menghubungkan respon hospitalisasi dengan kejadian insomniapada anak usiatoddler (1-3 tahun) di RS. Nyai Ageng Pinatih Gresik. Teknik pengambilan sampelmenggunakan Purposive Sampling, jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi daneksklusi sebanyak 23 responden. Data dianalisis menggunakan uji statistik Chi Squaredengan χ2 hitung > χ2 tabel.Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak usia toddler (1-3 tahun) mengalamimaladaptif respon hospitalisasi sebanyak (60%) dan mengalami insomnia sebanyak (70%).Dari analisa uji statistik menggunakan Chi Square didapatkan nilai yang jauh lebih besaryaitu 9,168 > 3,84, berarti H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yangsignifikan antara kedua variabel. Dengan demikian, berarti ada hubungan responhospitalisasi dengan kejadian insomnia pada anak usia toddler (1-3 tahun).Dari hasil penelitian tersebut, kepada pelayanan bidang kesehatan untukmempertimbangkan lingkungan dan kenyamanan anak. Untuk orang tua supayamemperkenalkan anak kepada lingkungan rumah sakit, sehingga anak akan mudah untukberadaptasi dengan lingkungan dan tidak mengalami gangguan istirahat selama menjalaniperawatan di rumah sakit.Kata kunci : Toddler, Hospitalisasi, Insomnia.ABSTRACTAge child of Toddler ill and enter hospital it is of course will experience ofhospitalization that is process because reason of which emergency or planning, obligingchild to live in hospital, experiencing treatment and therapy until its repatriating return tohouse. Hospitalization respond at child can generate adaptive responds and ofmaladaptive. With factor are the factor it is of course will influence amount and qualitysleep child during at home pain. If the child unable to do coping for the stimulation of itssleep pattern, hence will have happened sleep pattern trouble, like insomnia.This research used "Cross Sectional" design it was mean to connect hospitalizationrespond at child with occurrence of Insomnia at age child of toddler (1-3 year) momenttaking care of RS. Nyai Ageng Pinatih Gresik, population age child old fellow of toddler(1-3 year). Technique intake that sampling purposive. Amount of sample 23respondent. Data will test by using statistical test of Chi-Square by χ2 count > χ2 table.Result of research indicate that age child of toddler (1-3 year) natural of maladaptivehospitalization respond counted (60%) and natural of occurrence of Insomnia counted(70%). From calculation of statistical test by using Chi-Square got by its value much morebig that was 9,168 > 3,84, meaning H0 refused and can be concluded by that there was relation which significant between both variable. There by hypothesis expressing theirrelation of respond hospitalization with occurrence of insomnia at age child of toddler (1-3year).From resulted of research of above, need the existence for implementation of healtharea to consider child refreshment and environment. To old fellow will introduce to childto new hospital environment, so that child will easy to adapt with the environment anddon’t disturb take a rest and sleep during treatment at hospital.Keywords : Toddler, Hospitalization, Insomnia.
PENDIDIKAN KESEHATAN MENINGKATKAN PERILAKU PENCEGAHAN DIARE PADA KELUARGA TAHAP 3 Roihatul Zahroh; Rita Rahmawati; Ika Marlina Abd. Rahman
Journals of Ners Community Vol 4 No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.555 KB) | DOI: 10.5281/j ners community.v4i2.54

