Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERBANDINGAN STATUS GIZI PASIEN TB LULUH PARU DENGAN PASIEN TB TANPA LULUH PARU Hetti Rusmini; Yesi Nurmalasari; Retno Ariza Soemarwoto
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 5, No 1 (2018): Volume 5 Nomor 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.392 KB) | DOI: 10.33024/.v5i1.1319

Abstract

Latar belakang: Foto toraks yang menunjukkan penghancuran parenkim paru yang progresif, luas dan ireversibel akibat tuberkulosis (TB) paru disebut tuberkulosis luluh paru. Penyakit infeksi seperti TB dapat menyebabkan gangguan nutrisi dan penurunan berat badan, sehingga menurunkan status gizi. Salah satu indikator gizi yang digunakan untuk mengukur status gizi adalah Indeks Massa Tubuh (IMT).Metode: Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan rancangan prospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang baru didiagnosis sebagai penderita tuberkulosis paru dan tuberkulosis luluh paru oleh dokter spesialis paru di Ruang Rawat Inap Paru RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, Poli Paru RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo dan Klinik Paru Harum Melati Kabupaten Pringsewu. Sampel diambil menggunakan metode purposive sampling.Hasil: Dari 68 sampel yang terdiri dari 34 sampel TB luluh paru dan 34 sampel TB paru, menunjukan bahwa baik pada sampel TB luluh paru maupun TB paru paling banyak terjadi pada usia produktif (18-59 tahun) (67,6%) dan laki-laki (>60%). Kebanyakan pasien memiliki riwayat pendidikan rendah (SD >50%) dan rerata pekerjaan adalah buruh, 35,5% pada pasien TB luluh paru dan 29,4% pada pasien TB paru. Sebanyak >50% pasien mengaku pernah menjadi perokok aktif sebelum menderita penyakit TB dan >70% pasien berstatus gizi rendah dan tidak ada yang berstatus gizi lebih. Hasil dari uji analitik Independent t-test menunjukkan rerata IMT sampel TB luluh paru adalah 16,4, lebih rendah 0,9 daripada rerata IMT sampel pasien TB paru, yaitu 17,3.
Hubungan Karakteristik Individu Tehadap Pengetahuan Penggunaan Inhaler Pada Pasien Asma Di Klinik Harum Melati Dan RSU Wisma Rini Kabupaten Pringsewu Tahun 2021 Muhamad Rizky Fadhilah; Retno Ariza Soemarwoto; Fransiska Tarida Yuniar Sinaga; Jordy Oktobiannobel
Medula Vol 12 No 2 (2022): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v12i2.345

Abstract

Asthma according to the Global Initiative for Asthma 2021 (GINA) is a chronic disease that can cause respiratory symptoms and activity restrictions that can be fatal. One of the success factors for asthma therapy is the use of the right inhaler. This study used a cross sectional approach . Based on the chi-square and Spearman analysis, it was found that there was no relationship between gender and age with p values ​​= 0.191 and 0.319 (p>0.05) and there was a relationship between work and education with p values ​​= 0.000 and 0.000 (p = <0, 05). Individual characteristics greatly affect the knowledge of the use of the patient's inhaler. The relationship between individual characteristics based on age and knowledge of inhaler use shows that there is no relationship. The relationship of individual characteristics based on education to knowledge of inhaler use shows that there is a relationship. The relationship of individual characteristics based on occupation to knowledge of inhaler use shows that there is a relationship. There is a relationship between individual characteristics and knowledge of inhaler use on work and education in asthma patients at the fragrant jasmine clinic and Wisma Rini Public Hospital, Pringsewu 2021.