Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

POTENSI PERHELATAN BUDAYA CAP GO MEH SEBAGAI SALAH SATU DAYA TARIK WISATA DI INDONESIA (STUDI KASUS PERHELATAN BUDAYA CAP GO MEH DI KOTA SINGKAWANG) Merry Merry; Rianto rianto
Jurnal Hospitality dan Pariwisata Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Hospitality dan Pariwisata
Publisher : Program Studi Hospitality dan Pariwisata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/jhp.v6i1.2031

Abstract

ABSTRAK Cap Go Meh merupakan tradisi turun temurun masyarakat etnis Tionghoa di Indonesia yang dilaksanakan pada hari ke 15 bulan pertama Tahun Baru Imlek. Perayaan ini berbeda-beda di setiap tempat, salah satunya di Kota Singkawang yang terbentuk melalui proses asimilasi dan akulturasi budaya orang China dengan masyarakat lokal di perkampungan China di Monterado berabad-abad yang lalu dengan pawai Tatung sebagai puncak perhelatannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah perhelatan budaya ini dapat menjadi sebuah potensi daya tarik wisata di Indonesia serta apakah perhelatan budaya ini menimbulkan dampak pada Kota Singkawang. Penelitian ini dilakukan pada Tahun Baru Imlek 2570 dan Cap Go Meh 2019 di Kota Singkawang menggunakan metode penelitian deksriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data primer meliputi wawancara mendalam, observasi lapangan, dan didukung oleh data sekunder pengumpulan dokumen Dari hasil penelitian terhadap usaha pariwisata meliputi akomodasi penginapan (hotel), restoran (rumah makan), agen perjalanan, sarana transportasi (rental mobil), pedagang kaki lima dan retail store, bahwa perhelatan budaya Cap Go Meh di Kota Singkawang ini memiliki potensi sebagai daya tarik wisata di Indonesia khususnya wisata budaya yang lahir dari sebuah tradisi dengan pesan toleransi keberagaman etnis di Kota Singkawang. Pemerintah juga ikut memberikan dukungan promosi dan terus mengembangkan perhelatan budaya ini dengan bekerjasama antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Masyarakat lokal juga terbuka akan kegiatan pariwisata dan ikut mendukung secara langsung dan tidak langsung. Dampak positif yang paling besar adalah dampak terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat dan pendapatan asli daerah serta terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat lokal. Adapun dampak negatif yang ditimbulkan adalah terhadap lingkungan yaitu bertambahnya sampah yang disebabkan wisatawan dan kenaikan harga kamar hotel dan paket perjalanan yang terlalu tinggi sehingga dapat berdampak pada kunjungan wisatawan ke Kota Singkawang. Kata Kunci: Potensi, Pariwisata, Perhelatan, Budaya, Cap Go Meh, Daya Tarik Wisata, Kota Singkawang, Kualitatif, Deskriptif, Dampak
PENANGGULANGAN MASALAH KEAMANAN, KETERTIBAN, RAMAH TAMAH DALAM MEWUJUDKAN SAPTA PESONA PADA ZONA A KAMPUNG BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN GUNA MENJAGA KEBERLANJUTAN DESTINASI WISATA Supina supina; Rianto rianto
Jurnal Hospitality dan Pariwisata Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Hospitality dan Pariwisata
Publisher : Program Studi Hospitality dan Pariwisata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1018.957 KB) | DOI: 10.30813/jhp.v5i2.1843