Abstract

ABSTRAKDiare merupakan salah satu infeksi saluran pencernaan, jika tidak segera ditanganibisa mengakibatkan kematian. Pengetahuan ibu tentang pencegahan diare dapat diberikanmeskipun pendidikan kesehatan, dengan pengetahuan pendidikan kesehatan, mengambildalam mencegah diare untuk mencegah diare yang dapat meningkatkan status kesehatan.Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk mendekati DesainSatu-Group Pretest-posttest, metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling,sampel yang diambil sebesar 23 responden. Variabel bebas adalah variabel dependen,sedangkan pendidikan kesehatan adalah perilaku (pengetahuan, sikap, tindakan)pencegahan diare pada tahap keluarga 3. Data penelitian diambil menggunakan kuesionerdan observasi.Perhitungan hasil penelitian dengan menggunakan uji Wilcoxon statistik Test,menunjukkan hasil pengaruh pendidikan kesehatan pada perilaku pencegahan diare padakeluarga tahap 3 (pengetahuan: ρ = 0.00, sikap: ρ = 0,001, tindakan: ρ = 0,000).Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan perawat dan tenaga medis lainnya yangmemberikan pendidikan kesehatan dalam upaya untuk membantu ibu (orang tua) ataumasyarakat dalam meningkatkan baik pengetahuan, sikap, dan tindakan dan keterampilanuntuk dapat mencegah diare yang dapat mengurangi angka kematian akibat diare padaanak balita.Kata kunci: Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Sikap, Tindakan.ABSTRACTDiarrhea is one of the digestive tract infection, if not addressed promptly can resultin death. Mother’s knowledge about the prevention of diarrhea can be provided though ahealth education, with health education knowledge, takes in preventing diarrhea to preventdiarrhea that can improve health status.Methods this study uses experimental methods to approach One-Group PretestposttestDesign, sampling method used is purposive sampling, sample are taken by 23respondents. The independent variable is the dependent variable, while health education isbehavior (knowledge, attitude, action) the prevention of diarrhea in the family stage 3. Theresearch data was taken using a questionnaire and observation.From calculations using the Wilcoxon Signed Rank test Test statistics, shows theresults of the effect of health education on diarrhea prevention behaviors on the familystage 3 (knowledge : ρ = 0.00, attitude : ρ = 0.001, action : ρ = 0.000).Based on the results of this study is expected that nurses and other medicalpersonnel providing health education in an effort to help mothers (parents) or thecommunity in improving both the knowledge, attitudes, and actions and skills to be able toprevent the diarrhea that can reduce mortality from diarrhea among children under five.Keywords : Health Education, Knowledge, Attitude, Action.
PENGGANTIAN INFUS SET TIAP 3 HARI MENGURANGI RISIKO PENINGKATAN JUMLAH LEUKOSIT Rita Rahmawati; Mono Pratiko Gustomi; Muhammad Yusuf
Journals of Ners Community Vol 4 No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.479 KB) | DOI: 10.5281/j ners community.v4i2.56

Abstract

ABSTRAKPeningkatan jumlah leukosit pada pasien dapat terjadi karena salah satunya adalahdi mana infus set infus set tidak dirawat setiap hari dan berubah setiap 3 hari sesuai denganteori yang ada.Jumlah populasi yang diteliti di Ibnu Sina Rumah Sakit ICU GRESIK adalah 30responden. Dengan menggunakan Simple Random Sampling dengan jumlah yang tepat darisampel kriteria inklusi dan eksklusi dari 28 responden. Pengambilan sampel menggunakanteknik probability sampling. Studi ini merupakan pengganti infus set dan variabeldependen adalah kejadian infeksi nosokomial di. Data dikumpulkan melalui observasi dandianalisis menggunakan uji rank wilcoxon dengan tingkat signifikansi α <0,05.Hasil pada statistik menunjukkan efek meningkatkan leukosit sebelum penggantianinfus set adalah 0.008 lebih kecil dari 0,05. Tingkat pengaruh kejadian infeksi nosokomialsetelah penggantian infus set.Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggantian infus set setiap 3 harimenurunkan kejadian infeksi yang ditandai dengan peningkatan jumlah kadar leukosit.Kata kunci: infus set, leukosit, infeksi.ABSTRACTIncreasing the number of leucocytes in patients may occur because one of them iswhere the infusion set infusion set is not being treated every day and changed every 3 daysin accordance with existing theories.The number of the population studied in Ibnu Sina Hospital ICU GRESIK is 30responden. By using the Simple Random Sampling the appropriate amount of sampleinclusion and exclusion criteria of 28 respondents. The sampling use probability sampling.This study is the replacement infusion sets and the dependent variable was the incidence ofinfection in nosokomial. Data collected by observation and analyzed using wilcoxon ranktest with significance level α < 0.05.The result on the statistics show the effect of increasing lecocyte prior toreplacement infusion sets is 0,008 is smaller than 0.05. For the degree of influence theincidence of nosocomial infections after replacement infusion sets.The conclusion of this study is that there is an influence between the numbers ofleucocytes before after replacement infusion sets every 3 days.Keywords: infusion sets, leucocytes, infection.
EKSTRAK BAWANG MERAH MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH Roihatul Zahroh; Rita Rahmawati; Mohammad Yahya
Journals of Ners Community Vol 4 No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/j ners community.v4i2.65

