Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DENGAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN karyadi -; Ketrin Touwely; Astuti Tuharea
GLOBAL HEALTH SCIENCE Vol 1, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Communication and Social Dinamics (CSD)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.786 KB) | DOI: 10.33846/ghs.v1i1.4

Abstract

Etika merupakan pengetahuan moral dan susila, falsafah hidup, kekuatan moral, sistem nilai, kesepakatan, serta himpunan hal-hal yang diwajibkan, larangan untuk suatu kelompok/masyarakat dan bukan merupakan hukum atau undang-undang. Etika merupakan ilmu tentang moral sedangkan moral satu kesatuan nilai yang dipakai manusia sebagai dasar perilakunya. Maka etika keperawatan (nursing ethics) merupakan bentuk ekspresi bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan diatur dalam kode etik keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan perawat dengan penerapan prinsip-prinsip etika keperawatan. Populasi penelitian cross sectional ini seluruh perawat yang bekerja pada puskesmas Waimital Kabupaten Seram Bagian Barat, dengan besar populasi 16 orang, dan seluruh anggota menjadi subyek penelitian (total sampling). Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner. Selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan uji regresi linier sederhana. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan perawat dengan penerapan prinsip-prinsip etika keperawatan Kata kunci: etika keperawatan, tingkat pendidikan
ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) PADA IKAN DI KECAMATAN TELUK KAIELY KABUPATEN BURU MENGGUNAKAN METODE MERCURY ANALYZER Aulia Debby Pelu; Astuti Tuharea; Nur Hardianti.Walalayo
Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2022): Maret: Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jrik.v2i1.1272

Abstract

Penambangan yang dilakukan di Indonesia adalah penambangan emas skala kecil, yang sering disebut dengan istilah PETI (Penambangan Emas Tanpa Izin). Kegitan ini biasanya menggunakan metode amalgasi dengan merkuri (Hg) untuk mendapatkan biji emas. .Merkuri (Hg) merupakan salah satu unsur yang paling beracun dari logam berat yang ada dan apabila terpapar pada konsentrasi yang tinggi maka mengakibatkan kerusakan otak secara permanen dan kerusakan ginjal. Di dalam air, logam merkuri dapat mengalami biotransformasi menjadi senyawa organik metil merkuri atau fenil merkuri akibat proses dekomposisi oleh bakteri. Senyawa organic tersebut diserap oleh jasa renik yang akan masuk dalam rantai makanan. Ini akhirnya tejadi akumulasi dan biomagnifikasi merkuri dalam tubuh biota laut seperti ikan, udang dan kerang yang pada akhirnya masuk kedalam tubuh manusia yang mengkonsumsinya. Penelitian ini menggunakan metode Mercury Analyzer yang dilakukan pada sampel ikan yang berbeda pada titik pengambilan yang berbeda pula untuk melihat ada tidaknya pencemaran merkuri di lingkungan pertambangan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Teluk Kaiely Kabupaten Buru. Hasil penelitian ini menujukan bahwa 2 dari 3 sampel dinyatakan terkandung merkuri dengan kadar pada sampel di Kaiely ikan Kerong – Kerong (Terapon jarbua F.) sebesar 0,001 mg/L dan sampel di Kaki Air dengan ikan Pilchard Eropa (Sardina Pilchardus) sebesar 0,0003 mg/L. Sampel di Seith ikan Layang Biru (Decapterus macarellus) sebesar 0,00 mg/L atau tidak terdeteksi merkuri. Hasil ini menunjukan bahwa ikan masih layak dikonsumsi manusia karena dibawah baku mutu batas kandungan merkuri pada ikan yang dikonsumsi manusia yaitu sebesar 0,5 mg/kg