Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

RELEVANSI AGAMA DAN SPIRITUAL DALAM KONSELING Rofiqi, M Aris
JCOSE Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 1 No 2 (2019): JCOSE Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.729 KB) | DOI: 10.24905/jcose.v1i2.34

Abstract

Agama, spiritual dan konseling memiliki tujuan dan misi yang sama, meskipun pada hakikatnya mereka adalah berbeda. Memiliki tugas yang sama yaitu untuk memberikan bantuan dan penanganan bagi orang yang membutuhkan dalam menghadapi permasalahan gangguan kesehatan mental dan menciptakan hidup yang lebih baik dan sehat. Dalam tulisan ini, akan saya uraikan bagaimana konsepsi agama, spiritual dan konseling; hubungan agama dan spiritualitas dalam menciptakan kesehatan mental; serta keterlibatan agama dan spiritual dalam proses konseling yang nantinya akan saya uraikan pula tentang pentingnya kesadaran dan kepekaan konselor ketika melibatkan agama dan spiritual dalam proses konseling.
RELEVANSI AGAMA DAN SPIRITUAL DALAM KONSELING M Aris Rofiqi
JCOSE Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 1 No 2 (2019): JCOSE Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24905/jcose.v1i2.34

Abstract

Agama, spiritual dan konseling memiliki tujuan dan misi yang sama, meskipun pada hakikatnya mereka adalah berbeda. Memiliki tugas yang sama yaitu untuk memberikan bantuan dan penanganan bagi orang yang membutuhkan dalam menghadapi permasalahan gangguan kesehatan mental dan menciptakan hidup yang lebih baik dan sehat. Dalam tulisan ini, akan saya uraikan bagaimana konsepsi agama, spiritual dan konseling; hubungan agama dan spiritualitas dalam menciptakan kesehatan mental; serta keterlibatan agama dan spiritual dalam proses konseling yang nantinya akan saya uraikan pula tentang pentingnya kesadaran dan kepekaan konselor ketika melibatkan agama dan spiritual dalam proses konseling.
Peran Konseling dan Mediasi dalam Antisipasi Peningkatan Kasus Perceraian M Aris Rofiqi; Sitti Hartinah DS; Mulyani Mulyani
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 5 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i5.8077

Abstract

Meningkatnya kasus percerian di beberapa kota menarik perhatian peneliti untuk melakukan kajian ini. Fokus kajian studi ini pada analisis interpretatif atas peranan konseling dan mediasi dalam upaya menekan fenomena meningkatnya kasus perceraian. Studi ini berusaha mengungkap peran konselor sebagai mediator dalam melaksanakan fasilitasi mediasi terhadap permasalahan yang menjadi sumber perceraian dengan melihat dan mengungkapkan sumber masalah yang memicu meningkatnya perceraian, menganalisis fungsi dan peran mediasi yang diberikan mediator, dan untuk mengungkap factor-faktor yang mempengaruhi efektfitas dan keberhasilan proses fasilitasi mediasi yang diberikan oleh mediator. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi komparatif analisis literature terhadap fenomenologi. Sumber utama dalam penelitian ini diambil dari kajian-kajian teori dan hasil riset dari beberapa ahli terkait masalah konseling, mediasi dan perceraian. Sedangkan untuk sumber pendukungnya peneliti mengambil dari Peraturan Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun 2016.
Pencegahan Konflik dan Upaya Membangun Perdamaian Muhammad Aris Rofiqi; Rahimin Affandi Abdul Rahim
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 3, No 1 (2023): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v3i1.24407

Abstract

Artikel ini menganalisis konsep dan pendekatan yang ditawarkan oleh Atsuhiro Katano dalam essainya, “Conflict prevention and peacebuilding.” Atsuhiro menawarkan pendekatan konflik melalui perubahan dalam ukuran dan karakteristik konflik senjata; tanggapan-tanggapan atas konflik yang terjadi; dan kebutuhan untuk mengorganisir institusi internasional dalam memberikan respon yang lebih efektif atas konflik yang terjadi. Dalam mendukung argumennya Atsuhiro menggunakan teori kontemporer yang berangkat dari tradisi Kristen Barat yang tentu saja belum tentu bisa diterapkan guna menganalisis konflik yang muncul dari dunia non-Barat. Agama dan budaya memiliki peranan penting dalam memunculkan atau mereduksi dan menciptakan resolusi konflik. Oleh karena itu pendekatan terhadap konflik harus disesuaikan dengan tradisi agama dan budaya yang mempengaruhinya.
Islamic Approaches in Multicultural and Interfaith Dialogue M Aris Rofiqi; Mochamad Ziaul Haq
Integritas Terbuka: Peace and Interfaith Studies Vol. 1 No. 1 (2022): Integritas Terbuka: Peace and Interfaith Studies
Publisher : Kongregasi Hati Kudus Yesus (RSCJ) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.705 KB) | DOI: 10.59029/int.v1i1.5

Abstract

Humans are created with diverse ethnic, religious, and cultural backgrounds. Thus, dialogue experience has become a part of the experiences in daily life. Dialogue expresses an important aspect of human beings, such as listening and responding sincerely to each other and building bonds between them. It emphasizes different perspectives, attitudes, and openness. Similarly, Interreligious dialogue refers to a positive relationship with reciprocity and cooperation among followers of different religions. This dialogue communicates thoughts and hearts between different faiths people to build a common goal. In building interfaith dialogue, several approaches can be applied where the participants can become open, accept and respect different truths. The purpose of dialogue in Islam is not to change one's beliefs but to open up space and opportunities for others to express their religious beliefs and practices. Islam teaches that every human being has the right to choose and practice his religion. Dialogue can be realized without having to change our faith, we can even hold on to our faith. This research applies qualitative methods through contextual analysis.