Abstract

ABSTRAKBawang merah (Allium ascalonicum) mengandung quercetin dianggap memilikipotensi sebagai agen hipoglikemik melalui penghambatan enzim alfa amilase yangberperan dalam pencernaan karbohidrat. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengevaluasi pengaruh ekstrak bawang merah dalam menurunkan kadar glukosa darahpada tikus hiperglikemik.Penelitian ini untuk menilai pengaruh ekstrak bawang pada tikus yang dijadikanhiperglikemia menggunakan induksi aloxxan. Penelitian ini merupakan penelitian TrueExperiment. Sampel terdiri dari 12 tikus Mus musculus berumur 3-4 bulan, jenis kelaminjantan yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok 1 tikus dengan pemberian air suling(kontrol) dan kelompok 2 dengan ekstrak bawang merah yang diberikan 1,5 ml / kg.Kemudian dianalisis menggunakan uji one way ANOVA dengan tingkat signifikansiα<0,05.Pada kelompok diabetes diberi ekstrak bawang merah, menunjukkan ada perbedaanyang signifikan sebelum dan setelah pemberian ekstrak bawang (p = 0.029) selama 7 hari.Kadar Gula Darah Berarti tikus sebelum dan sesudah perlakuan diberikan 233,83-101,6mg/dL.Ekstrak bawang merah (Allium ascalonicum) dapat menurunkan kadar glukosadarah pada tikus hiperglikemik dengan penurunan yang signifikan dalam bawang ekstrak1,5 ml / kg berat badan per hari selama seminggu. Oleh karena itu ekstrak bawang dapatmenjadi alternatif herbal dalam menurunkan kadar glukosa darah.Kata kunci: Ekstrak bawang merah, Kadar glukosa darahABSTRACTShallot (Allium ascalonicum) contains quercetin considered has a potential ashypoglycemic agent through its inhibition acting to alpha amylase enzyme which play arole in carbohydrate digestion. The aim of the present study is to evaluate the effect ofonion extract in blood glucose level reduction in hyperglycemic rats.This study to assess the effect of onion extract on mice Blood Sugar is used as theinduction of hyperglycemia with aloxxan. This study is an experimental research Pre andPost Test Control Group Design. Sample consisted of 12 mice Mus musculus tail 3-4month-old male who were divided into two groups. Group 1 mice by administering distilledwater (control) and group 2 with the shallot extract given 1.5 ml / kg. Then analyzed usingone way ANOVA test with significance level α <0.05.In the diabetic group given the extract of red onion, shows there are significantdifferences before and after administration of onion extract (p = 0029) for 7 days. BloodSugar Levels Mean of mice before and after treatment is given from 233.83 to 101.6Extracts of onion (Allium ascalonicum) can lower blood glucose levels inhyperglycemic rats with significant decrease in the onion extract 1.5 ml / kg body weightper day for a week. therefore onion extract may be an alternative in a decrease in bloodsugar levels.Keywords: Onion extract, Blood glucose level
PENDIDIKAN KESEHATAN JIWA MENINGKATKAN KEKEBALAN IMUN DARI STRES PADA LANSIA Rita Rahmawati; Rindayati Rindayati
Journals of Ners Community Vol 5 No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.775 KB) | DOI: 10.5281/j ners community.v5i1.69

