Nuswardhani Nuswardhani
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TANGGUNG JAWAB HUKUM DINAS PERDAGANGAN KOTA SURAKARTA DAN TENAGA KERJA DENGAN PERJANJIAN KERJA (TKPK) DALAM SISTEM KONTRAK Nada Ferika Trihandayani; Nuswardhani Nuswardhani
Kertha Semaya : Journal Ilmu Hukum Vol 10 No 4 (2022)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.126 KB) | DOI: 10.24843/KS.2022.v10.i04.p13

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui proses perjanjian kerja antara Dinas Perdagangan Kota Surakarta dan Tenaga Kerja dengan Perjanjian Kerja (TKPK) dalam sistem kontrak, mengetahui konstruksi peraturan serta hak dan kewajiban para pihak, juga mengetahui tanggung jawab hukum apabila salah satu pihak melakukan kesalahan. Metode pendekatan yang penulis gunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah metode pendekatan normatif. Hasil studi menunjukkan bahwa dalam proses perjanjian kerja antara Dinas Perdagangan Kota Surakarta dan TKPK dalam sistem kontrak diawali dengan pemenuhan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 37 Tahun 2021 tentang Pedoman Pengadaan Jasa Tenaga Kerja dengan Perjanjian Kerja di Lingkungan Pemerintah Kota Surakarta, syarat administrasi maupun syarat hukum. Perjanjian kerja dibuat secara sepihak oleh dinas perdagangan dan sebagai bentuk persetujuan pihak TKPK dapat menandatangani surat perjanjian kerja bermaterai cukup artinya, terjadi kesepakatan untuk mengikatkan diri dan tercipta hubungan hukum untuk melakukan hak dan kewajiban. Pelaksanaan hak dan kewajiban harus sesuai dengan peraturan yang berlaku maupun surat perjanjian kerja, jika salah satu pihak tidak memenuhi hak dan kewajiban maka dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan wanprestasi, sedangkan jika salah satu pihak tidak menaati peraturan maka dapat dipertanggungjawabkan dengan perbuatan melawan hukum. Pertanggungjawaban hukum tersebut baru dapat dilakukan setelah para pihak mengupayakan penyelesaian melalui musyawarah maupun bipartit dan tripartit tetapi tidak mencapai kesepakatan. The purpose of this study was to determine the process of working agreement between the Surakarta City Trade Office and Manpower with a Work Agreement (TKPK) in the contract system, to know the construction of regulations and the rights and obligations of the parties, also to know the legal responsibility if one of the parties made a mistake. The approach method that the author uses in the preparation of this research is the normative approach method. The results of the study show that in the process of working agreements between the Surakarta City Trade Office and TKPK in the contract system, it begins with the fulfillment of Surakarta Mayor Regulation Number 37 of 2021 concerning Guidelines for Procurement of Manpower Services with Work Agreements within the Surakarta City Government, administrative requirements and legal requirements. The work agreement was made unilaterally by the trade office and as a form of agreement the TKPK could sign a work agreement with sufficient stamp duty, an agreement was made to bind oneself and a legal relationship was created to carry out rights and obligations. The implementation of rights and obligations must be in accordance with applicable regulations and work agreements, if one party does not fulfill the rights and obligations, it can be accounted for based on default, while if one party does not comply with the regulations, it can be accounted for by unlawful acts. The legal responsibility can only be carried out after the parties seek a settlement through deliberation or bipartite and tripartite but do not reach an agreement.
ASPEK HUKUM ANTARA JUAL BELI, SEWA MENYEWA DAN BELI SEWA DALAM LALU LINTAS PERDAGANGAN Nuswardhani Nuswardhani
Legal Standing : Jurnal Ilmu Hukum Vol 4, No 2 (2020): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/ls.v4i2.3237

Abstract

Jual beli termasuk dalam kelompok perjanjian bernama nominant karena jual beli telah diaturdalam undang-undang hukum perdata. sewa beli dimulai dalam lintas perdagangandimasyarakat untuk menampung persoalan bagaimana caranya memberikan jalan keluarkepada masyarakat yang ingin membeli barang namun tidak bisa dibeli secara kontan/tunai.Pihak penjual menghadapi banyak permintaan dari masyarakat bahwa barang-barang tersebutdapat dibeli dengan cara mengangsur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahyuridis normatif. sewa menyewa merupakan hubungan hukum antara kedua pihak yangmenimbulkan hak dan kewajiban, hak dan kewajiban ini harus dipenuhi oleh kedua pihak yaitupihak yang menyewakan dan pihak penyewa hak dari pihak yang menyewakan merupakankewajiban dari si penyewa, sedangkan hak penyewa merupakan kewajiban dari pihak yangmenyewakan.
Aspek Hukum Dalam Pelaksanaan Pengiriman Barang Nuswardhani Nuswardhani; Wafda Vivid Izziyana
Jurnal Justiciabelen Vol 4 No 1 (2021): Justiciabelen
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/justiciabelen.v4i1.2766

Abstract

kemajuan teknologi khususnya di era E-Commerce, saat ini sangatlah berkembang pesat. Pengangkutan adalah mengangkut, membawa barang dari satu tempat pemuatan sampai ketempat tujuan yang akan dituju oleh pengangkut. Sedangkan perjanjian adalah suatu peristiwa/perbuatan hukum dimana seorang mengikatkan dirinya kepada orang lain untuk mengikatkan suatu hal (pasal 1313 KUH perdata).Maka dari itu perjanjian pengangkutan adalah suatu peristiwa dimana pengangkut dengan pengirim telah mengikat untuk melakukan pengiriman barang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif. aspek hukum Pengiriman barang dilaksanakan dengan melalui perjanjian antara pengangkut dan pengirim. Sebelum melakukan perjanjian pengiriman barang pengangkut dan pengirim harus memenuhi syarat sahnya perjanjian yang terdapat dalam pasal 1320 KUH Perdata yaitu : kesepakatan, kecakapan, hal tertentu, suatu sebab yang halal. pengirim tidak bisa merubah isi perjanjiannya beserta ketentuan-ketentuan dalam pengiriman barang yang telah dibuat oleh pengangkut. pengirim hanya dapat membaca, memahami isi ketentuan dalam perjanjian pengiriman barang. perjanjian pengiriman barang tersebut memberlakukan asas konsensualisme dimana setelah terjadi kesepakatan antara pengirim dan pengangkut maka pada saat itulah barang dapat dikirim ke tempat tujuan dengan selamat. terjadilah hubungan hukum antara pengirim dan pengangkut yang menimbulkan hak dan kewajiban secara timbal balik. kewajiban tersebut harus dipenuhi oleh kedua pihak secara timbal balik Jika ada salah satu pihak melakukan kesalahan dan kesalahan tersebut yang diakibatkan karena tidak dipenuhinya kewajiban sesuai dengan perjanjian maka ia harus bertanggung jawab berdasarkan wan prestasi dan jika ada salah satu pihak yang tidak mentaati peraturan yang berlaku dalam pengiriman barang maka ia dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan perbuatan melawan hukum. penyelesaiannya jika salah satu pihak melakukan kesalahan, maka pihak yang bersangkutan harus mengganti kerugian sesuai dengan kesepakatan.