The agroforestry system is a technique of use and land management developed through the development of science and technology. One of the agroforestry systems that is implementing in the province of South Kalimantan is in the Paramasan Bawah Village, Banjar Resident. The combination of agroforestry patterns implemented in the Paramasan Bawah Village is forestry with agricultural plants of Sengon and sacred PB rice. The red rice PB was the superior rice in Paramasan Bawah Village because it has a history of the village’s customs. The challenges facing society have been unable to develop widely because of inadequate human resource capability factors and a lack of regular market share. One of the efforts to developing sacred red rice PB collaborates with government agencies and village institutions that form. The data SWOT analysis shows it to quadrant 1, which means that research is in good condition because it supports a power factor to seize a profitable opportunity. The PB sacred red rice strategy through agroforestry patterns can minimize weaknesses to solve problems that would pose a threat to development.Sistem agroforestri merupakan teknik pemanfaatan dan pengelolaan lahan yang di kembangkan melalui perkembangan ilmu dan teknologi. Salah satu sistem agroforestri yang di terapkan di Provinsi Kalimantan Selatan berada di Desa Paramasan Bawah Kabupaten Banjar. Kombinasi pola agrofestri yang di terapkan di Desa Paramasan Bawah adalah tanaman kehutanan dengan tanaman pertanian berupa tanaman sengon dan beras merah “Keramat PB”. Beras merah “Keramat PB” merupakan beras unggulan di Desa Paramasan Bawah karena memiliki sejarah dari adat desa tersebut. Kendala yang di hadapi selama ini masyarakat tidak dapat mengembangkan secara luas karena faktor kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang memadai dan belum adanya pangsa pasar yang tetap. Salah satu upaya untuk mengembangkan beras merah “Keramat PB” bekerjasama dengan instansi pemerintah dan lembaga desa yang terbentuk, berdasarkan data hasil analisis SWOT menunjukkan pada kuadran I yang berarti bahwa hasil penelitian termasuk pada situasi yang sangat baik karena didukung dari faktor kekuatan untuk meraih peluang yang akan menguntungkan. Strategi Pengembangan Beras Merah “Keramat PB” melalui pola agroforestri dapat meminimalisir kelemahan untuk mengatasi berbagai masalah yang akan menjadi ancaman pengembangan.