Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMATIAN BAYI BERAT LAHIR SANGAT RENDAH (BBLSR) DI BAGIAN PERINATOLOGI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG Aspri Sulanto; Zulhafis Mandala; Surya Doriska
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 3 (2017): Volume 4 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.54 KB) | DOI: 10.33024/.v4i3.1317

Abstract

Latar Belakang: Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) masih menjadi salah satu masalah kesehatan penting di negara-negara sedang berkembang. Hal ini disebabkan karena angka kejadian, kesakitan dan kematiannya masih cukup tinggi. Selain faktor berat lahir yang telah digunakan sebagai indikator yang kuat atas resiko kematian BBLSR, terdapat juga faktor lain yang nantinya dapat meningkatkan kematian pada BBLSR seperti gangguan pada sistem pernapasan, kardiovaskular, hematologis, saluran pencernaan, metabolik-endokrin, sistem saraf pusat, ginjal dan faktor infeksi. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kematian BBLSR. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua BBLSR yang dirawat di bagian perinatologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2014 dengan jumlah 130 bayi dan sampel penelitian ini adalah semua BBLSR yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan sampel mengunakan teknik total sampling. Data yang digunakan berupa data sekunder. Analisis data dilakukan dengan regresi logistik untuk mengetahui pengaruh faktor prognosis terhadap kematian BBLSR. Hasil: Selama periode penelitian terdapat 130 BBLSR yang diikutsertakan ke dalam penelitian, 16 bayi dikeluarkan karena 10 bayi dengan kelainan kongenital, 4 bayi pulang atas permintaan sendiri (APS) dan 2 bayi memiliki data rekam medik tidak lengkap. Angka kematian BBLSR 64,9%. Dari hasil analisis multivariat didapatkan variabel yang dapat menjadi faktor prognostik kematian BBLSR adalah RDS (OR: 5,456 ; 95% CI: 1,898-15,686) dan sepsis (OR: 2,987 ; 95% CI: 1,073-8,316). Kesimpulan: RDS dan sepsis merupakan faktor prognostik yang secara bermakna meningkatkan kematian BBLSR.
HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIENRAWAT INAP BPJSDI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2017 Achmad Farich; Zulhafis Mandala; Herlin Mega Susanti
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 5, No 3 (2018): Volume 5 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/.v5i3.962

Abstract

Mutu pelayanan kesehatan dapat diukur menggunakan lima dimensi mutu yaitu empati (empathy), kehandalan (reliability), bukti nyata (tangible), daya tanggap (responsiveness), dan jaminan (assurance). Mutu pelayanan merupakan salah satu faktor penentu kepuasan pasien. Pada pemberitaan di media online terdapat pemberitaan tentang ketidakpuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap BPJS di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Tahun 2017.Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan hubungan mutu pelayanan pasien rawat inap BPJS dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional dengan teknik accidental sampling. Sampel penelitian sebanyak 328 responden. Analisis data menggunakan uji Fisher.Hasil penelitian menunjukkan dari 328 responden didapatkan 297  responden (90,5%) merasa puas, 31 responden (9,5%) tidak puas. Empati (empathy) didapatkan 141 responden (43,0%) menyatakan baik, 187 responden (57,0%) kurang baik. Kehandalan (reliability) didapatkan 152 responden (46,3%) menyatakan baik, 176 responden (53,7%) kurang baik. Bukti nyata (tangible) didapatkan 175 responden (53,4%) menyatakan baik, 153 responden (46,6%) kurang baik. Daya tanggap (responsiveness) didapatkan 141 responden (43,0%) menyatakan baik,187 responden (57,0%) kurang baik. Jaminan (assurance) didapatakan 113 responden (34,5%) menyatakan baik, 215 responden (65,5%) kurang baik. Hasil uji Fisher didapatkan empati (p=0,254), kehandalan (p=0,574), bukti nyata (p=0,191), daya tanggap (p=0,254), jaminan (p=0,000). Kesimpulan dari penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara empati, buktinyata, kehandalan, daya tanggap terhadap kepuasan pasien dan terdapat hubungan yang bermakna antara jaminan terhadap kepuasan pasien.