Perilaku bullying di sekolah saat ini menjadi marak terjadi di berbagai negara termasuk di Indonesia. Secara umum, penyebab utama perilaku tersebut, yakni: tuntutan orangtua terkait nilai akademik siswa di sekolah, hubungan siswa dengan teman-temannya, gaya pengasuhan yang keliru, dan masalah malnutrisi. Pelaku bullying ini memiliki dampak terhadap korban, meningkatkan gejala-gejala emosional, pelaku awalnya merasa tidak bahagia, tertekan dan sangat sedih, depresi yang semakin sering dirasakan oleh pelaku bullying maka semakin tinggi tingkat depresinya, rendahnya harga diri, meningkatkan stres. Selain itu, pengalaman pelaku bullying di sekolah juga memiliki dampak terhadap performansi siswa di sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Tingkat Stres dengan Munculnya Perilaku Bullying pada Siswa SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan metode kuantitatif dan desain penelitian pendekatan cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 176 dari 243 orang siswa kelas XI di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung. Dari 176 responden yang diteliti, didapat kategori usia yang terbanyak adalah responden yang berusia 16 tahun, yaitu sebanyak 127 responden (72,2%), sementara itu untuk karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, lebih banyak siswa berjenis kelamin perempuan, yaitu berjumlah 97 responden (55,1%). Jika dilihat dari distribusi frekuensi tingkat bullying siswa, yang berada pada kategori tingkat bullying rendah yaitu, sebanyak 118 responden (67,1%), selanjutnya untuk distribusi frekuensi tingkat stres siswa, didapatkan hasil sebanyak 127 responden (72,2%) yang berada pada kondisi tingkat stres yang sangat berat. Tidak terdapat Hubungan antara Tingkat Stres dengan Munculnya Perilaku Bullying pada Siswa SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung Tahun 2019 dengan nilai p-value 0,521 (p-value > 0,05).