Dwi Haryo Ismunarti
Department of Oceanography, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Model Fisik Pengaruh Armour Cylinder Concrete pada Vertical Breakwater Terhadap Koefisien Refleksi Gelombang A Aziz Alfani; Denny Nugroho Sugianto; Elis Indrayanti; Dwi Haryo Ismunarti; Rikha Widiaratih
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 1 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i1.12929

Abstract

Vertical Breakwater merupakan salah satu bangunan pantai yang dapat digunakan untuk melindungi pantai dari erosi maupun abrasi. Vertical breakwater sering kali mengalami kerusakan dan kegagalan struktur yang disebabkan oleh hantaman gelombang yang mengenai bangunan sehingga perlu ditambahkannya lapisan armour, salah satunya cylinder concrete. Lapisan armour cylinder concrete merupakan salah satu inovasi lapisan pelindung yang mempunyai beberapa kelebihan yaitu proses pembuatan dan perencanan mudah dan cepat dan dapat mengurangi koefisien refleksi didepan breakwater sehingga dapat menjaga struktur breakwater. Uji model fisik dilakukan untuk mengetahui pengaruh armour cylinder concrete terhadap koefisien refleksi gelombang (Kr). Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh diberikannya armour terhadap koefisien refleksi gelombang, Metode yang digunakan yaitu menggunakan metode eksperimental dimana penelitian dilakukan dalam skala laboratorium yaitu menggunakan skala 1:30 dengan gelombang yang dibangkitkan jenis gelombang regular. Pengambilan data dilakukan pada wave flume dengan menggunaan variasi kedalaman air (d) dan periode gelombang(T). Parameter yang digunakan dalam penelitian ini yaitu panjang gelombang (L), tinggi gelombang datang (Hi), kecuraman gelombang (Hi/L). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil berupa perbandingan pengaruh diberikannya lapisan armour cylinder concrete terhadap koefisien refleksi gelombang. Penambahan lapisan armour cylinder concrete mengakibatkan perubahan kondisi gelombang didepan breakwater yaitu gelombang mengalami perubahan kecepatan, panjang dan kecuraman gelombang sehingga mengakibatkan penurunan tinggi gelombang refleksi dan berakibat pada penurunan koefisien refleksi yang dihasilkan. Lapisan armour mampu meredam koefisien refleksi terbaik yaitu sebesar 33% dan redaman terendah sebesar 18%.  Efektivitas redaman koefisien refleksi oleh armour cylinder concrete akan semakin menurun dengan berkurangnya periode gelombang (T) dan meningkatnya kedalaman perairan (d). Lapisan armour cylinder concrete dapat digunakan untuk melindungi stuktur dari vertical breakwater dengan meredam koefisien refleksi gelombang akan tetapi kestabilan lapisan armour perlu dilakukan penelitian selanjutnya.
Studi Kandungan dan Sebaran Klorofil-a Untuk Menentukan Fishing Ground Potensial Berdasarkan Kesuburan di Perairan Pekalongan, Jawa Tengah Namira Yunita Prasasti; Muhammad Zainuri; Dwi Haryo Ismunarti
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 4 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i4.15597

Abstract

Wilayah perairan Kota Pekalongan mempunyai potensi perikanan yang cukup tinggi dengan hasil tangkapan yang ditampung pada Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Namun demikian, kegiatan perikanan tangkap tersebut masih disumbang oleh perikanan tradisional yang membutuhkan data-data serta teknologi untuk pendugaan daerah fishing ground potensial.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan klorofil-a (sebagai indikator kesuburan) serta persebarannya untuk penentuan zona fishing ground potensial di perairan Pekalongan, Jawa Tengah. Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif, dimana data primer berupa kandungan klorofil-a yang diambil secara in-situ pada tanggal 11 Agustus 2021. Pada saat bersamaan juga dilakukan pengumpulan data hasil tangkapan ikan di TPI Wonokerto, Pekalongan. Data klorofil-a in-situ selanjutnya akan ditumpang susun dengan data klorofil-a dari citra MODIS. Kedua data tersebut selanjutnya ditumpang susunkan dengan data hasil tangkapan ikan di perairan Pekalongan. Data-data tersebut selanjutnya dilakukan interpolasi, dan digunakan untuk mengetahui zona fishing ground di perairan Pekalongan, Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan klorofil-a di perairan Pekalongan, Jawa Tengah menunjukkan kisaran diantara 0,68632 mg/m3 - 7,11238 mg/m3 dengan pola sebaran dari arah tenggara menuju ke barat laut. Hasil tangkapan ikan rata-rata menunjukkan kisaran diantara 9 - 48 kg dengan pola sebaran yang sejalan dengan kandungan klorofil-a. Hasil analisis peta sebaran klorofil-a in-situ di wilayah perairan Pekalongan menunjukkan pola yang sama dengan pola sebaran klorofil-a dari satelit MODIS dimana arahnya dari arah garis pantai menuju laut, dari tenggara menuju ke arah barat laut, yang terkait dengan arah angin, dan kondisi lingkungan maupun musim.
Pemetaan Wilayah Tangkapan Ikan Menggunakan Parameter Oseanografi di Perairan Kabupaten Batang Kukuh Adhy Prasetya; Muhammad Zainuri; Dwi Haryo Ismunarti
Indonesian Journal of Oceanography Vol 5, No 1 (2023): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v5i1.15557

