Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DAYA ANTIBAKTERI AIR PERASAN JERUK NIPIS (CITRUS AURANTIFOLIA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN KLEBSIELLA PNEUMONIA Deviani Utami; Yessi Nurmalasari
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 1 (2014): Vol 1 No 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.125 KB) | DOI: 10.33024/.v1i1.297

Abstract

Penelitian ini  bertujuan  untuk mengetahui  daya  antibakteri  air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap bakteri Staphylococcus aureus danKlebsiella pneumoniae  menggunakan metode  difusi  agar  Kirby-Bauer  serta  untukmenguji  kemungkinan  adanya  perbedaan daya  antibakteri  air  perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap bakteri Gram positif Subyek  terdiri  dari enam  perlakuan,  yaitu kontrol  0%  (aquades  steril),  serta  air  perasan  jeruk nipis dengan konsentrasi  0%,  50%,  60%,  70%,  80%,  dan  90%  untuk masing-masing  kelompok bakteri  Staphylococcus  aureus  dan  Klebsiella pneumoniae.  Dilakukan empat  kali  pengulangan  sesuai  rumus  Federer  pada  setiap kelompok perlakuan  dan parameter  yang diukur  adalah  diameter  zona  hambat  pada  media  pertumbuhan bakteri. Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  air  perasan  jeruk nipis  memiliki  daya antibakteri  terhadap Staphylococcus  aureus  dan  Klebsiella pneumoniae.  Pada  konsentrasi  0%,  50%,  60%,  70%,  80%,  dan  90%  untuk Staphylococcus  aureus terbentuk zona hambat dengan diameter rata-rata 0 mm; 12,04 mm; 12,98 mm; 14,18  mm; 16,99 mm; dan 18,61 mm. Pada Klebsiella pneumoniae dengan konsentrasi 0%, 50%, 60%, 70%, 80%, dan 90% terbentuk zona hambat dengan diameter rata-rata 0 mm;  8,96 mm;  9,66 mm;  10,01 mm;  10,28 mm;  dan  10,44 mm. 
KARAKTERISTIK PASIEN GLAUKOMA BERDASARKAN FAKTOR INSTRINSTIK DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG Yessi Nurmalasari; Muhammad Rizki Hermawan
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 2 (2017): Volume 4 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.481 KB) | DOI: 10.33024/.v4i2.775

Abstract

Latar Belakang. Glaukoma merupakan dampak dari mekanisme peningkatan tekanan intraokular pada glaukoma adalah gangguan aliran keluar aqueous humour akibat kelainan sistem drainase sudut balik mata depan (glaukoma sudut terbuka) atau gangguan akses aqueous humour ke sistem drainase (glaukoma sudut tertutup). Berdasarkan data World Health Organization (WHO) angka kebutaan meningkat dari 45 juta pada tahun 2013 menjadi 60 juta pada tahun 2014. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, di Provinsi Lampung sebesar 1,7%.Tujuan. Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien glaukoma berdasarkan faktor intrinstik di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Tahun 2015.Metode. Penelitian merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Januari - Desember 2015 dan dilaksanakan di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Terdapat 78 responden dengan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.Hasil. Pada hasil penelitian didapatkan bahwa usia diketahui Dewasa muda sebanyak 50 orang (64,1%) dan Usia Lanjut sebanyak 28 orang (35,9%), jenis kelamin didapatkan Laki-Laki sebanyak 37 orang (47,4%) dan Perempuan sebanyak 41 orang (52,6%), riwayat hipertensi didapatkan hipertensi sebanyak 57 orang (73,1%) dan tidak ada hipertensi sebanyak 21 orang (26,9%), riwayat diabetes melitus didapatkan Diabetes Melitus sebanyak 20 orang (25,6%) dan tidak ada Diabetes Melitus sebanyak 58 orang (74,4%).Kesimpulan. Usia responden paling banyak adalah dewasa muda sebanyak 50 orang (64,1%), jenis kelamin responden paling banyak adalah perempuan sebanyak 41 orang (52,6%), riwayat hipertensi pada responden paling banyak adalah yang memiliki riwayat hipertensi sebanyak 57 orang (73,1%), Riwayat Diabetes Melitus  paling banyak pada pasien glaukoma adalah tidak mengalami Diabetes Melitus sebanyak 58 orang (74,4%).
HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN LEMAK VISCERAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN TAHUN 2017 Yessi Nurmalasari; Irma Latifah Hayatuddini
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 5, No 2 (2018): Volume 5 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.631 KB) | DOI: 10.33024/.v5i2.791

Abstract

Latar Belakang: Diabetes melitus di Indonesia kini telah menduduki urutan jumlah penderita diabetes terbanyak setelah Amerika Serikat, China dan India.Indeks massa tubuh merupakan gambaran status gizi yang mungkin berkaitan dengan lemak visceral dan diabetes melitus tipe 2. Tujuanpenelitian ini untuk mengetahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan lemak visceral pada pasien diabetes melitus tipe 2.Metode: Jenis penelitian ini termasuk observasi analitik dengan pendekatan cross sectional.Sampel penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang datang ke poliklinik penyakit dalam rumah sakit pertamina bintang amin tahun 2017 sebanyak 40 responden. Pengambilan sampel menggunakan data primer yang diambil dari pengukuran langsung berat badan dan tinggi badan responden, dan penilaian lemak visceral dengan menggunaka timbangan omron HBF–212. Uji yang digunakan adalah uji shapiro-wilk, distribusi frekuensi, dan Spearman.Hasil: Pada analisis univariat 40 responden diperoleh persentase imt yang mengalami obes tingkat II (>30) sebanyak 6 responden (15,0 %) obes tingkat I (25,0 – 29,9) sebanyak 16 reponden (40,0 %), pra-obes atau overweight (23,0 – 24,9) sebanyak 6 respoden (15,0 %), berat badan kurang atau underweight (<18,5) sebanyak 2 responden (5,0 %), dan normal (18,5 – 22,9) sebanyak 10 responden (25,5%). Dari 40 responden diperoleh persentase lemak visceral yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 6 responden (15,0 %), kategori sedang sebanyak 16 responden (40,0 %), dan kategori normal sebanyak 18 responden (45,0 %). Dan untuk analisis bivariat didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan lemak visceral pada pasien diabetes melitus tipe 2 (p-value = 0,000) dan nilai korelasi Spearman (r = 0,726) menunjukan korelasi positif dengan korelasi yang sangat kuat.Kesimpulan: Simpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan lemak visceral pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Poliklinik penyakit dalam Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin tahun 2017.