Perkembangan pembangunan kota Manado yang signifikan terus mendesak pembangunan ke daerah berfungsi lindung sebagai ruang ekologis area tangkapan air (Catchment Area) hingga menyebabkan terjadinya perubahan tata guna lahan. Kondisi tersebut berdampak langsung pada peningkatan run off, inundation dan potensi banjir di area tertentu Kota Manado. Penelitian ini bertujuan menentukan jenis bencana prioritas yang terjadi berdasarkan intensitas, dan lokasi prioritas penerapan infrastruktur hijau (Green Infrastructure). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dalam menjawab tujuan penelitian dilakukan 4 analisis, meliputi: (1) analisis history kebencanaan untuk mengukur intensitas terjadinya bencana dalam kurun 5 tahun, (2) Analisis IKS dan IKA untuk melihat tingkat kerentanan beberapa wilayah, (3) Indeks Risiko Bencana (IRB) pada beberapa wilayah di kota Manado, dan (4) skoring untuk menentukan lokasi prioritas yang memiliki nilai tinggi berdasarkan hasil tiga analisis pertama. Ditemukan prioritas bencana adalah bencana banjir karena kerugian dan dampak yang dihasilkan jauh lebih besar. Lokasi prioritas pengembangan infrastruktur hijau didasarkan pada hasil skoring ditemukan Kecamatan Tuminting history kebencanaan skor 30, IKS dan IKA skor 40, dan IRB skor 30, Kecamatan Tikala history kebencanaan skor 30, IKS dan IKA skor 27, dan IRB skor 20, Kecamatan Singkil history kebencanaan skor 30, IKS dan IKA skor 40, dan IRB skor 30, dan Kecamatan Bunaken history kebencanaan skor 20, IKS dan IKA skor 40, dan IRB skor 20. Saat ini telah dilakukan pembangunan dan rehabilitasi saluran drainase, namun keterbatasan lahan sulit untuk penambahan saluran baru, maka dibutuhkan sebuah infrastruktur ekologis yang memaksimalkan kondisi morfologi, ekologis eksisting dan meminimalisir genangan banjir pada 4 kecamatan tersebut