Abstract

Perairan pada wilayah Kabupaten Batang dengan panjang garis pantai 12 mil merupakan salah satu sumber penghidupan bagi penduduk yang bermata pencaharian nelayan. Klorofil a menjadi salah satu parameter oseanografi yang penting dalam penentuan wilayah penangkapan ikan. Klorofil merupakan pigmen dari fitoplankton, yang nilainya menunjukkan tingkat kesuburan perairan. Konsentrasi klorofil a yang tinggi menjadi faktor penentu wilayah penangkapan ikan.  Suatu wilayah perairan yang dapat digunakan untuk daerah penangkapan ikan   adalah daerah yang dicirikan dengan tingginya kandungan klorofil-a. Faktor lain untuk menentukan wilayah penangkapan ikan adalah suhu permukaan laut (SPL), dimana SPL berpengaruh terhadap migrasi, distribusi dan keberadaan ikan. Penelitian bertujuan memetakan wilayah penangkapan ikan dengan menggunakan variable klorofil-a dan SPL. Penelitian menggunakan citra Sentinel-3 OLCI lv1 dan SLSTR lv2 yang memiliki resolusi spasial sebesar 300 m x 300 m dan resolusi waktu per jam. Data berupa bulanan pada tahun 2021. Penentuan dearah fishing ground dengan overlay antara citra klorofil- a dan SPL. Pengolahan data menggunakan bantuan program SNAP (Sentinel Applications Platform) 8.0 dengan metode C2RCC (The Case 2 Regional Coast Colour). Hasil pemetaan wilayah potensial tangkapan ikan menunjukkan bulan/waktu dengan daerah potensial terluas terjadi pada bulan Juli dan Agustus, sedangkan paling sedikit terjadi pada bulan Januari dan Pebruari Rata-rata berat hasil tangkapan ikan dari daerah yang diperkirakan potensial lebih besar 121,42 kg dibanding daerah yang diperkirakan tidak potensial.Kata kunci: Klorofil-a, SPL, daerah Tangkapan Ikan, Perairan Kabupaten Batang The waters in the Batang Regency area, with a coastline of 12 miles, are a source of livelihood for residents whose livelihood is fishing. Chlorophyll a is one of the important oceanographic parameters in determining fishing areas. Chlorophyll is a pigment of phytoplankton, whose value indicates the level of water fertility. The high concentration of chlorophyll a is a determining factor for fishing areas. An area of water that can be used for fishing grounds is an area characterized by a high content of chlorophyll-a. Another factor to determine the fishing area is sea surface temperature (SST), where SST affects the migration, distribution and presence of fish. The research aims to map fishing areas using chlorophyll-a and SST variables. This study used Sentinel-3 OLCI LV1 and SLSTR LV2 images which have a spatial resolution of 300 m x 300 m and hourly time resolution. The data is monthly for 2021. Determination of the fishing ground area by overlaying between chlorophyll-a and SST images. Data processing uses the help of the SNAP (Sentinel Applications Platform) 8.0 program with the C2RCC (Case 2 Regional Coast Color) method. The results of the mapping of potential fish catch areas show that the months/times with the largest potential catch areas occurred in July and August, while the fewest occurred in January and February. which is not considered potential.Keywords: Chlorophyll-a, SST, Fishing Ground, Batang Regency Waters