Abstract

AbstractA tourist destination must have an attraction so it keeps attracting visitors to visit. Kampung Budaya Setu Babakan is one of the cultural-based tourist destinations located in the area of South Jakarta, DKI Jakarta. Continous development being carried out at Kampung Budaya Setu Babakan, especially those located in Zone A. This development must be balanced with care of all aspects to ensure the sustainability of Kampung Budaya Setu Babakan among other tourist destination competition.This research is a follow-up study previously conducted by Supina (2018) to see the development of the Setu Babakan Cultural Village Zone A from year to year and provide recommendations for improvements needed by this tourist destinations. This research is a qualitative descriptive study with data collection through observation, interviews and other secondary data collection.The results showed improvements in terms of facility development and Human Resources development that were found in Supina's research (2018) but there are also some things that have not been improved even though undesirable things have not yet happened but the improvement effort certainly needs to be done in a manner continously.Keywords: tourism destination, betawi, culture  AbstrakDestinasi wisata harus memiliki daya tarik agar wisatawan mau berkunjung ke destinasi wisata tersebut. Kampung Budaya Setu Babakan adalah salah satu destinasi wisata berbasis budaya yang terletak di wilayah Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Pembangunan yang sudah sangat baik pada Kampung Budaya Betawi Setu Babakan terutama yang terletak pada Zona A haruslah diimbangi dengan perawatan dan penjagaan keseluruhan aspek yang baik, agar Kampung Budaya Setu Babakan terus dapat bertahan diantara persaingan destinasi wisata lainnya terutama destinasi wisata hiburan.  Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh Supina (2018) untuk melihat perkembangan Zona A Kampung Budaya Setu Babakan dari tahun ke tahun dan memberikan rekomendasi perbaikan yang dibutuhkan oleh destinasi wisata tersebut. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan pengumpulan data sekunder lainnya.Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan perbaikan dari segi pengembangan fasilitas dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang menjadi temuan pada penelitian Supina (2018) tetapi terdapat juga beberapa hal yang masih belum ada perbaikan meskipun belum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan tetapi upaya perbaikan tentunya perlu dilakukan secara terus menerus.Kata kunci: destinasi wisata, betawi, budaya
THE POTENTIAL OF THE DEVELOPMENT OF THE PECINAN GLODOK AREA OF NINE PLACES AS A CULTURAL TOURISM IN CHINA Rianto Rianto
Jurnal Hospitality dan Pariwisata Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Hospitality dan Pariwisata
Publisher : Program Studi Hospitality dan Pariwisata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/jhp.v7i1.2633

Abstract

Glodok China Town area is one of the majority ethnic Chinese populations. Glodok Chinatown is also one of the important trade and economic centers in Jakarta. This area is thick with Chinese values and culture from building architects and, the life of the Chinese people who live with trading reason to this day in this area.This research was carried out starting at the 2571 Cap Go Meh Festival in 2020 which was held at Pancoran China Town. Researchers conducted descriptive qualitative research and in the collection techniques conducted were interviews, observation and documentation. Interviews were conducted by interviewing several informants such as local government, business actors, tourists and the community. This research aims to get to know the Glodok Petak Sembilan Chinatown area and to know various views and evaluations of informants about this area.The government, business actors, the community and tourists agree and support the making of the Glodok Petak Sembilan Chinatown as Chinese cultural tourism in Jakarta. The positive impact is that the presence of tourists is able to enliven the area and make the area better known by the wider community and help the economy of the business community surrounding the area. However, the negative impact found was a traffic jam or lack of traffic order. With the high interest of tourist arrivals, the parking facilities provided are inadequate with existing tourists, this is also one of the causes of lack of orderly traffic in this region.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA TARIK WISATAWAN UNTUK MENGUNJUNGI CURUG CIGENTIS KECAMATAN TEGALWARU KABUPATEN KARAWANG Rianto Rianto; Prayogo Susanto
Bogor Hospitality Journal Vol 4 No 1 (2020): Bogor Hospitality Journal
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Pariwisata Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55882/bhj.v4i1.60

Abstract

The purpose of this study was to determine what factors influence the decision to visit tourist destinations, especially Curug Cigentis, which is one of the tourist destinations in the Karawang Regency area, which includes factors from the aspect of tourist attraction (market share, attractions, infrastructure, accessibility, facilities and infrastructure). tourism services and institutional elements). Tourist attraction is everything with uniqueness and high value, which is the basis for tourists to come to a certain area. This research is expected to be able to provide information for the management of Curug Cigentis about tourist attraction factors, so that it can be implemented in determining the strategy that must be determined by the manager of Curug Cigentis to increase tourist attraction. Data was collected through documentation and questionnaire methods (questionnaire). The sample in this study were 100 people who had visited Curug Cigentis. In this study, the authors use non-probability sampling with the sampling technique used is incidental sampling, which is a technique for determining the sample based on chance and is suitable as a data source.