Abstract

ABSTRAKStres adalah sesuatu yang menciptakan dari perubahan yang mengganggukeseimbangan steady state dan perlu untuk mendapatkan lebih dengan. Proses perubahanpada orang-orang tua adalah semua tentang perubahan pada aspek fisik, aspek psikologis,dan aspek sosial. Proses ini membuat pengaruh timbal balik dan menciptakan kondisi yangpotensial untuk stres. Jika orang-orang tua diberi pendidikan kesehatan mental, untuk efekmereka akan kebal dari stres itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmenjelaskan pengaruh pendidikan kesehatan mental terhadap tingkat kekebalan stres padaorang-orang tua.Desain penelitian menggunakan metode Pre Eksperimental dengan One-Group PreTest-Post-test, dengan responden 31 sampel yang diambil menggunakan teknik PurposiveSampling. Data dianalisis dengan menggunakan Wilcoxon Signed Rank Uji dengan tingkatnilai ρ = 0,000. Ada pengaruh yang signifikan pendidikan kesehatan mental terhadaptingkat kekebalan stres pada orang tua.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kekebalan stres pada lansia sebelumpendidikan kesehatan mental diberikan mencapai 77,41% dari responden yang tidakmemiliki kekebalan terhadap stres, dan 22,58% responden memiliki kekurangan kekebalantubuh terhadap stres. Tingkat kekebalan stres pada orang-orang tua setelah pendidikankesehatan mental diberikan menjadi 9,68% dari responden yang tidak memiliki kekebalanterhadap stres, 87,10% responden memiliki kekurangan kekebalan terhadap stres, dan 6,45% dari responden memiliki kekebalan terhadap stres.Berdasarkan hasil dari penelitian ini bahwa pendidikan kesehatan mental yangmempengaruhi tingkat kekebalan stres pada orang tua.Kata kunci: Pendidikan Kesehatan Mental, Gelar kekebalan Stres, Lansia.ABSTRACTStress is something that create from change that interfere the balancing of steady stateand need to get over with. This changing process on the old people is all about the changeon physical aspect, psychological aspect, and social aspect. These process create areciprocal influence and create potential condition for stress. If those old people given amental health education, for the effect they will immune from the stress itself. The objectiveof this study was to explain the effect of mental health education towards the immunedegree of stress on the old people.The research design was used Pre Experimental method with the One-Group PreTest-Post Test Design, with 31 sample respondent which are taken by Purposive Sampling.Data were analyzed by using Wilcoxon Signed Ranks Test with value level ρ = 0,000.There is a significant effect of mental health education towards the immune degree ofstress on the elderly.The immune degree of stress on the old people before the mental health education wasgiven reached 77,41 % of respondent who don’t have the immune towards stress, and22,58 % of respondent have a lack of immune towards stress. The immune degree of stresson the old people after the mental health education was given becoming 9,68 % of respondent who don’t have the immunity towards stress, 87,10 % of respondent have alack of immunity towards stress, and 6,45 % of respondent have the immunity towardsstress.Based on the result from this research that the mental health education affecting theimmune degree of stress on the elderly.Keywords: Mental Health Education, Immune Degree of Stress, Elderly.
KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN Rita Rahmawati; Aan Maudlihul Fikri
Journals of Ners Community Vol 5 No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.987 KB) | DOI: 10.5281/j ners community.v5i2.93

Abstract

ABSTRAKMutu pelayanan keperawatan merupakan gambaran total sifat dari suatu produkatau jasa pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk memberikankebutuhan kepuasan. Sehingga untuk memenangkan sebuah persaingan dalam merebutpersaingan pasar, maka rumah sakit harus bisa memberikan jaminan rasa kepuasan padapasien. Masalah yang terjadi adalah kurang ramah atau kurang profesional perawat dalampelayanan keperawatan yang sangat terkait dengan kepuasan pasien dirumah sakit. Tujuanpenelitian ini untuk menganalisis hubungan mutu pelayanan keperawatan dengan tingkatkepuasan pasien.Desain penelitian ini adalah cross sectional. Populasi penelitian 33 pasien.Pengambilan sampel dengan purposive sampling, didapatkan sampel sebanyak 31responden sesuai kriteria inklusi. Variabel independen adalah mutu pelayanan keperawatandan variabel dependen adalah tingkat kepuasan pasien. Data diambil menggunakan teknikwawancara dan observasi.Hasil uji statistik spearman rho dengan taraf signifikan nilai p < 0,05. Hasilpenelitian ini menunjukkan nilai p= 0,586. Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan mutupelayanan keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien.Tenaga perawat di rumah sakit merupakan tenaga paling banyak kontak danberinteraksi dengan pasien, sehingga pasien cenderung mengamati apa yang merekalakukan. Maka bila perawat menunjukkan mutu pelayanan keperawatan yang baik akanmenyebabkan meningkatnya tingkat kepuasan kepada pasienKata kunci: Mutu pelayanan keperawatan dan tingkat kepuasan pasienABSTRACTQuality of nursing service was the total of the nature of description a product orservice related to its ability to provide satisfaction to the patients needs. Problems thatoccur in the Dahlia were less friendly or less professional in nursing services. So to win acompetition in seizing market, the hospital most be able to guarantee of satisfaction inpatients.The research aim was to analyze the correlation quality with patients satisfactionlevel.The research was used cross sectional design. The population were 33 patients.Sample were selected by purposive sampling, the sample were 31 respondens withinclusion criteria. The independent variable was a quality of nursing service anddependent variable was patiens satisfaction level. The data were collected by usinginterview and questionnaire.The research result using spearman rho with the ρ < 0.05 significance degree. Theresult of this research was ρ = 0.586. It’s mean no correlation quality of nursing care withpatients satisfaction level.Most of patients intend to observed the quality of nursing service, because nursesare most interactive with patients. If nurses show good quality of nursing service, then itwill increase patients satisfaction level.Keywords : Quality of nursing service and Patient satisfaction level.
PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DALAM PELAKSANAAN CUCI TANGAN Rita Rahmawati; Mey Susanti
Journals of Ners Community Vol 5 No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.878 KB) | DOI: 10.5281/j ners community.v5i2.106

