This Author published in this journals
All Journal Warta Perkaretan
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERKEMBANGAN KARET ALAM DI MYANMAR Afrizal Vachlepi; Thomas Wijaya
Warta Perkaretan Vol. 32 No. 1 (2013): Volume 32, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1115.342 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v32i1.34

Abstract

Kebutuhan karet di dunia terus mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya penduduk. Akibatnya banyak berkembang negara-negara produsen karet alam baru terutama di daerah tropis di Asia. Myanmar merupakan salah satu produsen karet alam dunia yang terus menunjukkan peningkatan baik luasan maupun jumlah produksinya. Produktivitas tanaman karet di Myanmar masih rendah, yaitu sekitar 659 kg/ha/tahun untuk tanaman asal biji dan 852 kg/ha/tahun untuk okulasi. Perkebunan karet Myanmar didominasi perkebunan rakyat. Produksi karet alam Myanmar tahun 2011-2012 meningkat menjadi 78,09 ribu ton dengan nilai ekpor sekitar US$ 309,42 juta dengan China sebagai negara tujuan ekspor utama. Pengolahan karet alam di Myanmar masih belum baik dan sebagian besar dilakukan secara manual. Produk karet yang dihasilkan masih bermutu rendah dengan jenis produk yang paling besar adalah RSS 3 dan sisanya berupa RSS 5, MSR 20, dan MSR 50. Pemasaran karet alam di Myanmar umumnya dilakukan melalui pusat pembelian karet sebelum diekspor ke berbagai negara tujuan.
PERAN UNSUR MIKRO BAGI TANAMAN KARET Charlos Togi Stevanus; Jamin Saputra; Thomas Wijaya
Warta Perkaretan Vol. 34 No. 1 (2015): volume 34, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.791 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v34i1.59

Abstract

Pemupukan merupakan kegiatan penting bagi perkebunan karet. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemupukan pada tanaman karet berpengaruh pada pertumbuhan, status hara, peningkatan produksi dan ketahanan terhadap penyakit. Pemupukan yang intensif pada masa tanaman belum menghasilkan karet akan meningkatkan ''nutrient bank”, sehingga setidaknya beberapa tahun setelah tanaman masuk ke tahap tanaman menghasilkan, pemupukan dapat diminimalkan sepanjang status hara yang tinggi dapat dipertahankan. Namun demikian, umumnya kegiatan pemupukan tanaman karet hanya mempertimbangkan unsur makro saja (N, P, K, Ca, dan Mg) sehingga mulai gejala defisiensi unsur mikro (B, Cu, Zn, Mn, Mo, dan Fe) terlihat di beberapa perkebunan karet setelah beberapa kali siklus penanaman karet.Selain itu, sistem manajemen budidaya perkebunan karet untuk beberapa dekade terakhir ini seperti penggunaan klon-klon unggul, penerapan tanaman sela diantara tanaman karet dan lahan yang telah digunakam beberapa kali siklus penanaman karet juga ikut menjadi penyebab terjadi defisiensi unsur mikro. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji peran penting unsur mikro pada pertumbuhan karet dan bagaimana gejala defisiensi unsur mikro yang terjadi di perkebunan karet.