Abstract

ABSTRAKInfeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien saat proses pelayanankesehatan di rumah sakit. Salah satu cara untuk mencegah infeksi nosokomial denganmencuci tangan. Mencuci tangan adalah proses secara mekanis melepaskan kotoran darikulit/ tangan menggunakan sabun dan air bersih. Tujuan dari penelitian ini untukmenjelaskan hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat tentang pencegahan infeksinosokomial dengan pelaksanaan mencuci tangan.Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian iniadalah perawat di ruang Flamboyan, Gardena, dan Wijaya Kusuma di RSUD Ibnu SinaGresik, dengan menggunakan purposive sampling, diambil 36 responden berdasarkankriteria inklusi. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesioner dan observasi.Setelah data yang ada ditabulasi kemudian dianalisis dengan menggunakan uji korelasirank spearman dengan nilai signifikan α< 0,05.Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan perawattentang pencegahan infeksi nosokomial dengan mencuci tangan, dengan tingkat signifikan0,246 (α)> 0,05. Sikap menunjukkan tidak ada hubungan antara sikap perawat tentangpencegahan infeksi nosokomial dengan mencuci tangan, tingkat signifikan 0,285 (α)> 0,05.Pengetahuan dan sikap positif perawat tentang pencegahan infeksi nosokomialdiperlukan untuk meningkatkan pelaksanaan mencuci tangan di ruangan. Jika tujuan itutercapai, itu bisa mengurangi infeksi nosokomial di rumah sakit.Kata kunci: pengetahuan, sikap, infeksi nosokomial, cuci tanganABSTRACTNosocomial infection was the infection which is gotten by the patient, on theprocess of nursing in hospital. The one way to prevent nosocomial infection was washinghands. Washing hands was the process which mechanically release debris from hands skinused body soap or pure water. The aim of this research was to explain the connectionbetween knowledge and nurse attitude about the prevention of nosocomial infection withwashing hands in RSUD Ibnu Sina Gresik.This research used a cross sectional design. Population in this research was nursesin the Flamboyan Ward, Gardena Ward and Wijaya Kusuma Ward in RSUD Ibnu SinaGresik. With using purposive sampling, 36 respondents taken based on inclusion criteria.This research data is taken by using questionnaire and trough observation. After tabulatedexisting data, it is analyzed by using test of rank spearman’s correlation with significantstandart 0.05.Results of research showed there were no correlation between nurse’s knowledgeabout prevented nosocomial infection with washing hand, with level of significant 0.246(α)>0.05. And also with the attitude was showing there was no correlation between nurse’sattitude about prevented nosocomial infection with level of significant 0.285 (α)>0.05.From the result of this research, knowledge and nurse positive attitude about theprevention of nosocomial infection needed to increase in order the washing hands implementation could be running. If the goal had been reached, it could minimizenosocomial infection in hospital.Keywords : knowledge, attitude, nosocomial infection, washed hand’s practice